"Far" panggil Devan saat hampir sampai ke kelas. Tinggal melewati dua kelas lagi.

"Apaan?"

"Maafin gue tentang kata kata kemarin"

Mendengar itu Fariska menghentikan langkahnya. Matanya membulat. Devan juga ikut menghentikan langkahnya.

"Gue ga salah dengerkan?" tanyanya pada diri sendiri. Namun Devan masih bisa mendengarnya.

"Lupain aja kata kata ge tadi" ujar Devan yang melanjutkan langkahnya menuju kelas meninggalkan Fariska dan harga dirinya yang tiba tiba mengucapkan kata maaf.

Fariska tersenyum "yes!gue berhasil menjalankan misi" dengan cepat,ia juga segera ke kelas untuk memberi tau Fariz.

-

"Kenapa lo senyam senyum sih dari tadi?" tanya Fariz.

Fariska tersenyum lagi lalu mendekatkan wajahnya ke telinga Fariz "gue berhasil Riz" bisiknya

"Maksudnya?" tanya Fariz dengan mengerutkan keningnya tak mengerti. Berhasil apa?

"Gue berhasil bikin dia minta maaf sama gue" bisik Fariska lagi.

Fariz membulatkan matanya tak percaya "Yang bener? Ya kali langsung minta maaf"

Fariska menganggukkan kepalanya "panjang sih ceritanya. Ntar aja. Yang penting,gue traktir lo deh Riz"

"Asik,traktir apa nih?" tanya Fariz sambil menaikkan kedua alisnya. "Bukan teh manis lagikan?" tanya Fariz saat ia ingat beberapa minggu yang lalu,Fariska berjanji akan mentraktirnya. Setelah berharap akan ditraktir sesuatu yang mengenyangkan ternyata Fariska mengajak Fariz ke kantin sekolah dan hanya memesankannya teh manis dan tiga makanan ringan seribuan.

Fariska nyengir mengingat kejailannya hari itu,membuat Fariz memajukan bibirnya sampai malam. "Kali ini gue serius. Dua rius malahan"

"Oke sip. Calling aja gue kapan lo siap traktir"

"Oke bos" ujar Fariska sambil mengangkat tangan kanannya ke udara mengajak Fariz berhigh five ria dengannya.

Fariska berjalan ke arah bangkunya untuk mengambil sesuatu di tasnya. Ia melirik Devan yang tertidur di atas meja dengan melipat kedua tangannya untuk menutupi wajahnya sekilas kemudian mencari iketan rambut yang sudah disiapkan Fariska saat situasi sudah genting alias ia merasa panas sendiri dengan rambutnya.

Ia mengikat rambutnya asal tapi terlihat rapi kemudian berjalan ke arah Micell.

"Tadi jadi ke kantin ga?" tanya Fariska karena ia baru ingat akan mentraktir Micell tadi.

Micell menggeleng "lo sih,pake acara ngilang. Perut gue udah laper ini"

Fariska mengelus elus pundak Micell "sabar ya,pulang sekolah gue traktir lo sama Fariz."

Dengan cepat Micell tersenyum dan mengangkat dua jempol ke arah Fariska.

"Gue engga?" tanya Daffa yang berada tepat disamping kanan Fariska.

"Eh Daffa,gue ga liat lo tadi. Dan kayaknya lo denger pembicaraan gue ya?"
Daffa menunjuk dirinya sendiri "gue segede ini ga keliat?"

"Hehe,karena uang di dompet tidak menyanggupi untuk mentraktir tiga orang. Jadi lo kapan kapan aja ya?" bujuk Fariska pada Daffa yang wajahnya sudah cemberut.

"Iya iya,untung gue baik" jawab Daffa dengan nada yang datar.

"Yeay" spontan Fariska memeluk Daffa "lo emang paling baik" lalu melepaskan pelukannya.

"Hem"

Fariska baru ingat satu hal yang paling penting untuk diberi tahu kepada Fariz. Dengan perlahan,ia berjalan mundur dan menarik lengan Fariz untuk mengikutinya.

MY TWINWhere stories live. Discover now