0.4 [REVISI]

5K 307 5
                                    

-Revisi Done-

"Koreaan lagi?" Tanyaku.

"Yang kali ini seru tau, Ve! Ayo sini nonton!" ajak Silvi.

"Males. Pelajaran lebih penting dari Korea. Kurang dari lima bulan kita tuh udah ujian dan lo masih sibuk sama Oppa-oppa Korea itu? Gila. Lu kira otak lu sepandai apa sih?" Omelku. Kejora dan Silvi memang bukan maniak Korea tapi terkadang, mereka tidak tahu waktu untuk belajar atau menonton drama.

Bukannya aku tidak suka, aku suka. Tentu saja. Tapi menonton terlalu banyak drama juga tidak bagus, hidupku sudah banyak drama, lebih baik melihat drama hidupku daripada drama bikinan orang lain.

"Refreshing, Ve." Sahut Silvi yang matanya masih fokus menonton drama Romantic Doctor, Teacher Kim.

"Ih lu mah. Ini masih awal ya, kita ujian dimulai dari bulan depan, minggu ini tuh kita free." Balas Kejora.

"Dan lu gak mau memanfaatkan waktu free ini untuk menambah wawasan? Set dah."

"Venus, denger ya, gak selamanya lu bisa belajar kaya gini, gak selamanya lu bisa terus-terusan jadi orang yang ambisius. Gua tau belajar itu penting, tapi kalau terus-terusan belajar ga kenal waktu dan tanpa refreshing percuma. Lu bukannya pinter tapi malah jadi bego," dan sekarang, kenapa aku yang kena omel Kejora?

"Otak manusia butuh istirahat. Otak gak bisa dipaksa untuk terus-terusan bekerja—

"Iya udah oke. Gua berenti belajar sekarang dan gua mohon diem."

"Joraaaa, ini kenapa sedih banget sih?" teriak Silvi.

"Ck! Gua nonton drama korea ga pernah nangis kaya lu." Sindirku.

"Yee, itumah elu yang malah salfok sama cogannya."

Aku tersenyum tak menanggapi ocehan Kejora, rasanya begitu lengkap. Lengkap bersama sahabat, berbagi beban bersama tanpa paksaan. Semuanya berjalan apa adanya.

"LAPER!" teriak Kejora. Aku memutar bola mata malas, yang benar saja!

"Ya, masak lah sana! Rumah juga punya lu," omelku.

Kejora terkekeh, "ya udah, ayo turun, kita makan mie."

"Mie goreng!" pinta Silvi. Aku melotot tidak setuju, "mie rebus!"

"Astaga, masak sendiri sana, ayo," ajak Kejora.

Akhirnya kami memilih turun ke arah dapur dan mulai memasak mie kami masing-masing.

"Ve, kabarnya anak itu gimana?" tanya Silvi. Aku diam, tidak tahu harus menjawab apa. Aku sendiri pun tidak tahu apa-apa soal anak itu.

"Ve, lu jadi kabur gak? Kalau jadi ke rumah gua aja yuk, gua kesepian, males serumah ama si Mars kerjaanya ngerusakin barang mulu, pusing gua."

"Curhat mbaaa?" Aku terkikik. "Gak bisa bahas yang laen gitu ya? Lulus SMA juga gua pindah tapi maaf bukan di rumah lu ataupun Silvi." Jawabku.

"Terus?" tanya Silvi.

Aku tersenyum. "Kemana-mana hatiku senangg. Hahaha."

Mereka mendengus. "Venus! Kok airnya dibuang, kan lu mie rebus," ucap Kejora.

"Gak sehat tau makan mie pake air rebusannya, kan ada air dispenser sih," jelasku.

"Enakan pake air rebusannya tau," Silvi menimpali. Aku mendengus tidak suka. "Yang sehat mana ada yang enak sih?"

"Mie'kan gak sehat juga. Mau makan racun kok setengah-setengah, sekalian lah," ucap Kejora.

***

Venus menatap ke luar jendela yang sedang hujan deras. Pikirannya kacau. Tidak mengerti apa yang harus dilakukannya. Semuanya terlalu cepat, sangat cepat.

Penjelasan materi baru Biologi pun tidak dihiraukan, sungguh otaknya kini sangat penat.

"Baik, minggu depan saya tidak mau mendengar kalimat, 'Bu, kan belum dikasih tau kalau mau ujian.' Jika ada, silahkan keluar dari kelas saya," tatapan tajam bak elang milik Bu Ningrum tertuju pada Venus. Dirinya pun masih setia menatap hujan.

Bu Ningrum menghela napas, "Silvi, Kejora, tolong urus teman kamu," dan berlalu meninggalkan kelas.

"Baik Bu," ucap mereka serempak.

Silvi melirik Kejora seakan-akan memberi kode untuk menyapa Venus tapi yang ada mereka malah sikut-sikutan.

Mars yang duduk tepat dibelakang Venus pun mulai risih. "Heh, cewek setan. Kalau mau bengong bukan disini! Ini kelas bukan tempat buat bengong."

Venus yang sadar kini menatap garang seorang Mars, tapi yang ditatap hanya mengeluarkan senyum jahatnya.

Venus menahan mati-matian emosinya jika tidak semua akan kacau. "Jo, gua izin toilet."

Venus yang berlalu menuju toilet meninggalkan Mars, Kejora, dan Silvi yang terpengarah dengan kelakuan Venus.

"Sejak kapan Venus ga ribut sama Mars?"

"Demi apa dia nyuekin gua tadi?"

***

Baru beda sedikit dan ada penambahan adegan yaa, Enjoy!

Revision 0.4 

20 Dec 2019

Thank u! -P-

Mars & Venus [REVISI]Where stories live. Discover now