PART TWElFTH

16.8K 1.1K 74
                                    

Teman-teman maaf kali ini partnya pendek dan aku updatenya telat.

Maaf maaf maaf.. 😣😣

Dan terima kasih banyak yang sudah vote dan komen part sebelumnya 😊😊

Terima kasih banyak 😊😊

Sekian dulu dari saya 😁

Silakan membacaaa....

Pagi ini Rika terbangun dengan kepala sedikit pusing dan berat. Dengan langkah gontai diapun bangkit dari kasurnya dan melangkah ke kamar mandi.

Dikamar mandi dia basuh wajahnya dan mulai menggosok gigi. Seraya menggosok gigi diapun memandang pantulan dirinya di depan cermin.

Entah kenapa dia merasa gelisah hari ini. Dan dia berharap dia tidak akan mengalami mual separah semalam. Sebab, dia tidak mau merepotkan Deron seperti semalam. Dia tidak enak merepotkan pria itu lagi.

Selesai dari kamar mandi, diapun berganti pakaian dengan pakaian rumahan biasa dan mulai menyisir rambutnya yang agak berantakan. Dan saat dirinya sedang bersisir, tiba-tiba pintu kamarnya di ketuk dengan kuat diiringi suara cempreng khas adik iparnya.

"Kaaakk! Kak Rika bangunnn! Udah pagi, nih!" teriak Diara dari luar membuat Rika sedikit terkejut.

"I..iya. Kakak sudah bangun, kok." Sahutnya sambil menpercepat sisirannya. Selesai bersisir Rika pun melangkah ke pintu dan membuka pintu tersebut.

"A..ada apa dik?" tanyanya.

"Kak sudah pagi. Ayo sarapan." sahut Diara dengan semangat. Dan tanpa menunggu jawaban Rika, gadis itu pun langsung menarik tangan kakak iparnya tersebut menuju ruang makan.

"Selamat pagi semuaaa!" sapa Diara dengan riang saat sudah tiba di ruang makan. Disana sudah ada bi Sani yang sedang menyiapkan sarapan dan Deron yang sibuk dengan ponselnya. Mendengar sahutan tersebut, bi Sani pun membalas dengan tersenyum sedangkan Deron hanya menoleh sekilas lalu kembali fokus dengan ponselnya.

Entah memang benar atau perasaan Rika saja, saat Deron menyadari kedatangan dirinya, pria itu sepertinya memasang wajah tidak suka.

Apakah pria itu marah pada Rika? Tapi apa alasannya?

Tidak mau berpikir yang aneh-aneh, Rika pun dengan cepat menggelengkan kepalanya dan duduk disebrang Deron.

"Bi, ayo makan bersama." ajak Diara kepada bi Sani yang ingin melangkah ke dapur.

"Ah, tidak usah, non. Bibi makan belakangan saja." tolak bi Sani dengan halus.

"Ayolah, bi.... Kan kita sudah jarang makan bersama. Mood-ku sedang baik lho, bi. Jangan buat mood-ku jadi jelek karena bibi menolak permohonanku." ucap Diara cemberut seraya menggembungkan pipinya.

Melihat kelakuan kekanakan nona mudanya tersebut, bi Sani pun tertawa kecil lalu ikut duduk di meja makan yang besar itu.

"Nah, gitu dong bi." seru Diara dengan senyum mengembang membuat bi Sani geleng-geleng kepala seraya tersenyum. Melihat itu, Rika pun ikut tersenyum lembut. Dia bersyukur dapat menikmati kebersamaan dalam keluarga kecil itu walaupun mungkin hanya sebentar.

Selesai berdoa, mereka pun memulai ritual sarapan mereka. Saat Rika ingin mengambil mie instan goreng yang ada di depannya, Diara tiba-tiba menahan tangannya.

"Ck.. Ck.. Ck.. Kak Rika.... Wanita yang sedang hamil itu seharusnya makan makanan yang bergizi, bukan makan makanan instan yang begini." tegur Diara sambil menunjuk semangkok mie instan itu.

Not Know WhoWhere stories live. Discover now