0.14 [REVISI]

3.9K 250 4
                                    

-Revision Done-

  Jessie J, Ariana Grande, Nicki Minaj - Bang Bang 

"Venus, setelah lulus, kita bisa gak tetep barengan? Gua ngambil kampus di Jakarta, lu di Jakarta juga kan?"

Venus terdiam mendengar penuturan dari Mars. Pasalnya, untuk mengambil kuliah di jogja sudah banyak halangannya, jangan ditambah dengan Mars.

"Heloooo, ngomongin apa kalian? Serius sekali," kedatangan Silvi bagai penyelamat bagi Venus.

06.20

"Tumben siang?" tanya Kejora.

"Lu sih gak ada yang ngebangunin gua," keluh Silvi. Kejora mendengus, "Lu kira gua pembokat lu suru ngebangunin segala?"

Silvi terkekeh dan mereka terdiam sampai bel masuk terdengar nyaring.

***

Sepulang sekolah, para pemain drama sudah ditunggu oleh Bu Salma di ruang kesenian.

Tak membuang waktu, mereka latihan.

Pukul 16.55.

Mars membuang napasnya lelah, untung udah kelar.

Selalu seperti ini, tiap latihan, jantung Mars tidak akan terkontrol. Dia tidak kuat jika harus berhadapan sedekat itu dengan Venus, apalagi nanti ada adegan dimana mereka harus berhadapan begitu dekat.

Entah apa kabar jantung Mars setelah ini. Dia tidak harus konsultasi ke dokter kan masalah jantungnya ini?

Mars berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya, tapi di depan perpustakaan dia melihat Venus berbincang dengan seseorang laki-laki yang wajahnya tidak asing bagi Mars.

Ah! Dia kan kakaknya Venus? Yang waktu itu?

Mars kembali berjalan dan memilih langsung pulang ke rumahnya.

Di rumah, seperti biasa keadannya sangat sepi.

Ibu dan Ayahnya ada di Bangka dengan Rio. Dan lampu kamar Kejora sudah nyala menandakan wanita itu sudah pulang.

Mars masuk ke dalam kamarnya dan langsung berganti baju. Di kamar, dia merenungi sesuatu. Venus. Nama itu yang ada di otaknya sekarang.

Ah cewek itu!

Mars keluar dari kamar dan mengunjungi Kejora di kamarnya.

Dilihatnya Kejora sedang memainkan ponselnya dengan TV yang nyala di depannya.

"Jo!" teriak Mars.

"Apasi, dateng-dateng rusuh lu ya," Mars nyengir tanpa dosa.

"Jora, lu tau gak Venus ngambil kuliah di mana?" tanyanya.

Mendengar pertanyaan itu, Kejora menghentikan kegiatannya. Dia baru ingat kalau Venus belum memberitahunya soal itu.

"Dia bahkan gak cerita itu ke gua," Gumam Kejora.

"Hah? Dia ga cerita?" Kejora mengangguk. Itu berarti ada sesuatu yang Venus sembunyikan.

Kejora tampak mengingat sesuatu, "Venus cuman selalu cerita kalau dia mau keluar dari rumah."

"Kenapa?" tanya Mars.

Kejora mengendikkan bahunya pertanda dia tidak tahu soal itu.

"Mars, lu beneran suka ya sama Venus?" tanya Kejora.

Mars terdiam tidak tahu harus menjawab apa.

"Ehm, gak tau." Jawabnya.

"Kok gak tau! Kan lu yang ngerasain."

"Iya. Gua gak tau. Gua takut cuman perasaan lewat doang." Jawab Mars.

Mars menghela napasnya. Memilih diam dan memperhatikan langit-langit kamar Kejora. Dia gak habis pikir, pertemuannya dengan Venus akan seperti ini.

"Mars, gua putus."

Ah dia bahkan sampai gila membayangkan Venus berkata demikian. Tapikan Venus gak punya pacar...

"A—apa?" Mars tergagap. Dia mengalihkan pandangannya ke Kejora. Menatap tidak percaya kepada kembarannya itu. "Kenapa anjir?"

Kejora masih terdiam. Menggeleng dan mengangguk.

"Ah! Kalo lu cuman geleng terus ngangguk, anak monyet juga gak bakal tau lu mau apa."

"Kita putus. Kita putus. Gua kesel ama dia. Dia jalan ama cewek lain dengan alasan gak logis." Jelas Kejora.

"Eh gua lupa, cowok lu yang mana sih?" tanya Mars. "Ih mantan!"

Mars terkekeh, "iya mantan, yang mana?"

"Raditya."

"Raditya kelas sebelah kan?" tanya Mars memastikan.

"Iyalah gila! Ogah banget gua sama Radit yang ada dikelas kita," desis Kejora.

***

Venus melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Jika saja bukan karena Galih yang tiba-tiba datang ke sekolahnya dan bilang gak bisa nganter pulang, mungkin jam segini dia udah santai dirumah.

Masalahnya, ngapain Galih datang ke sekolah cuman buat ngomong gak bisa jemput?! Kenapa gak telpon?! Benar-benar menyebalkan.

"Abis manghrib baru pulang abis dari mana tau." Ucap Adrian saat Venus beru saja ingin naik ke atas.

"Salahin Kak Galih papah! Cowok reseh kaya dia minta dicincang." Sungut Venus.

"Heh, kalo ngomong," Dewi menimpali mereka.

"Udah sana ke atas, mandi, turun terus makan." Venus mengangguk mendengar ucapan sang mamah.

Tak perlu waktu lama untuk mandi bagi Venus. Sekarang dia sudah di meja makan dengan malas. Jika bukan karena dia kelaparan, Venus ogah satu meja makan sama mereka.

Keadaan meja makan tidak sedingin biasanya karena ada Aldo yang sibuk berceloteh sampai-sampai Venus bingung, itu bibir gak capek apa ngomong mulu?

Venus tersentak saat bangku kosong disampingnya terisi orang. Orang yang beberapa jam lalu benar-benar membuatnya kesal.

Tapi, setelah diperhatikan ada yang berbeda dari Galih.

"Kak, alis lu kenapa?" tanya Venus yang berusaha menahan tawanya.

Galih melihat adiknya yang siap meledakkan tawanya itu "Telat masuk kelas, alis gua jadi korban. Tapi gua tambah ganteng gak? Kaya Charlie Puth gitu yang alisnya kepotong sebelah."

"Dih pede gila lo!"

Ah, Venus mau marah-marah pun sudah gak mood.

"Udah ayo makan, Venus siniin piring kamu," pinta Karina. Venus sadar jika di meja makan ini ada Karina.

Venus mencebik dan mengambil alih centong nasi. Melihat itu, Karina cuman bisa tersenyum tipis.

Karena ini memang salahnya.

***

10/01/2020

Revisi Mars & Venus

Thank u! -p-

Mars & Venus [REVISI]Where stories live. Discover now