New Problem

1.5K 144 10
                                    

"Yeon-ah..."

"Kyungsoo-ya.." Kataku memanggil nama seorang pria yang kini berdiri tak jauh di depanku dengan wajah yang tampak sangat kelelahan, seperti orang yang baru saja selesai lomba lari marathon.

Kyungsoo menghampiriku yang sedang berdiri seraya menatapnya dengan tatapan bingung.

"Ini sudah larut malam. Apa yang kau lakukan disini?"

"Menunggu seseorang yang tiba-tiba menghilang seakan ditelan bumi."

"Sepertinya kau sudah mengantuk. Kau mulai bicara ngelantur sekarang. Baiklah. Sebagai teman yang baik, aku akan mengantarmu sampai ke rumah. Kajja." Kyungsoo memegang kedua bahuku dan menuntunku ke arah jalan menuju rumahku. Namun aku segera berbalik menghadap ke arahnya.

"Ya! Aku menunggumu, babo! Kau kemana saja? Kenapa tidak mengabariku? Bahkan kau tidak menjawab telpon dariku ataupun membalas pesanku! Kau benar-benar membuatku khawatir! Apa sekarang kau bekerja lagi? Seperti dulu?"

Ya.. saat kami masih duduk di bangku sekolah menengah, Kyungsoo dan ibunya punya masalah hutang dengan seorang rentenir yang sangat terkenal kejam di daerah komplek kami.

Ayahnya Kyungsoo berhutang ratusan ribu won kepada rentenir itu. Namun, karena keluarga Kyungsoo sudah lama tidak membayarnya, maka hutang yang jumlahnya 'hanya' ratusan ribu won, kini bunganya bertambah dan sudah mencapai angka jutaan won.

Namun, sebelum ayahnya Kyungsoo melunasi hutang-hutangnya, Tuhan telah memanggilnya terlebih dahulu. Dan akhirnya, karena semua hutang itulah keluarga Kyungsoo menjadi menderita.

"Mianhe. Aku tidak bermaksud untuk membuatmu khawatir."

"Jawab pertanyaanku! Apa sekarang kau bekerja lagi? Apa rentenir itu masih mengganggu keluargamu?"

"Aniya. Kami kan sudah melunasi hutang kami berkat kau. Jadi mereka tidak mengganggu kami lagi." Kata Kyungsoo seraya tersenyum. "Dan yah.. aku memang bekerja lagi di toko ayam goreng itu."

"Waeyo? Kenapa kau bekerja lagi disana? Apa ada masalah? Ceritakan padaku!" Aku menggoyangkan lengannya, mencoba mendesaknya agar menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Mendadak, kedua matanya menatapku sendu. Bibirnya sedikit terbuka namun kembali terkatup seakan kata-kata yang ingin keluar dari mulutnya, begitu berat diucapkan.

"Ibuku sedang sakit keras. Dan sekarang dia ada di rumah sakit."

Genggaman tanganku pada lengan Kyungsoo merosot seketika setelah mendengar kalimat yang baru saja diucapkannya.

"Sakit keras? Sejak kapan? Kenapa kau tidak pernah cerita padaku?"

"Sejak kapannya aku tidak tahu. Aku baru mengetahuinya ketika melihat catatan kesehatan milik ibuku. Dan saat itulah aku memaksanya untuk dirawat di rumah sakit."

"Jadi karena itu kau absen sekolah? Karena itu kau bekerja lagi?"

Kyungsoo mengangguk. Seulas senyum terlukis di wajahnya yang lelah. Aku baru menyadari betapa kuatnya Kyungsoo menjalani hidupnya yang sulit.

Selama ini aku selalu mengeluh tentang hidupku yang penuh dengan masalah. Sampai-sampai aku menyalahkan Tuhan yang telah membuat hidupku menjadi berubah. Aku tidak tahu, jika ada seseorang yang hidupnya lebih-lebih sulit dariku. Namun orang itu tidak mengeluh, dan putus asa sepertiku. Justru dia masih bisa menunjukkan senyumnya kepada semua orang. Walaupun aku yakin, senyum yang terpancar di wajahnya hanya untuk menutupi kesedihan yang sedang dia rasakan.

"Aku harus membayar perawatan ibu di rumah sakit. Kau tahu sendirilah, biaya rumah sakit itu tidak murah. Apalagi ibuku harus mendapat perawatan khusus. Jadi aku memutuskan untuk kembali bekerja." Tambahnya.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang