Dating or not?

1.6K 148 18
                                    

Entah sejak kapan butiran-butiran putih itu terjatuh dari langit. Aku tidak mengetahuinya dan baru melihatnya ketika aku membuka mataku.

Musim dingin telah tiba.

Kulihat jendela kamarku yang berembun. Dan anehnya, aku tidak merasa kedinginan di dalam kamarku.

Dengan mata yang masih setengah terpejam dan keadaan setengah sadar, aku melihat kepulan asap di sebuah meja kecil yang terdapat di samping tempat tidurku.

Ah, pantas saja aku tidak merasa kedinginan. Alat pehangat ruangan di kamarku dalam keadaan menyala. Sepertinya, ibuku yang menayalakannya.

Aku kembali merebahkan tubuhku di atas kasur dan menarik selimut hingga menutupi setengah wajahku. Aku berniat ingin tidur satu hari penuh untuk hari ini.

Yah.. hari ini sudah hari ketujuh liburanku setelah menghadapi ujian semester akhir. Dan sudah seminggu ini aku tidak melakukan hal apapun kecuali makan, mandi, tidur dan kegiatan biasa lainnya.

Aku sudah lama tidak bertemu Kyungsoo karena seminggu ini aku hanya berdiam diri saja di rumah. Tidak pernah lagi keluar dari rumah sekalipun hanya di teras rumah.

Entah kenapa rasanya malas sekali untuk keluar rumah. Apalagi dengan cuaca yang dingin seperti ini. Membuatku enggan terbangun dari kasurku.

Tiba-tiba ponselku yang berada di dalam laci berdering keras. Aku pun dengan malas mengambil ponselku dan menjawab telepon dari seseorang tanpa kulihat terlebih dahulu nama si penelepon.

"Yeoboseyo?" Kataku dengan suara sedikit serak--seperti orang yang baru terbangun dari tidurnya--dan mata yang setengah terpejam.

"Kau baru bangun tidur? Sudah jam berapa sekarang?"

Aku mengernyit ketika mendengar suara seorang pria yang sedang meneleponku. Suaranya sangat tidak asing.

Kujauhkan ponselku dari telingaku untuk melihat nama seseorang yang sedang meneleponku.

Mataku melebar ketika melihat nama yang tertera di layar ponselku. Chanyeol? Untuk apa dia meneleponku?

Setelah mengetahui siapa orang yang meneleponku, aku segera menormalkan suaraku agar tidak terdengar seperti orang yang baru bangun tidur.

"Ani. Aku sudah bangun dari tadi. Ada apa kau meneleponku?"

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Cepatlah siap-siap. Aku sudah berada di depan rumahmu. Kuberi waktu 15 menit untuk kau bersiap-siap, mengerti?"

Mataku yang hampir terpejam kembali kini membulat seketika saat mendengar Chanyeol akan mengajakku ke suatu tempat. Apa dia sedang mengajakku kencan?

"Nde? Yeo...yeoboseyo? Yeoboseyo? Ya! Park Chanyeol!"

Aku menatap layar ponselku dengan tatapan tidak percaya. Pria itu telah memutuskan sambungan teleponnya. Menyebalkan! Sangat-sangat menyebalkan! Dia memutuskan teleponnya sebelum aku selesai berbicara. Dan yang lebih menyebalkan lagi, dia tidak bertanya dulu, apakah aku menerima ajakannya atau tidak.

***

Sebuah mobil mewah berwarna hitam terparkir di depan rumahku. Kulihat seorang pria yang tengah bersandar di badan mobil itu seraya memainkan ponselnya.

Itu Chanyeol. Dia tampak beda dengan penampilannya hari ini. Aku saja, hampir tidak mengenalnya. Park Chanyeol yang kukenal di kelas, adalah Park Chanyeol yang sederhana. Dia tidak pernah menunjukkan barang-barang mewah yang dimilikinya. Yah, kecuali jam tangan hitam metalic yang selalu ia pakai.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang