1

1.7K 50 0
                                    

Designer muda pertama yang menembus pasaran Asia , Vanessa Almaira Abraham. Sukses menjajari designer designer ternama di Asia. Di usia yang baru menginjak 24tahun , Vannesa mampu mengasah kemampuannya dalam merancang gaun gaun indah yang berada dalam jajaran butik besarnya.

Terlahir dari keluarga sederhana yang terbilang perekonomian menengah. Vanessa mampu menjungkirbalikkan perekonomian keluarganya dengan bakat yang entah terlahir dari siapa. Memiliki kemampuan menggambar dan melukis sepertinya tak didapatinya dari sang ayah ataupun ibunya.

Willy Abraham, ayahnya hanya seorang PNS di salah satu kantor pemerintahan. Dan ibunya , Julia Lestina Abraham hanya seorang ibu rumah tangga yang memiliki sampingan toko kue kecil di depan rumah dua lantai yang saat ini ditinggali keluarga Abraham ini.

Vanessa mampu menyelesaikan masa kuliah designernya hanya dengan 2tahun untuk lulusan Sarjana. Berkat kemampuan otaknya yang cerdas dan bakat menggambarnya yang terbilang fantastis mampu membawa Vanessa untuk mendapatkan beasiswa penuh saat di perguruan tinggi.

" Vanessa , ayo bangun sayang , katanya kamu harus berangkat ke bandung untuk bertemu klien mu.. " ucap ibunya mengusap pucuk kepala anak tertuanya ini.

Vanessa hanya melenguh menarik tangannya ke atas kepala. Mengerjapkan matanya sebentar menyesuaikan cahaya yang masuk lewat jendela yang sudah tak tertutupi gorden.

" Nessa.... ayo lah... jangan menjadi perempuan malas. ini sudah jam 8 pagi sayang.. " ucap ibunya lagi sambil berjalan menghampiri Vanessa yang masih bergelut dibawah selimut tebalnya.

Vanessa memang semalam pulang lebih larut karena harus menyelesaikan design gaun pengantin salah satu kliennya sebelum ia berangkat ke Bandung siang nanti.

" iyaa mama sayangg.... Nessa langsung mandi yaa.. " jawab Vanessa mendudukkan dirinya yang belum terkumpul penuh nyawanya setelah bangun tidur.

" Iya sudah, mama turun ya.. sarapan sudah siap.. selesai mandi langsung sarapan ya.. mama mau ke toko dulu sebentar.. " balas ibunya sambil berjalan keluar kamar Vanessa.

Vanessa hanya menganggukan kepala sebagai jawaban hingga tak lagi terlihat ibunya diambang pintu.
Vanessa bergegas masuk kamar mandinya dan membersihkan diri.

Usai mandi dan sarapan , Vanessa kembali  ke kamarnya untuk menyiapkan segala keperluannya ke Bandung untuk 3hari ke depan.

Selesai dengan persiapannya, Vanessa pun beranjak untuk menemui ibunya yang sedang berada di toko kuenya. Namun langkahnya terhenti saat dirasa ponselnya bergetar didalam kantung celananya.

" Maav bu mengganggu pagi pagi..tapi ada sedikit kendala di butik. Pelanggan ibu meminta bertemu langsung dengan ibu. "

Tanpa membalas pesan singkat dari Vina assisten pribadinya , Vanessa bergegas mengambil barang barang keperluannya untuk ke Bandung lalu turun menemuu ibunya.

" Maaa... Nessa ke butik dulu yaa..barusan Vina bilang ada sedikit kendala disana. " ujar Vanessa menyalami tangan seraya mencium pipi kanan kiri ibunya berniat berpamitan.

" Kok malah jadi buru buru kamu Nessa.." balas ibunya bingung.

" Iya maa.. nanti Nessa kabarin lagi ya.."

" Ya sudah kamu hati hati ya..jangan ngebut.. ehh tunggu.. kamu berangkat dari butik ke Bandungnya?? "

" Kemungkinan sih maa.. " cengir Vanessa

" Iya sudah kalo gitu..nanti mama bilang ke papa kalo kamu berangkat dari butik.. "

" Oke oke mama sayang , lope lope dahh " pamit Vanessa mencium pipi ibunya lagi.

" Dasar anak muda... " kekeh ibunya saat Vanessa sudah berjalan menuju mobilnya.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Vanessa menembus jalan ke Butik. Sepanjang jalan terlihat sedikit lengah dan itu mempermudah Vanessa untuk segera sampai di butik.

" Ada apa Vina?? " tanya Vanessa saat tiba di butik dan mendapati Vina sedang berdiri menghadap seorang wanita yang mungkin berkisar 27-30 tahunan dari belakang punggung wanita tersebut.

Vanessa rupanya merasa tak asing dengan tampilan wanita yang berada didepannya.
Sekilas Vanessa mengira wanita didepannya ini adalah Calista. Sahabatnya sejak duduk dibangku SMP , namun semenjak Calista melanjutkan S2 bisnis di Belanda, Vanessa tak lagi bertemu. Hanya bertukar pesan , email atau skype.

" Maav , ada yang bisa saya bantu nona? " tanya Vanessa sopan. Tapi wanita itu tak bergeming dan terus meneliti gaun pesta yang ada dihadapannya.

" Adakah yang kurang atau berlebih dengan hasil gaun yang anda pesan nona?? " tanya Vanessa lagi. Namun wanita didepannya masih tetap tak acuh dengan pertanyaan Vanessa.

" Saya suka gaun ini..tapi saya rasa pernak pernik dibagian lehernya terlihat mengganggu keeleganan gaun ini." jawab wanita ini datar dan masih tetap setia dengan posisinya.

" Baiklah , nanti akan segera saya benarkan kembali detail gaun ini sesuai keinginan anda nona.." timpal Vanessa cepat tapi sopan.

Vanessa hanya melihat wanita di depannya ini mengangguk sekilas.

" Anda seharusnya lebih teliti lagi dengan merancang gaun yang saya pesan. Karena saya sangat menggilai gaun yang mampu membuat saya terlihat elegan dan angkuh. " ucap wanita itu dingin

" Maavkan saya nona.. " sesal Vanessa sedikit menunduk merasa kali ini telah gagal memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.

" Tak apa, ini akan saya gunakan lusa depan.. Masih ada waktu esok untuk anda memperbaiki ini, Vanessa. " ucap wanita itu lagi sambil menunjukan cengiran khasnya ke Vanessa. Dan wanita ini pun tak merasa bersalah telah mengerjai Vanessa.

" Calistaaaaa !!!! Kauuu.. !!!! " teriak Vanessa tak percaya dengan apa yang dilihatnya ini.

Calista hanya tertawa terbahak melihat wajah merah padam Vanessa. Ya Calista lah yang memesan gaun pesta pada Vanessa. Sahabat lama yang kini berdiri dihadapan Vanessa.

" Aku hampir mati kaget melihat mu didepan ku sekarang Caa. " ungkap Vanessa tak percaya dan memeluk erat Caca.

Caca adalah panggilan sayang Vanessa pada Vanessa. Dan Calista pun memiliki panggilan sayang untuk Vanessa juga, yaitu Nenes.

Mereka kembali berpelukan saat sudah berada didalam ruang kerja Vanessa. Bertukar cerita tentang kedatangan Calista hingga pemberitahuan kepergian Vanessa ke Bandung siang nanti.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang