PART TWENTY

10.6K 765 56
                                    

Tes tes 1 2, 1 2...

Hai... Aku kembali lagi.
Sudah berapa lamakah aku nggak update?

Oh my hampir sebulan mungkin 😱

Maapkeun. 🙇

Aku sebenarnya udah stuck banget sama cerita ini 😂

But, aku bakal tetap lanjut sampai cerita ini tamat. Mungkin tamatnya cerita ini adalah pencapaian terbesar author di dunia orenji ini. Wkwkkwkwk

So, sampai hari itu tiba author harap teman-teman masih setia dukung author yaww. Dukungan kalian sangat berarti buat aku (╥╯﹏╰╥)ง

Oh iya sampai lupa. Author mengucapkan selamat menunaikan Ibadah Puasa bagi yang menjalankan~

Awas jangan sampai bolong loh, biar pahalanya full 👍👍

Okelah itu aja

Happy reading~

Rika mulai menyusun baju-bajunya kedalam koper. Dia sudah berinisiatif akan keluar dari rumah itu besok subuh.

Dia lihat pakaian yang dia pegang dan juga yang sudah tersusun rapi di koper. Dia berpikir, apakah dia berhak membawa itu semua sedangkan baju-baju tersebut adalah barang-barang yang dibeli oleh pria itu?

Tapi bagaimana pun hanya itulah yang ia miliki. Anggap saja itu semua adalah kenangan dari pria itu selain cincin berlian yang saat ini melingkar indah di jari manis kanannya.

Setelah menyusun semua barangnya, Rika pun mulai mengambil ponselnya dan menghubungi sahabatnya, Clara.

"Halo.. Cla." sahutnya

"Halo Rika. Ada apa?" tanya Clara di sebrang sana.

"Cla, bolehkah aku menginap beberapa hari dirumahmu?" ucapnya dengan suara serak.

Dapat Rika dengar Clara terdiam beberapa detik disebrang sana sampai kemudian gadis itu kembali berbicara.

"Pasti Ka. Kapan pun kau boleh tinggal disini." jawab Clara. "Kapan kau akan datang?"

"Besok subuh, Cla. Sekitar jam 3 pagi."
"Aku akan jemput besok."

"Tidak usah, Cla. Aku akan datang sendiri saja besok."

"Tapi kan.." ucap Clara disebrang sana dengan nada tidak enak.

"Tidak apa Cla. Aku akan baik-baik saja. Kalo begitu aku tutup telponnya dulu ya." izin Rika.

Setelah menutup telepon, Rika pun mulai berbaring. Dia tatap langit-langit kamar dengan air mata yang mulai mengalir.

Hari ini adalah hari terakhir dia tinggal dirumah itu dan itu berarti hari ini adalah hari terakhir dia dapat berjumpa dengan Deron. Walaupun mungkin diluar sana mereka akan bertemu, namun status mereka tidak akan sama lagi. Rika dan pria itu tidak akan ada ikatan apa-apa lagi.

"Hiks... Hiks..." Rika mulai senggugukan seraya mengelus perutnya.

Entah mengapa rasanya sakit sekali harus berpisah dengan pria itu.

Rika pun menyisipkan surat di balik bantalnya. Surat perpisahan untuk Deron, bi Sani dan juga Diara.

"Selamat tinggal kak Deron, ibu, Diara." lirihnya seraya menangis.

***

"Rika..." sambut Clara dengan tatapan sedih seraya memeluk sahabatnya tersebut. "Tidak apa-apa Rika, semua akan baik-baik saja." lanjutnya lalu menuntun sahabatnya itu kerumahnya.

Not Know WhoWhere stories live. Discover now