0.10 [REVISI]

4.5K 280 2
                                    

-Revisi Done-

Satu bulan menjelang UN, siswa kelas 12 benar-benar disibukkan dengan bebagai macam ujian. Ujian yang soalnya bikin kepala muter tujuh keliling, ujian praktek yang ribetnya minta ampun, dan tinggal menunggu ujian final.

Dari bulan kemarin, siswa kelas 12 sudah diberikan selembar kertas untuk menuliskan Universitas dan fakultas yang akan dituju. Silvi dan Kejora memilih salah satu Universitas di jakarta dengan fakultas arsitektur, mereka berdua memang punya hobi yang sama, gambar, jadi cuman Venus aja yang berbeda dia selalu merasa terasingkan karena tidak punya hobi.

Venus bingung harus masuk Universitas mana, mengikuti kemauan papahnya atau kemauan dirinya sendiri untuk pergi jauh dari rumah. Tapi, saat hatinya memilih untuk pergi jauh dari rumah, ada empat orang yang seakan-akan meracuni pikirannya untuk tidak pergi.

Mamahnya, Silvi, Kejora, dan Mars. Iya Galaxy Mars. Semenjak Venus dan Mars terpilih menjadi pemeran utama dalam drama yang akan digelar, mereka semakin dekat. Apalagi saat bulan lalu Mars mengatakan ingin mengulang pertemanan mereka, rasanya aneh sungguh.

"Ve, gua kan banyak salah sama lu, gua minta maaf ya? Bisa gak kita ulang perkenalan kita? Gua, Galaxy Mars kembaran dari Kejora Putri." Ucap Mars sembari menjulurkan tangannya di depan Venus. Venus yang melihat hal itu jelas kaget. Bagaimana tidak, Mars tiba-tiba datang menyusulnya ke kantin dan langsung mengucapkan hal tersebut. Seakan-akan kantin milik mereka berdua.

Venus mengerjapkan matanya, sebelum dia berbicara Kejora sudah mendahuluinya, "Ada maksud tertentu apa ya, Mas?"

"Tidak, saya hanya ingin mengulang perkenalan saya dengan Venus dan ingin mengetahui Venus lebih jauh lagi. Karena Venus sudah dengan lancang masuk ke dalam otak saya semenjak pertama kali kita bertemu." Jelas Mars yang tersenyum dan menatap lurus ke arah mata cokelat Venus.

Kejora diam, Venus diam, Silvi diam, dan orang-orang disekitarnya pun ikut diam. Mereka bingung, Mars dan Venus yang tidak pernah akur sekarang seperti ini. Masih teringat di benak mereka kalau Mars dan Venus pernah kejar-kejaran sampai mengelilingi sekolah dengan Venus membawa sapu hanya karena Mars dengan sengaja ngumpetin handphone Venus yang sangat berharga.

Tapi sekarang, Mars berkata seperti itu kepada Venus yang wajahnya sudah memerah.

"Oke, ehm, Gua Andromeda Venus." Ucap Venus yang sama sekali tidak membalas jabatan tangan dari Mars.

Ya, mulai saat itu mereka semakin dekat. Galih pun sudah tau perihal Mars karena lelaki itu sering mengantar Venus pulang. Anggap Mars modus, karena itu kenyataanya.

Mars memang beberapa kali bilang "Kalau seandainya gua suka sama lu gimana?" dan tanggapan Venus hanyalah tertawa dan berkata "Gak gimana-gimana, lucu kali ya, gua boleh ketawa gak?" jahat emang.

Kejora mendukung perihal hubungan mereka, begitupun Silvi. Tapi Venus ragu, dia tidak mau berhuubunga dengan siapapun, dia takut, takut kejadian lima tahun lalu terulang. Jika lima tahun lalu, Satria, pacarnya menghamili kakaknya sendiri, lalu Mars? Kira-kira Mars bakalan ngehamilin siapa? Kakaknya lagi? Wah, hebat dong ya seorang Karina Putri hamil dari dua cowok berbeda yang notabennya itu pacar adiknya sendiri.

Ugh, sungguh rumit. Menyedihkan tepatnya.

Venus menghela napas, dia kini menatap nanar kertas di hadapannya tidak tahu ingin menulis apa. Dia tidak punya tujuan, sampai ketukan pintu terdengar dan Galih masuk tanpa izin ke kamar Venus.

"Ve, lagi ngapain?" tanya Galih yang sedang berjalan ke arah Venus.

"Gua bingung, mau nulis apaan," jawab Venus sambil menunjukkan kertas dihadapannya.

"Oh iya, lu jadi ngambil yang di jogja gak? Temen gua bisa bantu. Dan tugas lu, belajar yang bener biar dapet beasiswa disana, lu tau kan Universitas itu susah didapetinnya?" Ucap Galih.

Venus mengalihkan pandangannya ke arah Galih yang sudah duduk di kasurnya itu. "Emang Papah ngizinin? Mamah?"

"Mereka urusan gua, lagi pula gua mau ngambil sarjana gua disana, jadi tunggu sekitar dua tahunan lagi buat gua bisa nyusul lu." Tegas Galih.

Pintu kamar terbuka lebar dan terlihat Sang Papah bersama Mamahnya berdiri dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan, "Kalian berdua nguping?" tanya Galih.

"Menurut kamu?" ucap sang Papah.

"Tadi kami dengar soal Universitas di jogja? Kamu mau ke jogja? Kuliah disana? Emang yakin kalau Papah ngizinin? Disuruh kuliah di Inggris gak mau malah ke jogja. Pergi ya pergi sekalian, yang jauh sana!" bentak Adrian, papah mereka.

Muka Venus sudah pucat, matanya memerah menahan tangis. Mamahnya langsung menghampiri Venus dan mengelus lembut tangannya. Suasana kamar Venus kini sangatlah tegang.

"Papah tau? Papah itu orang tua paling mengecewakan," untuk kesekian kalinya, Venus pergi.

"Ve! Venus!" panggilan Galih tidak akan merubah apapun. Setidaknya, untuk malam ini ia ingin tenang.

Mars.

Venus tidak naïf, dia benar-benar membutuhkan lelaki itu sekarang.

***

Bentar lagi masuk sekolah yaa, Have fun!

0.10 Mars and Venus

Revision Done 04 Jan 2020

Thank u! -p-

Mars & Venus [REVISI]Where stories live. Discover now