0.3 [REVISI]

5.8K 323 13
                                    

-Revisi Done-

Monoton.

Mungkin itulah yang bisa digambarkan untuk seorang siswa yang sebentar lagi akan ujian akhir.

05.30

Tapi di meja makan sudah ada Mamah, Papah, dan Kak Galih. Aneh? Tentu. Sepagi ini mereka sudah berkumpul di meja makan adalah hal yang aneh.

"Tumben udah ngumpul?" Tanyaku.

"Salah?" Jawab Kak Galih.

"Biasa aja kali."

"Udah makan buruan," titah Ibu Negara.

Keheningan melanda di meja makan ini, hingga suara Papah memecah keheningannya.

"Kamu mau lanjut kemana, Ve? Oxford sana. Papah masih sangat sanggup membiayai sekolah kamu."

"Udah berapa kali sih Pah, aku bilang gak mau disana? Aku punya pilihan sendiri dan itu bukan Oxford," jawabku.

"Itu salah satu Universitas bagus, Venus!" Balas Papah.

"Venus gak peduli sebagus apapun Universitas itu! Kalau Venus gak mau ya enggak!"

"Gaya lu Ve, kampus sebagus itu ditolak," ejek Kak Galih.

"Contoh Rina! Dia mau ikutin apa kata Papah. Gak kaya kamu yang ngebangkang terus!"

Selalu seperti ini. Batin Venus.

"Terus aku peduli? Maaf Pah. Bukannya aku mau durhaka sama Papah, tapi Venus bukan Kak Rina. Aku. Andromeda Venus! Bukan Karina Putri." Kesal, aku memilih meninggalkan meja makan dan segera berangkat.

***

Di sekolah, seperti biasa walaupun sekarang sudah ada beberapa murid tapi di 12-2 IPA masih aku sendiri. Duduk sendirian di pojok kelas bagian kedua dari belakang, mendengarkan musik dan baca buku. Aku duduk sendiri dari SD, SMP, dan SMA aku selalu duduk sendiri. Jangan tanya alasannya, karena memang aku gak pernah betah punya teman sebangku.

Tak lama, kali ini si Adit Sang Ketua Kelas baru yang datang.

"Eh babang Adit. Tumben, Dit gk telat ini masih pagi banget loh," ledekku.

"Kesiangan salah kepagian salah. Raisa banget idup gua," jawabnya dan aku terkekeh mendengarnya.

Satu persatu mereka datang dan keadaan kelas mulai berisik.

"Woi! Anak baru ganteng banget asli! Dia cool, putih, tinggi, keliatannya pinter, seriusan ya ampun!" Adel penggila cowok ganteng itu berteriak hingga semua perempuan di kelas ini heboh.

"Venus, kok gak ikutan sih? Lu bukannya suka cogan juga ya?" Tanya Liliana.

"Sukalah, suka banget. Tapi lebih tertarik sama cogan fiksi dari pada cogan asli. Yang asli mah baingan semua, gak kaya cogan fiksi, setia." Jawabku.

Satu jitakan mendarat di kepalaku dan Kejora sudah siap mengomel. "Emang dasar otak lu udah fiksi banget, Ve."

Aku pun tidak peduli, sampai kelas sepi. Aku berasumsi bahwa wali kelas kami sudah masuk dan mulai pelajaran tapi saat aku melepas headset dan melihat ke arah depan, aku terpaku.

Ini kiamat. Batinku.

"Halo, nama gua Galaxy Mars Anggara gua pindahan dari Surabaya. Semoga kalian bisa berteman baik dengan gua," aku terkejut, tidak dapat dijelaskan. Aku melirik Kejora, dan tersangka utama sudah cengengesan.

"Woi! Apa banget lu. Kenapa gak ngomong kalo manusia setan itu sekolah disini?! Ah gila lu pada jahat sama gua." Kejora hanya tertawa melihat reaksiku.

Mars & Venus [REVISI]Where stories live. Discover now