Saat aku berbaring, Carolina langsung memelukku sementara bonekanya dia biarkan tergeletak disampingnya.

"Kak Halu wangi sekali," aku merasa geli saat Carolina mengendus leherku.

"Well, saatnya untuk tidur princess." Kataku.

"Aku mau tidul jika kak Dav menyanyikan lagu untukku," ucap Carolina.

Hampir saja tawaku meledak kalau saja Davian tidak menyikut punggungku, tapi bahuku masih berguncang kecil karena menahan tawa.

"Aku tidak bernyanyi, Carol," kata Davi.

"Tapi aku ingin kak Dav bernyanyi," ucap Carolina memelas.

"Ayo bernyanyi, tuan Davian," timpalku.

"Tidak!" ujar Davi tegas.

Wajah Carolina cemberut lucu, "baiklah, jika kak Dav tidak mau bernyanyi. Kak Dav harus tidul memeluk kak Halu dari belakang dan aku dipeluk dari belakang oleh kak Halu, lalu aku memeluk Miss Kitty."

Aku langsung melotot mendengar perkataan gadis kecil ini.

Aku bersiap protes saat Davian bersuara.

"Aku setuju," ucap Davian, dia langsung memeluk tubuhku dari belakang.

"Apa kau gila?" tanyaku setengah berbisik.

"Tidak. Cepatlah ambil posisi dengan memeluk Carol!" perintahnya.

"Tapi..."

"Dengar, Miura. Carol sangat suka bercerita apa yang dia alami pada ayah dan ibu. Jadi besar kemungkinan dia akan menceritakan apa yang dia lakukan bersama kita malam ini. Sekarang turutilah keinginan Carol jika tidak ingin ketauan oleh ayah dan ibu." Jelas Davian tanpa mau di bantah.

Aku segera memeluk Carolina, "tapi kau tidak perlu memelukku sugguhan, setidaknya kau harus berpura-pura saja."

"Kau terlalu banyak bicara, Miura." tegur Davian.

Ingin sekali aku memaki lelaki ini dengan keras kalau saja tidak ada Carolina disini, "longgarkan sedikit pelukanmu, tuan Jade." Tegurku saat kedua lengan kokoh Davian semakin mengeratkan pelukannya.

Aku sangat kesal kala Davi mengabaikan teguran dariku.

"Tidakkah kau sadar jika Carol sudah merubah posisinya?" tanya Davi di sela-sela rambut panjangku.

Segera aku melihat kearah Carolina untuk membuktikan kebenaran ucapan Davian.

Sial! Makiku dalam hati.

Kenapa Carolina harus beralih posisi? Perasaan tadi aku memeluknya dari belakang! Kenapa sekarang dia jadi menghadap kearahku?

Aku mendengus pelan, mungkin karena aku terlalu sibuk memaki Davi dalam hati, makanya aku tidak menyadari kapan Carolina merubah posisi tidurnya.

"Selamat tidul kak Halu, kak Dav." ucap gadis kecil dalam pelukanku, bibirnya mengecup pipiku dengan lembut.

"Selamat tidur, Carol." Balasku.

Aku melihat mata besar itu perlahan menutup dan aku bersiap untuk menyusul Carol kalau saja suara Davi tidak menginterupsi.

"Tidak ada ucapan selamat tidur untukku?" tanyanya.

Aku mengabaikan pertanyaan Davi. Hanya diam sambil memejamkan mataku sampai rasa kantuk menyerangku tanpa peduli lagi jika Davian masih memeluk tubuhku dari belakang.

.
.
.

Davian

Aku hanya bisa menatap Haruna dari belakang, napas teraturnya menandakan jika dia sudah tidur lelap.

Why You? 🔚जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें