Don't Think You're Alone

1.4K 134 3
                                    

Honjarago saenggak malgi himdeuldago ulji malgi

(Jangan berpikir kau sendirian, jangan menangis dan berkata itu sulit)

Neowana urineun aljanha

(Kau dan aku, kita tahu itu)

Niga naui deunge gidae sesangeseo beothindamyeon

(Bersandarlah di punggungku jika kau ingin bertahan di dunia ini)

#Kim Bo Kyung - Don't Think You're Alone#

"Hajima... hajima Jieun-ah. Hajima.. Jebal." Kataku dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

"Im Na Yeon.. kakimu.." Aku mengalihkan pandanganku ke arah kedua kakiku yang terasa seperti akan membeku.

Aku baru tersadar dengan apa yang kulakukan. Aku berlari dari rumah menuju sekolah yang jaraknya cukup jauh yang biasa kutempuh dengan menaiki bus. Dan yang mengejutkanku, ternyata aku tidak memakai alas kaki saat berlari menuju kesini.

Aku berdiri dan berjalan dengan langkah tertatih menghampirinya. Jieun tidak bergeming. Tatapannya terlihat kosong. Sama sekali tidak ada gairah hidup yang terpancar di matanya. Wajahnya kusut, matanya membengkak dan bekas air mata pun masih terlihat di wajahnya. Aku tidak tahu berapa lama dia menangis.

"Jieun-ah, ayo kita pulang. Ibumu mencarimu."

"Shireo! Aku tidak mau pulang. Ani. Tapi aku tidak akan pulang."

"Waeyo? Memangnya apa yang ingin kau lakukan disini? Menangis sepanjang malam? Menyesali perbuatanmu? Mengkhawatirkan teman-teman? Atau kau ingin mati disini?!"

"Benar. Aku ingin menangis sepanjang malam disini. Menyesali semua perbuatanku. Mengakhawatirkan teman-teman yang mungkin akan membenciku. Kemudian aku ingin mengakhiri hidupku disini."

Aku tercengang mendengar ucapan Jieun yang tidak seperti main-main. Matanya menatap lurus ke arah mataku. Dapat kulihat kesedihan yang amat mendalam dari kedua matanya.

"Kenapa kau ingin melakukan hal itu? Kau tidak ingat dengan ibumu? Kau masih mempunyai ibu yang menyayangimu dengan tulus. Kau masih mempunyai ayah, dan juga seorang adik. Apa kau tidak memikirkan bagaimana perasaan mereka?" Jieun terdiam. Kemudian terkekeh seraya mengangkat sebelab bibirnnya. Aku benar-benar merasa hidupku seperti di drama-drama yang biasa kutonton bersama eomma.

"Kau tidak tahu bagaimana rasanya menjadi aku. Hidup tanpa seorang teman selama bertahun-tahun. Aku juga ingin menikmati masa-masa sekolahku bersama teman-teman. Aku ingin seperti anak-anak seumuranku yang lain. Memiliki seorang teman, bercanda bersama, berbagi cerita, jalan-jalan ke tempat yang indah bersama, dan melakukan segala hal bersama. Bukankah itu keinginan yang sederhana? Selama ini aku selalu bertanya kepada Tuhan, apa salahku? Sehingga tidak ada satu orang pun yang ingin berteman denganku."

"Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau memiliki banyak teman. Ada aku, Hyerin, Kyungsoo, Jennie, Hana, Jinhyu, Baekhyun, Chan---"

"Aku sudah muak dengan semuanya. Aku sudah muak dengan mereka tang tidak pernah melihatku sebagai diriku sendiri. Mereka hanya melihat uangku! Rasanya aku ingin segera mengakhiri ini semua!!!!" Perkataanku terpotong karena Jieun kembali berbicara.

Jieun berbalik dan berjalan mendekati batas dinding yang mengelilingi gedung sekolah.

Aku segera menyusulnya dan menahan tangannya ketika dia hendak menaikkan kakinya ke atas sebuah kursi yang mengarah ke batas dinding atap. Aku tahu apa yang akan dilakukan Jieun dengan kursi itu. Maka dari itu aku mencoba menahan tangannya dengan sangat keras.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang