0.5 [REVISI]

4.7K 284 3
                                    

-Revision Done-

"Jo! Remote TV dimana?" teriak Mars "Mana gua tau! Tanya Kak Rio sana." Balas Kejora dari kamarnya.

Mars yang kesal mendatangi kamar Kejora, saat pintu kamar dibuka dilihatnya Kejora sedang menggambar sesuatu. "Gambar apa, Nek?"

Kejora yang malas berhadapan dengan Mars memilih mendiamkan dan terfokus pada gambarnya.

Suasana kamar menjadi sunyi tanpa ada satupun yang ingin membuka suara. Kejora yang fokus dengan gambarnya dan Mars yang memilih bergulat dengan pikirannya.

"Jo, gua kan masih asing banget di kelas, ya walapun ada sih yang ngajakin main tapi canggung, terus mau nanya sesuatu susah. Gua ga punya temen sebangku apalagi depan gua orangnya sibuk sendiri terus-

"Bukan sibuk sendiri, tapi lu kalo ngomong sama dia kaya orang ngajakin ribut, ya jelas lah Venus gak mau ngomong sama lu," cecar Kejora.

"Ish! Dengerin dulu. Gua penasaran nih. Lu kan temen deketnya si Venus tuh, dia orangnya gimana sih?" Kejora mengangkat sebelah alisnya, heran dengan pertanyaan sang kembaran. "Ehm, ada apa ya nanyain soal Venus?"

"Nanya doang elah, emang harus pake alasan apa?"

"Iya dong! Nih lu kalau nanya ama guru pasti menanyakan hal yang gak lu tau, sama kaya gini. Lu nanyain soal Venus pasti ada alasannya." Mars menghela napas, memang susah kalau bicara dengan Kejora.

"Gua cuman kasih tau aja, jangan coba-coba deketin Venus kalau lu gak serius. Dia bukan tipikal perempuan yang dengan enaknya kalian para lelaki mempermainkannya," jelas Kejora.

"Bukan cuman Venus sih yang harus digituin, tapi semua perempuan di muka bumi ini harus dijaga, dihargai, diberi kasih sayang, bukan dipermainkan, diambil kehormatannya lalu dibuang gitu aja. Inget! Perempuan itu mahal! Lebih mahal dari Mutiara terbaik di dunia ini!"

Mars diam. Niat hati hanya ingin tau seperti apa seorang Venus tapi malah dia kena ceramah gini. "Ck! Ya yaudah. Udah ah, niat hati nanya doang malah kena ceramah."

Kali ini Mars lebih memilih pergi dari kamar Kejora dan mencari tahu sendiri seperti apa seorang Venus.

Di dalam kamar, Mars membuka akun Instagramnya dan mencari nama Venus, tapi nihil. Yang keluar malah Venus yang tidak dia kenal.

Dia mulai mencari-cari di akun Instagram milik Kejora, dan GOTCHA! Dia menemukannya.

Tapi sayang, hanya ada satu foto.

Foto pemandangan pantai, dengan caption,

I'm not ready to fallin' in love again, and never be ready, thank you!

Kenapa? Venus kenapa?

***

Hari ini, perasaan seorang Mars sangat gelisah, pasalnya perempuan yang duduk di depannya kini tidak hadir tanpa keterangan. Entah kenapa dirinya sangat gelisah saat tahu Venus tidak masuk, seperti ada yang kurang. Atau mungkin karena dia membaca caption perempuan itu semalam?

Jam pertama diisi oleh Pak Herman, guru Matematikanya yang masuk dan langsung mengabsen murid. Guru yang terbilang sangat modis dengan style Koreanya sangat disukai oleh siswi di SMA ini, ditambah wajahnya yang lumayan tampan dan statusnya yang masih single.

"... Andromeda Venus?"

"Maaf pak, Venusnya izin sakit," ucap Adit, si ketua kelas.

Pak Herman mengerinyitkan dahinya, "sakit? Seorang Venus bisa sakit?"

Sekelas tertawa, "tadi pagi saya ketemu Kakaknya Venus, dan dia bilang Venus demam," tambah Adit.

"Kok gua gak dikabarin sih?!" gerutu Silvi.

"Orang sakit mana mampu megang hp sih," balas Kejora.

Mars diam, rasanya kenapa khawatir? Orang sakit kan biasa, itu juga bukan urusan Mars'kan?

***

Jam istirahat dihabiskan oleh Kejora, Silvi, dan Mars untuk makan bersama dikantin. "Pesen apaan?" tanya Kejora. "Gua nasi uduk aja deh, minumnya air putih." Jawab Mars. Tatapan Kejora beralih kepada silvi, "Gua samain aja," dan Kejora berlalu membeli pesanannya.

"Ehm, Vi boleh nanya sesuatu ga? Gua nanya ke Kejora malah kena nasihat panjang kali lebarnya dia." Ucap Mars " Apaan?" jawab Silvi.

"Kok Adit bisa ketemu Kakaknya Venus?" tanyanya. Mata Silvi menyelidik, "kenapa? Cemburu ya?" ledeknya.

Mars melotot. "Enggak! Enak aja, ngarang lo."

Silvi terkekeh. "Mereka tetanggaan, Kak Galih nitip absen kali ke Adit."

"Venus itu seperti apa orangnya?" Silvi yang mendengar pertanyaan itu kaget tak percaya. Seorang Mars, anak baru yang semingu ini masuk di SMAnya juga satu kelas menanyakan hal yang ajaib.

Silvi tersenyum, Takdir, kau berjalan dengan baik.

***

Perubahan adegan disini yaa

Happy reading!

Revision 0.5

20 Dec 2019

Thank u! -P-

Mars & Venus [REVISI]Where stories live. Discover now