Flashdisk

1.3K 140 3
                                    

Liburan akhir semester yang sangat menyenangkan pun telah usai. Berganti dengan hari pertama sekolah di tahun ketiga.

Aku melangkahkan kakiku memasuki pelataran sekolah. Hari ini sekolah lebih ramai dari biasanya. Banyak sekali murid baru yang berdatangan. Bisa ku tebak mereka semua adalah murid tahun pertama.

Saat langkahku memasuki lorong kelas, aku mendengar teriakan histeris beberapa orang. Dari suaranya, aku dapat mengetahui bahwa itu adalah suara perempuan.

"KYAA!! SENIOR KITA TAMPAN SEKALI!!"

"AKU HARUS DEKAT DENGANNYA!!"

"APAKAH DIA ARTIS? DIA BENAR-BENAR TAMPAN!!"

Aku mengikuti arah pandang murid perempuan itu. Dan betapa terkejutnya aku saat mengetahui yang dimaksud oleh murid-murid itu adalah Park Chanyeol---pria yang tengah berdiri di dekat pintu kelas seraya memainkan ponselnya.

Aku meringis melihat segerombolan murid perempuan yang begitu terpesona dengan wajah Chanyeol.

Ya, dia mungkin memang tampan. Tapi, apa harus sehisteris itu saat melihat wajahnya? Mereka terlalu berlebihan.

Aku menggelengkan kepalaku begitu melihat seorang murid perempuan---diperkirakan murid kelas pertama---itu memberi sebuah kotak berukuran sedang kepada Chanyeol.

"Aku harap, sunbae senang dengan hadiah yang kuberikan. Aku membelinya langsung dari Rusia. Semoga, sunbae bisa mengingatku dengan baik karena hadiah ini. Tolong jaga baik-baik ya, sunbae." Ucap murid perempuan itu seraya tersenyum manis.

Tiba-tiba saja aku merasa kesal melihat pemandangan itu. Terlebih lagi, Chanyeol menerima hadiahnya dengan senang hati. Bahkan, tersenyum manis kepada murid itu.

Ah, aku bodoh sekali. Lagi-lagi aku melupakan satu fakta bahwa Chanyeol adalah seorang playboy. Bagaimana aku bisa melupakan hal itu?!

Dengan cepat, aku pun melangkah memasuki ruangan kelasku melalui pintu dari arah kiri. Aku melakukannya bukan karena ingin menghindari Chanyeol dan murid itu. Tetapi karena memang kebetulan aku datang dari arah kiri. Jadi kuputuskan untuk masuk melalui pintu itu.

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah sebagai pelajar kelas tiga di SMA Sengnam. Keadaan ruang kelas beserta orang-orangnya tidak jauh beda saat aku menduduki bangku kelas dua. Hanya saja, aku sudah tidak sekelas lagi dengan Donggu.

"Setiap tahun selalu saja begitu. Seperti tidak pernah melihat pria tampan saja." Ucap Hyerin ketika dirinya baru saja menduduki kursi yang ada di depanku.

"Bukankah kau, saat pertama kali melihat Chanyeol juga seperti itu?" Aku membuka sebuah buku paket yang lumayan tebal dari dalam tasku.

"Benar---sih. Tapi, aku kan tidak berlebihan seperti mereka."

"Menurutku sama saja. Memangnya di matamu, berlebihan itu seperti apa?"

"Seperti-------

"YA!YA!YA! GAWAT! JUNG SOOJIN JADI KORBAN PENYIKSAAN!"

Aku menolehkan kepalaku kearah seorang pria berambut coklat terang yang berdiri di ambang pintu kelas dengan wajah kagetnya. Choi Ji Woo.

Entah apakah aku harus percaya atau tidak dengan kata-katanya, tapi yang kusadari kedua kakiku kini melangkah keluar kelas bersama beberapa teman sekelasku lainnya---termasuk Hyerin.

Kami pun berlari tergesa-gesa menuju tempat yang ditunjukkan oleh Jiwoo. Sepanjang koridor yang kami lalui, sangat sepi. Tidak ada murid-murid yang bergurau dan bergosip ria disana.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang