Love Confession

1.4K 145 5
                                    

Siang ini aku sudah keluar dari rumah sakit. Sebenarnya dokter belum mengizinkan, tapi aku yang terus bersikeras ingin keluar.

Tentu saja aku melakukan hal ini karena tidak ingin membuat teman-temanku repot dan mengacaukan liburan kami.

Setelah sampai di villa, teman-temanku menyambutku dengan hangat. Bahkan, Shin Donggu yang sangat menjengkelkan itu, ternyata khawatir juga padaku dan berubah menjadi cerewet seperti Hyerin.

Kugerakkan manik mataku untuk mencari sosok Soojin yang tidak kudapati di antara teman-temanku yang lain.

Sejak kejadian semalam, aku baru teringat lagi dengan Soojin.

"Kau mencari Soojin? Dia masih tidur di kamar. Dari semalam sampai sekarang, dia tidak keluar kamar. Bahkan, dia juga tidak ikut sarapan dan makan siang bersama kami." Ucap Hana.

Sepertinya ia tahu kalau aku tengah mencari Soojin.

"Sejak kejadian semalam, dia jadi bersikap aneh. Setiap ditanya, tidak dijawab. Wajahnya seperti orang ketakutan. Tapi pandangannya, terlihat kosong." Timpal Eun Gi.

"Dari awal aku memang sudah punya firasat buruk saat tahu kalau Soojin ikut liburan bersama kita. Dan ternyata, firasatku benar." Ucap Donggu dengan ekspresi wajah yang sok serius.

"Hyerin-ah, apa kau sudah coba bertanya pada Soojin? Kau kan teman sekamarnya." Ucapku pada Hyerin yang tengah asik mengemut lollipopnya.

"Aku belum bertanya apapun padanya. Lagipula semalam aku tidur di kamarnya Hana."

Aku menghela nafas. Sudah kuduga Hyerin tidak mungkin melakukan hal itu. Karena yang kutahu, Hyerin memang tidak menyukai Soojin.

Dengan langkah sedikit tertatih, aku mencoba melanglahkan kakiku menuju tangga.

Teman-temanku yang melihat aku kesulitan menaiki tangga, berbondong-bondong untuk membantuku. Bahkan Kyungsoo pun berinisiatif untuk menggendongku sampai ke lantai 3. Namun dengan hakus, aku menolak bantuan teman-temanku dengan alasan bahwa aku tidak ingin merepotkan mereka.

Sesampainya di depan kamar, aku membuka pintu perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara.

Kulihat seorang perempuan yang tengah berbaring diatas tempat tidur dengan posisi tubuh menghadap ke arah dinding.

Aku pun menutup pintu ketika tubuhku telah masuk ke dalam ruang kamar. Lalu aku berjalan dengan langkah tertatih dan terduduk di ujung tempaf tidur yang berdampingan dengan tempat tidur yang ditempati Soojin.

"Soojin-ah, semalam kau kemana saja? Kenapa menghilang dari taman hiburan?" Tanyaku. Namun selang beberapa menit, orang yang ditanya tak kunjung menjawab.

"Kalau kau ada masalah, cerita padaku. Dulu kau selalu menceritakan hal apa saja padaku. Tak terkecuali hal kecil sekalipun." Ucapku seraya tertawa kecil ketika mengingat sosok Soojin yang 'dulu'.

"Kudengar kau pingsan di jalan karena mencariku. Apa itu benar?" Tanya Soojin dengan posisi tubuh yang masih sama.

"Ah..ya, itu benar. Tapi kau tenang saja, itu bukan karena aku mencarimu, kok. Itu karena aku yang terlalu memaksakan diri dan tidak memikirkan kondisi tubuhku yang saat itu mulai menurun."

"Syukurlah. Kalau begitu, aku tidak usah merasa bersalah padamu. Sekalipun itu memang benar karena diriku, aku tidak akan minta maaf padamu." Ucap Soojin dengan posisi tubuh yang masih menghadap kearah dinding.

Aku mengelurkan sebungkus roti coklat dari dalam laci meja yang berada di samping tempat tidur. Kemudian meletakkannya diatas meja.

"Makanlah roti coklat ini. Aku tahu kau pasti sangat lapar. Setelah itu, jangan terus-menerus mengurung diri di kamar. Kau lupa kalau tujuan kita datang kemari untuk liburan? Bersenang-senanglah. Ibumu pasti merasa bahagia jika tahu anak perempuannya menikmati waktu liburannya."

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang