Disappear

1.4K 145 4
                                    

Warning!!!
Untuk menghindari hal-hal yang tidak ngefeel dan membuat anda kecewa, disarankan membaca Chapter ini seraya mendengarkan lagu:'v.

Terima kasih atas perhatiannya^^

******

Aku meringis kesakitan sambil memijat pelan pergelangan kakiku yang terkilir akibat tersandung batu saat mengejar Chanyeol.

Sudah sekitar sepuluh menit lebih, aku menunggu pria itu di bangku kayu yang panjang ini. Entah kemana dia pergi, aku tidak tahu. Dia hanya menyuruhku untuk menunggunya tanpa memberitahu kemana dia pergi.

Mungkin saja, dia sudah kembali ke villa sekarang.

Dengan kekuatan yang masih kumiliki, aku pun berdiri dari bangku sambil menahan rasa sakit di pergelangan kaki dan juga telapak tanganku.

Namun dari kejauhan, aku melihat seorang pria yang tengah berlari ke arahku dengan sangat terburu-buru. Sesampainya di depanku, pria itu nampak sangat kelelahan terbukti dengan nafasnya yang begitu memburu dan beberapa peluh di wajahnya.

Aku tersenyum lega pada pria itu."Jadi kau masih di sekitar sini? Kukira kau telah meninggalkanku sendirian dan kembali ke villa."

Pria itu---Park Chanyeol---tiba-tiba saja menarikku untuk kembali duduk di bangku kayu itu.

Dia menaruh tanganku di atas pangkuannya. Kemudian membuka sebuah salep dan mengoleskannya pada luka di telapak tanganku.

"Kau kemana saja semalam? Dan kenapa kau bisa bersama Baekhyun?" Ucap Chanyeol setelah selesai mengoleskan salep di telapak tanganku yang terluka.

"Semalam aku ke taman samping villa. Lalu aku melihat Baekhyun berada disana. Jadi, aku menemaninya sebentar sambil mengobrol. Kenapa memangnya?"

"Aku heran, sejak kapan kau dekat dengannya? Dan juga, kenapa kau begitu dekat dengan semua teman laki-lakimu? Tidak bisakah kau hanya dekat dengan teman perempuanmu saja?" Ucap Chanyeol dengan nada kesal.

Aku menatapnya seraya mengerjap-ngerjapkan mataku. Dan sedetik kemudian, aku pun tertawa dengan gelinya tanpa mempedulikan orang-orang yang tengah memperhatikan kami.

Chanyeol menatapku dengan alisnya yang bertaut. Aku pun meredakan tawaku seraya memegang perutku yang terasa sakit akibat tertawa yang berlebihan.

"Ya! Park Chanyeol! Kau ini aneh sekali. Memangnya salah jika aku dekat dengan temanku sendiri? Kalau teman laki-laki yang kau maksud adalah Kyungsoo, itu wajar saja. Aku kan sudah berteman dengannya sejak kecil. Sedangkan Baekhyun, aku hanya ingin berteman dengannya. Lagipula, bukankah aku juga dekat denganmu? Kau sendiri juga teman laki-lakiku kan?"

Setelah mendengar ucapanku, Chanyeol terdiam sesaat. Kemudian menghela nafas dan berdiri dari tempatnya.

"Sudahlah, tidak usah dibahas lagi. Ayo kita pulang. Kau masih bisa berjalan kan?"

"Hmm... sepertinya tidak."

***

"Aigoo... Yeon-ah, kenapa kau bisa tersandung batu? Kau ini seperti anak kecil saja." Ucap Hyerin setelah aku menceritakan apa yang baru saja terjadi padaku.

"Kau ini payah sekali." Tambah Kyungsoo. Aku pun segera memukul kepalanya sekuat mungkin hingga membuatnya meringis kesakitan.

Tiba-tiba Baekhyun datang sambil membawa sebuah baskom berukuran sedang. Ia pun berjongkok dihadapanku. Kemudian Ia mengangkat sedikit kaki kananku dan diletakkan di atas pangkuannya.

Oh, rupanya isi mangkuk itu adalah sebuah kain yang diikat dan didalamnya sudah terisi balok-balok kecil es batu.

"Kalau kakimu terkilir, seharusnya langsung kau obati. Jika tidak, sembuhnya akan lama." Ucap Baekhyun seraya mengusapkan buntalan kain itu ke pergelangan kakiku.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang