Jung Soojin x Im Nayeon

1.5K 139 39
                                    

Entah apa lagi yang harus aku lakukan setelah mengetahui kebenarannya. Ingin berhenti dan bersikap seolah tak ada yang kuketahui, tapi rasanya sangat tidak bisa. Berpura-pura itu bukan keahlianku.

Kuhabiskan jam istirahatku di dalam perpustakaan. Duduk di sebuah kursi dengan meja persegi panjang sambil membaca sebuah buku.

Ilmu perbintangan dan astronomi. Ck. Siapa juga yang akan membaca buku itu? Tentu saja aku tidak benar-benar membacanya. Baru baca judulnya saja, kepalaku sudah migrain. Aku jarang ke perpustakaan untuk membaca buku. Maksudku, kalau ke perpustakan untuk bantu membereskan buku-buku, aku sering melakukannya.

Yah, tapi itu dulu. Aku melakukannya bukan karena rajin. Tapi karena hukuman. Meski begitu, aku merasa diriku lebih baik dari sebelumnya. Meakipun sedikit malas kalau soal membaca, tapi sekarang aku sudah tidak pernah terlambat lagi. Mungkin, karena ahjussi.

Baiklah. Lupakan soal itu.

Otakku terus berputar mengingat kejadian dua hari yang lalu saat aku berkunjung ke rumah Soojin dengan alibi menjenguknya.

Saat itu Soojin sedang di rumah sakit untuk memeriksakan kondisinya. Jadi kugunakan kesempatan ini untuk masuk ke dalam kamarnya dengan alasan bahwa aku ingin mengambil barangku yang tertinggal di dalam kamarnya.

Semua tempat kuperiksa satu-satu. Mulai dari laci-laci yang ada di kamarnya, lemari pakaian, tas, bahkan kolong tempat tidur sekalipun. Namun, aku tidak menemukan benda-benda yang sekiranya mencurigakan.

Sebenarnya aku juga tidak tahu benda jenis apa yang sedang aku cari.
Sampai akhirnya aku teringat dengan perkataan Kyungsoo saat pulang sekolah Kau harus periksa ponsel dan juga laptopnya. Kau periksa semuanya mulai dari pesan sampai email yang masuk di akunnya.

Aku segera menyambar ponsel Soojin yang tergeletak di atas nakas dekat sebuah figura. Aku tidak tahu kalau ternyata Soojin tidak membawa ponselnya. Karena biasanya ia tidak pernah meninggalkan ponselnya jika ia pergi.

Satu persatu kubuka aplikasi chatting yang ada di ponselnya. Saat membuka pesan, aku tidak menemukan bukti apapun. Saat membuka pesan di semua akun sosial medianya, tidak kutemukan juga.

Baiklah. Mungkin bisa saja Soojin menghapusnya untuk menghilangkan bukti tapi bisa saja Soojin tidak melakukan apa-apa.

Tapi sepertinya, opsi yang pertama itu lebih tepat.

Aku membuka kontak telepon yang ada di ponselnya. Dari awal sampai hampir pertengahan huruf aku mengenal semua yang ada di kontak ponselnya. Tapi jariku berhenti bergerak ketika membaca sebuah nama kontak yang membuat dahiku mengkerut.

Han-seonsaengnim

Otakku berhenti memutarkan kejadian dua hari yang lalu ketika seseorang menarik kursi di sebelahku.

"Jadi sekarang, kau suka membaca?"

Aku terperangah. Kemudian menggaruk tengkukku yang tidak gatal. "A-ah, tidak juga."

"Ilmu perbintangan? Wah, ada apa dengan otakmu itu? Apa kau baru saja terbentur? Atau teman pendekmu itu menimpukmu lagi dengan kacang polong?" Tanya Chanyeol setelah membaca judul buku yang baru saja kuletakkan.

"Itu lebih baik daripada harus bertemu denganmu." Gumamku.

"Apa?"

"Bukan apa-apa." Aku berdiri sambil membawa buku tebal yang lumayan berat itu. "Maaf. Aku harus segera pergi. Sampai jumpa di kelas."

Benar, aku memang sengaja menghindarinya akhir-akhir ini sejak aku menemukan bukti yang menyatakan kalau Soojin bersalah. Aku takut jika nanti Chanyeol mengungkit soal bukti itu dan menanyakannya padaku. Maka dari itu aku menghindarinya.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang