PART TWENTY SEVEN

6.1K 307 22
                                    

Hello Everbody...!
It's been a long time, right?

I miss U So much!!

And please forgive me because not post new chap for a long time.

Gomenasai~

And Here a new Chapter! Hope u like it 😌💕
.
.
.
.
.

So Deron menghela napas berat. Wajahnya kembali pucat karena dia memang belum pulih tetap. Dia pun melangkah ke lantai dua tempat gadis itu berada. Bagaimana pun dia harus minta maaf karena dialah yang salah.

***

"Rika.." panggil Deron saat sudah masuk ke kamar mereka.

Melihat Rika tidak ada disana, Deron pun yakin gadis itu pasti berada di kamar sebelah.

Dirinya pun segera keluar dan mencoba masuk ke kamar gadis itu.

Tok tok tok

"Rika.. Ini aku. Buka pintunya Rika." panggil Deron seraya mengetuk pintu.

Kriieett...

Pintu pun terbuka menampilkan Rika yang saat ini menunduk dihadapan Deron.

"Ma..maaf kak.. Aku tidak bisa mematuhi perintah kakak yang itu." ucap gadis itu dengan suara gemetar.

Deron pun menangkup kedua pipi gadis itu dan mengangkat wajah gadis itu menghadap wajahnya.

Dia hapus perlahan air mata yang memenuhi pipi gadis itu dan menatap gadis itu dengan perasaan sedih dan bersalah.

Padahal dia sudah berjanji untuk tidak akan membuat gadis itu menangis lagi, namun lihat kenyataannya. Baru sehari saja dia bahkan sudah membuat gadis itu banjir dengan air mata.

Seraya memeluk tubuh kecil gadis itu, Deron pun meminta maaf. Meminta maaf atas semua kesalahan yang dia perbuat walaupun dia tahu kata maaf tidaklah cukup.

Rika yang awalnya terkejut menerima pelukan suaminya itu sedetik kemudian kembali menangis. Dia balas pelukan pria itu dengan kuat dan menenggelamkan tangisnya di dalam dada bidang pria itu.

"Maafkan aku..." lirih Deron semakin memperdalam pelukannya. "Yang salah adalah aku..."

Didalam pelukan pria itu Rika menggeleng pelan seraya memperdalam pelukannya.

Mungkin awal pernikahan memanglah sulit. Banyak kesalahpahaman yang terjadi dan ketidakselarasan yang sering sekali membuat perkelahian. Namun, asalkan kita sabar dan mencoba memahami pasangan kita masing-masing, pasti kerikil kecil itu akan mudah untuk dilewati. Dan kedua insan ini percaya mereka pasti dapat melalui semua rintangan itu.

***

"Tuan, tuan dari mana saja?" tanya bi Sani khawatir segera menghampiri Deron yang sedang membaca koran diruang utama.

"Semalaman bibi mencari tuan karena tidak ada di rumah sakit. Bibi sangat khawatir." sahut bi Sani kembali dengan wajah yang penuh kekhawatiran.

Mendengar kekhawatiran yang tulus dari wanita renta itu, Deron pun tersenyum tipis.

"Aku tidak apa-apa kok, bi. Bibi tidak usah khawatir." ucapnya.

"Tuan, tapi wajah tuan masih pucat. Kenapa tiba-tiba keluar dari rumah sakit tuan? Pihak rumah sakit bahkan kebingungan."

"Maaf, bi. Aku hanya ingin menjemput Rika." balas Deron.

Mendengarnya membuat bi Sani terkejut.

Not Know WhoWhere stories live. Discover now