0.15 [REVISI]

4K 264 3
                                    

-Revision Done-

Waktu sebulan itu singkat. Lihatlah sekarang, Venus dan murid kelas 12 lainnya disibukkan dengan Ujian Nasional yang menguras pikiran. Ditambah dengan kehadiran Satria beserta keluarga kecilnya yang memuakkan, benar-benar membuat kepala Venus ingin meledak.

Kalau sikap Karina dan Satria sungguh sopan kepadanya tapi tidak dengan Venus. Venus memilih sikap dingin dan acuh terhadap dua orang itu. Berkali-kali teguran dari Adrian menghampirinya, tapi jika hati saja masih kesal mau diapain lagi?

Lulus Ujian Nasional dengan nilai yang sangat memuaskan sudah menjadi kebanggan bagi diri Venus sendiri. Ditambah dengan lulusnya dia di fakultas Kedokteran di salah satu Universitas swasta di Jogja, mungkin Venus akan mengambil spesialis anak? Seperti yang Galih sarankan.

Melihat kebahagian terpancar di wajah para sahabatnya pun membuat semuanya tampak sempurna.

Silvi lebih memilih masuk di jurusan Desaigner.

Kejora yang memilih masuk di Kedokteran dan mengambil spesialis kejiwaan.

Mars?

Ah, orang itu. Venus bahkan masih ragu sama perasaannya. Dia memilih jurusan Arsitektur.

Dan mereka bertiga diterima di satu Universitas, jadi hanya Venus yang pergi merantau?

"Aduh si neng cantik bengong aja?" goda Mars yang kini sudah duduk di depan Venus, diikuti dengan Kejora dan Silvi.

"Ve, lu itu masuk mana sih? Lu gak bareng kita?" tanya Silvi yang hanya dijawab dengan seulas senyum tipis dari Venus.

"Masuk mana, Ve?" tanya Kejora yang semakin penasaran.

"Ah, kepo aja lu pada, awas cepet mati." Ledek Venus yang segera mendapatkan toyoran dari sahabatnya itu.

"Eh, gua mau nanya deh, kenapa sih sekolahan ngebatalin Prom Night? Emang ada kejadian apa?" tanya Mars.

"Kakak kelas tahun kemaren ada yang mati dibunuh pas Prom Night." Cetus Venus.

"Hah?"

"Dibunuh, mati, tepar, dikubur."

"Kok bisa?"

"Mana gua tau! Lu kira gua emaknya? Peduli apa gua,"

"Selo aja dong mba."

Dan mereka menjalin percakapan hangat dengan topik obrolan yang sungguh tidak penting, Ghibahin guru.

"Venus?" panggil Mars.

"Ya?"

"Sampai ketemu besok di malam drama," ucap Mars dengan penuh keyakinan.

***

"Hei, Rapunzel turunkan Rambutmu!" perintah sebuah suara yang menyerupai suara Sang Ibu.

Rapunzel pun menurunkan rambut emasnya yang panjang lagi indah agar seseorang yang dia kira ibunya itu naik ke atas.

Bagi Sang Pangeran, inilah satu-satunya cara agar dia bisa bertemu dengan gadis cantik pujaan hatinya lagi, tidak ada cara lain karena Menara ini begitu tinggi tanpa ada pintu masuknya.

"Oh tidak pangeran, ku mohon pergilah dari sini, ibuku bisa marah jika—

"Dia bukan ibumu Rapunzel. Ikutlah bersamaku, maka kita akan bahagia." Ucap Sang Pangeran dengan sungguh-sungguh.

Rapunzel tidak tahu harus berbuat apa, dia ingin keluar tapi tidak bisa. Ada sihir. Sihir ibunya sangat kuat.

Pangeran pun memegang tangan Rapunzel dengan erat seakan memberikan semangat.

Duh, gusti jaga jantung Mars.

Mereka pun hanyut dalam drama yang dimainkan. Drama diakhiri dengan Pangeran dan Rapunzel yang berhadapan dengan posisi dan jarak yang sangat dekat.

Sungguh, hal itu tidak baik bagi jantung Sang Pangeran ataupun Rapunzel.

Riuh tepuk tangan membanjiri ruangan. Mereka –para pemain drama- membungkukkan badannya kepada para penonton sebagai ucapan terima kasih.

Di Backstage mereka saling berpelukan dan mengucapkan kata selamat. Mereka langsung mendedikasikan kalau ternyata Mars dan Venus itu pasangan yang serasi, hal itu ditanggapi dengan baik bagi Mars tapi tidak untuk Venus yang kelihatan salah tingkah.

"Santai aja pak mukanya, tegang amat?" ledek Kejora kepada Mars. Kejora tahu bahwa saudara kembarnya ini sedang merencanakan sesuatu.

"Ribet aja lu nek."

Acara demi acara berlangsung. Pesta Drama Musical yang bertema 'The Magical Night' disambut dengan meriah oleh para tamu undangan yang tak lain wali dari siswa itu sendiri.

Venus yang sudah ingin pulang karena capek dibuat jengkel dengan tingkah Mars yang benar-benar memaksanya untuk tetap tinggal beberapa waktu lagi.

"Mars! Gua capek tau. Kalo lu gak mau nganterin yaudah, gua bisa bareng Kak Galih." Keluh Venus.

"Venus, tunggu sini. Sebentar aja, oke?"

Mars pergi entah kemana menyisakan Venus yang benar benah kesal dengan tingkah temannya itu.

"Ekhem, adikkuh sedang berbunga-bunga malam ini ya," ledek Galih yang mana dia ikut Adrian juga Dewi ke acara ini. Jangan ditanya apakah Karina dan Satria ikut atau tidak, karena jawabannya adalah ikut.

"Apasih kak,"

"Siapa, Ve? Namanya? Anak mana? Ganteng tuh, lumayan embat aja,"

"Apasih sok gak kenal, bacot banget," omelnya membuat Galih terkekeh.

"Abis tadi pas adegan peluk-pelukkan, gandengan tangan, sama tatap-tatapan gitu, serius banget, kaya apaya, susah menjelaskannya." Ucapan Galih yang sangat tidak membantunya.

"Males banget gua." Gerutu Venus.

Tak lama Adrian, Dewi, Karina, Satria, juga Aldo menghampiri mereka, "Tadi siapa Ve yang jadi lawan main kamu?" tanya Adrian.

"Mars, kembarannya Kejora." Jawab Venus singkat.

"Oh anaknya Hermawan?"

Venus mengangguk, malas menanggapi omongan dengan topik ini.

Selama drama tadi, Adrian seperti tahu bagaimana Mars menatap Venus.

Dan dugaan Adrian sepenuhnya benar saat dia melihat lawan main putrinya itu berada diatas panggung dengan sedikit berbasa-basi menghilangkan kegugupannya.

Mars terlihat sangat gugup dengan muka yang merah padam, dia ingin mengucapkan sesuatu di atas panggung ini.

Dia tahu resikonya. Tapi hatinya lah yang menuntunnya seperti ini.

"Oke, maaf karena gua ganggu acara kalian dengan hal yang mungkin menurut kalian ga penting tapi menurut gua penting." Mars menghentikan ucapannya dan mengambil nafasnya dalam.

"Andromeda Venus, gua bingung ngomongnya gimana, gua harus nonton film romance dan beberapa novel romance punya Kejora biar gua bisa ngomong hal ini." Lagi-lagi Mars menghentikan ucapannya.

Venus yang namanya disebut hanya bisa diam tak bergerak menahan rasa malu yang membaur.

"Venus, bisa gak kita pacaran?"

***

10/01/2020

Revisi Mars & Venus

thank u! -p-

Mars & Venus [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang