0.13 [REVISI]

3.8K 249 10
                                    

-Revision Done-

Paginya, Venus sengaja bangun satu jam lebih pagi dari biasanya berniat untuk menghindari orang-orang itu. Tapi, niat hanyalah niat, rencananya gagal saat ia ingin keluar untuk berangkat sekolah, Venus malah berpapasan dengan Satria.

"Venus..." panggil Satria. Lelaki itu terlihat lebih dewasa dan matanya masih meneduhkan.

Kini mereka berhadapan, dengan perasaan berkecamuk Venus berbalik lagi dan memilih meninggalkan Satria yang berusaha mengejarnya.

Saat di depan pagar rumah, Satria mencekal lengan kanan Venus, "Lepasin bajingan."

Mata Venus menyalang marah. "Mau lu apasih? Gak bisa hidup tenang tanpa bawa-bawa gua? Gak usah nyusahin."

Satria memilih tidak menghiraukan ucapan pedas Venus, ia menatap Venus dengan segala perasaan bersalah. "Gimana gua bisa hidup tenang kalau perempuan yang pernah gua sakitin gak pernah maafin gua?"

Venus menyipit geram. "Kalau lu gak mau punya beban dengan perasaan bersalah itu, harusnya dari awal lu gak pernah berbuat salah."

"Setiap orang melakukan kesalahan, Venus!"

"Dan gak setiap orang bisa memaafkan kesalahan itu, Satria!"

Ini masih pagi, dan mereka berdua bertengkar di depan rumah tanpa peduli pertengkaran mereka bisa saja didengar tetangga.

"Gua bukan Venus yang lembut dan pemaaf kaya dulu, setiap orang berubah. Inget itu."

Venus melangkahkan kakinya keluar. Dia benar-benar ingin cepat pergi dari rumah itu.

Sampai di sekolah yang masih sangat sepi. Jelas sepi, sekarang masih jam 05.30 pagi, untungnya Pak Didi, satpam sekolah sudah datang dan membuka gerbang.

Venus terdiam di bangkunya. Pikirannya tidak karuan sekarang, dia benar-benar ingin cepat lulus dan pergi dari rumah.

Venus terlalu banyak menghela napas sampai kantuk menyerang otaknya lagi. Dia memilih untuk tidur sambil menunggu penghuni kelas datang.

***

05.40 pagi, Mars sampai di kelas. Dia melihat Venus tertidur dengan nyaman di bangkunya.

Mars menaruh tas di bangkunya dan menurunkan bangku di samping Venus. Mars duduk dan mulai memperhatikan bagaimana perempuan-nya tertidur.

Perempuan-nya? Milik-nya? Serius?

Bukannya selama ini perasaan Mars hanya dijadikan candaan?

Atau perempuan ini emang gak peka?

Harus kode apa lagi yang dia buat agar Venus mengerti? Ah, dia ingat. Kata Kejora, Venus gak pernah ikut pramuka jadi dia gak ngerti kode-kodean.

Padahal teman-teman lelaki di kelasnya ini sudah banyak yang engeh dan mulai meledek Mars.

Mars tersenyum menatap Venus. Ah, seandainya cewek ini gak bawel, gak rusuh, gak galak, mungkin Mars bakal gampang ngomong soal perasaannya.

Seandainya, Kejora dan Silvi tidak membuatnya membuka mata hati, mungkin sampai sekarang, mereka –Mars dan Venus- masih menjadi tom and jerry.

Mars tergerak untuk mengeluas rambut panjang Venus, tapi ia urungkan karena Venus kini sudah bangun dan menatapnya dengan horror.

"Lo...ngapain?" tanya Venus.

"Tadi, pas gua nyampe, ngeliat lu tidur, terus pengen ikutan tidur, eh lunya keburu bangun." Jelas Mars ditambahi sedikit bumbu kebohongan.

Venus menyipit curiga. "Terus tangan lu ngapain mau nyentuk kepala gua?"

Mars yang posisi awalnya menidurkan kepalanya di atas meja berhadapan dengan Venus, kini bangun dari duduknya dan kembali ke tempat duduk dia.

Venus melirik jam di tangan kirinya, pukul 06.00. tapi keadaan kelas masih sangat sepi.

"Lu kan bisa tidur di meja lu, kenapa harus disini coba," omel Venus.

"Suka-suka gualah mau tidur dimana, ribet aja lu," balas Mars. Venus memilih diam karena jika dilanjutkan, adu mulut ini tidak akan pernah selesai.

"Ve, nanti pulang sekolah latihan drama kan? Lu udah hapal teksnya?"

"Minggu ini gak ada ulangan atau apapun kan? Eh, besok US ya? Gua belom ngapalin, capek, sibuk belajar." Jawab Venus yang kini sudah duduk menyamping.

"Oh iya besok US. Ah, capek gua ulangan mulu." Gerutu Mars. Venus terkekeh dan menggelengkan kepalanya.

Keadaan mendadak sepi, walaupun satu per satu teman-teman kelas mereka datang.

Kejora datang melihat Venus dan Mars bingung. "Lu berdua berangkat bareng banget?"

Venus menggeleng. "Engak lah gila."

"Kalau mau minta bareng bilang aja, gua siap jemput kok," ucapan Mars dihadiahi cibiran Kejora dan jitakkan dari Venus.

"Venus, setelah lulus, kita bisa gak tetep barengan? Gua ngambil kampus di Jakarta, lu di Jakarta juga kan?"

***

10/01/2020

Revisi Mars & Venus

Thank u! -p-

Mars & Venus [REVISI]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ