What's Wrong?

3.3K 192 0
                                    

"Neo gwenchana?"

Aku terdiam ketika mendengar suara seorang namja dari arah kiriku. Aku menoleh ke sumber suara dan kudapati seorang namja berambut coklat tua yang sedang berdiri tidak jauh dariku sambil tersenyum dengan kedua tangan yang dimasukan ke dalam saku celananya.

Aku terkejut melihat kehadiran dirinya disini. Sejak kapan dia ada disini? Apa dia mendengar pembicaraanku dengan Soojin?

"Park Chanyeol? Sejak kapan kau ada disini?"

"Hmm... sejak kau beradu mulut dengan Jung Soo Jin."

"Jadi kau mendengar semuanya?"

"Aku sudah berusaha untuk tidak mendengar pembicaraanmu dengan Soojin. Tapi kalian berbicara terlalu keras. Jadi, mau tidak mau aku harus mendengarnya sampai akhir." Chanyeol tersenyum padaku. Aku menghembuskan nafas beratku.

"Katakan saja kalau kau sudah mendengar semuanya. Kenapa harus bertele-tele seperti itu? Hhh.. ya sudahlah kalau kau sudah mendengarnya."

Aku berbalik dan melangkahkan kakiku menuju pintu yang berada lumayan jauh di depanku.

"Chakamman..." Aku menghentikan langkahku ketika sebuah tangan yang cukup besar menggenggam pergelangan tanganku.

"Mwo?"

"Kau tidak marah padaku? Aku kan sudah mendengar semua pembicaraanmu dengan Soojin."

"Ani. Untuk apa aku marah padamu? Yang aku bicarakan dengan Soojin hanyalah hal biasa. Sudahlah aku ingin ke kelas." Kataku. Chanyeol sudah melepaskan tanganku sejak tadi. Aku pun kembali melangkahkan kakiku. Namun, lagi-lagi Chanyeol menahan tanganku.

"Hah... kau ini! Sudah ku bilang aku tidak marah padamu! Kenapa kau me---" Ucapanku terpotong ketika Chanyeol tiba-tiba saja menarikku ke balik dinding sampai kami jatuh terduduk di dekat tumpukan kardus. Aku mengernyit bingung. Kemudian aku bertanya padanya tanpa mengeluarkan suara. Hanya melalui gerakan bibir saja.

"Ada apa?" Chanyeol sepertinya mengerti apa yang aku ucapkan dengan melihat gerakan bibirku. Dia pun langsung menjawabnya dengan gerakan bibir juga. Aku dapat mengerti ucapannya. Chanyeol bilang, ada penjaga sekolah di atap ini. Aku baru teringat. Kalau penjaga sekolah memang biasa memeriksa dan mengunci gudang yang letaknya berada di atap sekolah.

"Aww..." Aku meringis ketika tangan kiriku tidak sengaja menyentuh batu-batu berukuran kecil yang lumayan tajam di ujungnya.

Spontan, Chanyeol langsung membekap mulutku dan memelukku semakin erat. Bahkan jarak antara kami sudah tidak terbendung lagi. Untung saja, aku dan Chanyeol sama-sama menunduk. Jika tidak, entahlah. Mungkin aku tidak akan sanggup menatap wajahnya dalam jarak sedekat ini.

"Siapa disana?" Aku menggigit bibir bawahku ketika mendengar suara penjaga sekolah itu. Apalagi, saat mendengar langkah kakinya yang semakin dekat ke arahku dan juga Chanyeol. Bagaimana jika nanti kami ketahuan? Apa yang akan kami katakan pada penjaga sekolah itu? Oh, baiklah. Sekarang aku sedang bersama Park Chanyeol si peringkat satu. Dia pasti punya berjuta-juta alasan yang masuk akal di otaknya. Kenyataan itu membuatku sedikit lega.

"Ahjussi, kau diminta kepala sekolah untuk menemuinya di ruangannya sekarang."

"Ne.. aku segera kesana."

Aku mendengar langkah kaki penjaga sekolah itu semakin menjauh. Sepertinya dia langsung pergi ke ruangan kepala sekolah setelah mendapat pemberitahuan dari orang yang entah siapa aku tidak mengenali suaranya.

Setelah merasa bahwa penjaga sekolah itu benar-benar sudah pergi, aku dan Chanyeol menghembuskan nafas lega dan merenggangkan sedikit jarak diantara kami. Aku mendongak. Dan hal itu membuat mataku dan matanya Chanyeol menjadi bertemu. Tanpa ku sadari, ternyata Chanyeol masih merangkul bahuku.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang