Part Three

20.9K 1.1K 17
                                    

Sebulan ini kegundahan menyelimuti hati Rika. Sudah sebulan ini dia berharap bisa bertemu lagi dengan pria tampan yang memakai setelas jas hitam sebulan yang lalu itu.

Namun, entah kenapa pria itu tidak pernah lagi menunjukkan batang hidungnya. Dirinya seakan-akan hilang ditelan bumi.

"Kemana pria itu?" batinnya.

"Ka. Ka.." panggil Clara berulang-ulang. Namun, gadis disampingnya itu tetap juga tidak menyahut. Sedikit kesal diapun mencondongkan kepalanya ke telinga Rika dan berteriak keras.

"KA!!!" tersentak kaget, Rika yang terkejut pun menjatuhkan buku di tangannya lalu menatap Clara bingung.

"Kamu kenapa sih? Sebulan ini melamun terus. Melamun... terus. Mikirin apaan sih? " tanya Clara memandang Rika bingung.

"Tidak ada apa-apa kok." balas Rika seraya mengambil buku yang dia jatuhkan tadi dan menyusunnya ke rak.

"Jangan bohong deh. Ketara banget kamu lagi mikirin cowok." sergah Clara to the point membuat Rika seketika mematung dan wajahnya bersemu merah.

Sadar akan ekspresi Rika yang terlalu kentara, Clara pun tersenyum jahil dan mencolek pipi Rika dengan gemas.

"Cieeee ada yang jatuh cinta, nih." godanya.

"Eng-enggak kok. Enggak ada." balas Rika cepat membela diri. Namun bukannya percaya, senyum jahil Clara pun makin merekah.

"Jangan bohong deh. Ketara banget. Siapa sih? Kasih tahu dong." goda Clara lagi sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Enggak ada, kok." tolak Rika lagi.

"Jangan bohong. Kasih tahu dong." rengek Clara akhirnya.

Ingin Rika menjawab lagi. Namun, tiba-tiba kepalanya terasa pusing dan perutnya sangat mual. Dengan cepat diapun berlari kekamar mandi diikuti Clara yang bingung sekaligus khawatir.

"Hoek.... Hoek..."

"Rika kamu kenapa, sih?" tanya Clara khawatir sambil mengelus pundak Rika yang sedang menunduk diatas wastafel. "Kamu sakit, nih. Ayo kerumah sakit." lanjutnya lagi.

"Tidak Cla.. Aku tidak apa-apa." lirih Rika lemah. Sedetik kemudian dia muntah lagi. Namun, bukan sisa makananlah yang keluar melainkan hanya cairan bening yang membuat jantungnya berdegub kencang dan wajahnya langsung pucat pasi.

Jangan bilang aku...?

***

Disinilah Rika dengan tubuh gemetar. Setelah kejadian muntah tadi, Clara dengan baik hati mempermisikannya kepada Reinhard. Beruntung bosnya yang sedang damai hatinya itu memberinya izin pulang.

Saat ini dirumahnya, Rika tengah menunggu hasil. Menunggu hasil test pack yang sedang dia rendam kedalam air seninya.

Saat pulang tadi, tidak sengaja dia melewati apotek. Dengan cemas dan ragu diapun membeli satu test pack kehamilan. Dia ingin memastikan bahwa dirinya hanya masuk angin dan tidak... Ah, sudahlah. Rika pusing memikirkannya.

Lima menit berlalu. Dengan hati cemas dan tangan gemetar dia angkat test pack itu dan melihat hasilnya.

Dan hasilnya adalah...

Dua garis merah yang terpampang jelas disana.

Dia positif.

Dia hamil.

Tubuhnya semakin gemetar hebat melihat dua garis yang tertera di test pack itu. Seakan-akan berat benda kecil itu naik berkali-kali lipat, tangan gemetar Rika pun tidak sanggup lagi mengangkatnya membuat benda kecil itu jatuh dan pecah berserakan dilantai.

Not Know WhoWhere stories live. Discover now