Ekstra Chapter - I Will Not Forget This Night

2.3K 155 13
                                    

'Bersabarlah dengan segala masalah atau kesulitan yang sedang kau alami. Kelak suatu saat nanti, kebahagiaan akan menyambutmu di pintu gerbang.'

Kata-kata itu kembali terngiang di telingaku. Sekarang aku mengerti, maksud dari kalimat yang selalu diucapkan oleh ayahku, setiap aku mengeluh dengan masalah yang menimpaku.

Aku percaya kebahagiaan itu pasti datang. Mengganti hari-hari sulitku dengan segala hal yang tak pernah kuduga.

Masalah yang terus datang bertubi-tubi membuatku menjadi semakin dewasa. Teman, saudara, orang tua, dan juga teman spesial, aku menghadapi berbagai masalah dengan mereka.

Namun kini, semuanya telah kembali normal. Masalah-masalah yang berat itu telah berlalu. Kesedihan yang menimpaku telah berakhir.

Yah, hanya untuk saat ini. Aku tidak tahu kapan kebahagiaan ini akan berakhir. Meski begitu, aku akan siap menghadapi berbagai masalah ke depannya. Karena aku tahu, tidak ada manusia yang tidak memiliki masalah.

Kecuali, kalau dia adalah orang yang tidak waras.

Malam ini cuaca begitu cerah. Bulan bersinar lebih terang dari sebelumnya. Banyak bintang-bintang yang bertaburan menemani bulan.

Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam. Namun kakiku tidak ingin berhenti melangkah di jalan pedesaan yang tenang ini.

Sudah dua hari sejak kedatangan keluargaku dan juga keluarga pria menyebalkan itu di desa ini, baru malam inilah aku bisa berjalan-jalan santai menghirup udara sejuk sambil menikmati pemandangan malam hari khas pedesaan dan terlepas dari obrolan menjengkelkan itu.

Dijodohkan. Aku tidak tahu, apakah aku harus merasa senang atau kesal mendengar satu kata itu. Aku ingin menunjukkan kalau aku tidak setuju dengan perjodohan itu. Tapi jauh di dalam hatiku, aku merasa senang. Sangat-sangat senang sampai aku merasa kalau ini adalah mimpi.

Semakin lama, aku merasa kalau jalanan di desa ini sudah tidak tenang lagi. Karena samar-samar aku mendengar langkah kaki seseorang di belakangku.

Awalnya aku bersikap hanya biasa seolah-olah aku tidak mendengar apapun. Karena kupikir, mungkin itu hanya perasaanku saja. Namun semakin lama, aku tidak bisa mengontrol diriku lagi. Sedetik kemudian, akupun menghentikan langkahku. Dan saat itu juga, suara langkah kaki itu tak terdengar lagi.

Aku melanjutkan langkahku. Kali ini, lebih perlahan. Kemudian aku berhenti lagi. Aku terus mengulanginya selama beberapa kali. Lalu aku melihat bayangan seseorang di belakangku. Beruntunglah, aku berhenti tepat di bawah lampu jalan. Jadi aku bisa melihat bayangan seseorang yang mengikutiku.

Aku menghela nafas. Dari bayangannya aku sudah tahu siapa orang yang mengikutiku.

"Ya! Kau mengikutiku?" Tanyaku dengan wajah yang sebisa mungkin kubuat menjadi menyebalkan.

Chanyeol. Pria itu menunjukkan wajah terkejutnya karena tertangkap basah mengikutiku.

"A-aku hanya ingin menemanimu. Berbahaya perempuan jalan sendiri malam-malam seperti ini. Daripada kenapa-kenapa, lebih baik kutemani'kan?"

"Kurasa kau lebih berbahaya daripada jalanan yang sepi ini."

"Rupanya kau masih membenciku."

Aku tidak membalas ucapannya dan kembali melanjutkan langkahku. Kali ini, tentunya dengan Chanyeol disisi kiriku.

"Apa aku masih bisa...mendampingimu?" Tanya Chanyeol. Aku menatap ke arah pria itu sebentar, lalu kembali menatap jalan pedesaan di depanku.

"Bukankah sekarang kau juga sedang mendampingiku berjalan?"

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang