2

931 32 0
                                    

Terlihat beberapa staff kantor berlalu lalang masuk ke ruang besar yang terdapat CEO muda tampan, tegas , kokoh namun dingin.

Sudah untuk keberapa kalinya para staffnya keluar masuk pintu besar berwarna coklat tua itu.
Bahkan sekretarisnya , nyaris terbahak melihat atasan yang merupakan sahabatnya sendiri ini membuat beberapa orang kelimpungan.

" Sudahlah Ben.. kau terlalu memforsir tenaga dan pikiran karyawan lain.. hasil yang mereka berikan pada mu sesuai dengan data yang ku berikan pada mu. " ucap Fiko frustasi sendiri melihat staff lain mondar mandir dalam ruangan ini.

" Setidaknya aku dapat melihat pekerjaan yang mereka lakukan dengan benar atau tidak. " balas Ben dingin.

Benedictus Robert , CEO muda tampan yang terkenal angkuh ini merupakan orang berpengaruh dalam dunia bisnis.
Namun sayang , keangkuhannya hanya diperlihatkan pada staff kantor dan klien klien nya.

Dan disatu sisi , Ben juga memiliki sikap dingin terhadap makhluk berjenis wanita.
Menutup diri dari berbagai wanita yang silih berganti bermanja dan tebar pesona padanya , tak mempengaruhi benteng kokoh yang Ben bangun.

Semenjak penghianatan yang diterimanya 4 tahun lalu. Ben benar benar trauma dan menutup diri. Seakan Ben tak ingin tersentuh bahkan menyentuh setiap wanita yang dengan senang hati menyerahkan dirinya.

" Oke oke , tapi setidaknya kau bisa menghargai tenaga mereka Ben. "

" ya , itu yang sedang ku lakukan, Fik. "

Keadaan ruangan besar ini kembali hening saat Fiko kembali ke ruangannya, yang berada dibalik pintu besar ruangan Ben.

Fiko adalah sahabatnya. Dan karena Fiko adalah sahabatnya, dengan senang hati mengangkat Fiko sebagai sekretaris hingga assisten pribadinya. Fiko yang mengambil alih jadwal kesehariannya.
Ben mempercayakan segala keperluan penting tentang pekerjaan bahkan kepribadiannya.

Mereka bersahabat sejak mereka lahir. Hanya berbeda 2 hari mereka dilahirkan oleh wanita wanita hebat itu. Bahkan Ben juga Fiko memperlakukan ibunya bagaikan Berlian.
Meski Ben lebih tua 2hari , tak mengurangi rasa sungkannya pada Fiko tentang kepribadiannya.

Hingga kejadian naas yang Ben alami 4 tahun silam pun , Fiko mengetahuinya.
Begitu pula dengan Fiko , kepribadiannya pun diketahui luar dalam oleh Ben. Tak ada satupun yang ditutup tutupi dari mereka berdua.

Tokk Tokk Tokk !!

Ketukan pintu membuyarkan lamunan Ben sesaat mengingat persahabatan Ben dengan Fiko hingga penghianatan yang dialaminya.

" masuk !! "

" hai Bennnn.... !!!" sapa seorang wanita hampir berteriak begitu masuk kedalam ruang besar Ben.

Ben berdiri dan ikut menghampiri wanita itu.

" Hai Calista ! apa yang kau lakukan disini, huhh?? " tanya Ben memeluk Calista. Adik kecilnya yang teramat disayangnya selain ibunya.

" Memang tak boleh kalo Calista mengunjungi kakak tercinta nya kekantor?? aku bahkan jauh jauh dari bandara langsung kesini !! " gerutu Calista

" Aku tidak berkata kalo tidak boleh ya.. itu perlu kau garis besarkan kata kata ku ! " tegas Ben

" Huhh !! kenapa kau serius sekali sih kak !! "

Ben tertawa hambar.

" Kenapa tidak meminta ku menjemputmu di bandara ? aku bisa menjemput mu tadi. "

" Tak apa.. aku hanya sedang ingin mampir ke butik sahabat lama ku. Sudah lama sekali aku tidak bertemu dengannya. Bahkan dia sekarang terlihat lebih sukses dan cantik sekarang, kak.. "

" Oh yaa?? sahabat mu yang mana? kau tak pernah ahh bukan, jarang membicarakan tentang teman teman mu. "

" Hmm.. apa kau mulai tertarik dengan wanita lagi ?? kenapa kau tiba tiba menanyakan tentang siapa teman ku?? "

" Ahh sudahlah.. Kau pulanglah ke rumah. bukannya langsung pulang kerumah malah kelayapan ! " dumel Ben

" yaa aku akan pulang.. tapi aku mau pulang bersama mu Mr.Robert ! "

Ben membuang nafas kasar saat Calista adik satu satunya inivsudah memasang muka datar dan memanggilnya dengan Mr.Robert .

Tanpa Babibu lagi, Ben mengambil jas yang disampirkan dikursi kebesarannya. Lalu melangkah menggandeng tangan Calista layaknya seorang kekasih.
Bahkan Calista memeluk pinggang Ben mesra dengan sebelah tangannya yang bebas dari tas bermerk yang dibawanya.

" Fik , aku pulang dulu.. kalo ada apa apa hubungi aku. Gadis kecil disebelah ku memaksa ku mengantarnya pulang.." ucap Ben saat mampir ke ruangan Fiko.

" Heiii !! Kauu !! jangan mengantar ku pulang kalo kau terpaksa ! lagipula aku tidak memaksa mu mengantar ku !" teriak Calista memecah keheningan ruang kerja Fiko kekasihnya.

" Ya ya ya.. selalu seperti ini.. perdebatan kalian tak akan berhenti kalo aku tidak angkat bicara " sela Fiko saat Ben hampir membalas ucapan adiknya itu.

Ben hanya menarik nafas laku membuangnya kasar. Sedangkan Calista bersedekap tangan didepan dadanya dengan raut wajah masam.

" Bagaimana kau bisa bertahan dengan gadia manja seperti ini sih , Fik?? " tanya Ben pada Fiko dan hanya dibalas Fiko dengan mengangkat bahunya acuh.

" ahh sudahlah, kalian berdua sama saja. !" ucap dingin Ben yang kesal sendiri dengan dua sejoli dihadapannya ini. Ben beranjak dari ruangan Fiko menuju lift.

Fiko dan Calista memang sudah menjalin hubungan sejak masih di bangku kuliah. Fiko adalah senior dikampusnya dulu dengan jurusan yang sama semakin mempererat tali asmara mereka.
Bahkan mereka pun sudah berencana untuk bertunangan beberapa hari lagi dikarenakan jarak hubungan mereka saat ini yang semakin jauh.

Fiko beranggapan jika laki laki di Belanda mungkin lebih tampan darinya. Dan ada kemungkinan untuk Calista berpaling darinya saat di Belanda nanti.

Walaupun hanya tinggal 1 tahun lagi masa kuliah Calista selesai. Tapi itu tidak meredakan rasa cemburu Fiko pada Calista saat melihat postingan foto foto Calista bersama teman temannya.
Karena bisa dibilang temannya di Belanda saat ini lebih banyak pria daripada wanita.

" Tataaa, kamu jangan keseringan debat sama Ben. kasian dia.. Dia sedang banyak pekerjaan. jangan membebani Ben hanya dengan berdebat dengan mu, oke ? " ucap Fiko mengelus lembut pipi Calista dengan sebelah tangannya.

" iyaa, aku cuma kangen aja pengen debat sama Ben.. kan udah lama kita ga debat begini. " kekeh Calista

" ya udah, kamu kejar Ben sekarang. pasti dia sudah menunggu kamu di lobby. "

" kamu ga ikut nganter aku pulang , ko ? "

" aku masih ada kerjaan.. nanti malam aku susulin kerumah ya.. " jawab fiko mengecup kening Calista.

" hmm..baiklah..tapi benar yaa..nanti malam kerumah.. aku kangen kamu koko... "

" iya tata sayang, nanti malam koko kerumah. "

" oke.. see you koko... "

" see you too taaa.."

namun saat Calista hendak berbalik dan beranjak melangkah. tangannya ditahan oleh Fiko. Calista memandang Fiko dengan alis naik sebelah.

Fiko mencium bibir Calista tibatiba. Melumatnya lembut dan menuntut.

" aku merindukan mu sayang.."

Tanpa menjawab, Calista kembali mencium bibir Fiko lebih dulu.Menyalurkan rasa rindu yang telah berbulan bulan tersimpan.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang