Jealous[2]

1.4K 143 15
                                    

Hari ini adalah hari libur. Entah kenapa dihari libur seperti ini aku justru terbangun pagi-pagi sekali. Dan anehnya, aku terbangun sendiri tanpa  alarm yang membangunkanku seperti  biasanya.

Padahal aku sudah menyiapkan alarm jam 12 siang. Tapi sebelum alarm itu bunyi, aku sudah terbangun lebih dulu.

Benar-benar luar biasa. Aku tidak tahu kenapa mataku ini tidak mau bekerja sama dengan alarm.

Karena sudah terbangun pagi-pagi seperti ini, akupun memutuskan untuk berolahraga menggunakan sepedaku yang sudah lama tidak terpakai.

Aku tidak terlalu menyesal karena telah bangun sepagi ini. Setidaknya aku bisa menikmati udara sejuk dipagi hari yang jarang kuhirup.

Aku mengayuh sepedaku dengan pelan, mengelilingi taman kota yang memang menjadi tempat favorit untuk berolahraga.

"Nayeon-ah!"

Aku menghentikan sepedaku ketika mendengar seseorang yang memanggil namaku.

"Lay-sunbae? Kau juga olahraga disini? Seingatku...rumahmu tidak disekitar sini." Ucapku begitu pria berhoodie itu telah berada di hadapanku.

"Ne. Kebetulan aku sedang menginap di rumah paman. Dan rumahnya tidak jauh dari sini."

"Ah, begitu. Sunbae, bagaimana kalau kita olahraga bersama? Kalau olahraga ada temannya 'kan, lebih menyenangkan."

"Boleh saja. Tapi kau 'kan naik sepeda."

"Gwenchana, aku bisa menuntunnya kok."

Aku mulai menuntun sepedaku dan berjalan bersisian dengan seniorku itu. Aku sekarang benar-benar tidak menyesal telah bangun pagi-pagi sekali dihari libur. Karena yah, aku jadi bisa bertemu lagi dengan Lay-sunbae setelah lama tidak bertemu.

Kalau boleh cerita sedikit, dulu aku pernah menyukai Lay-sunbae. Aku benar-benar menyukainya saat itu. Aku bahkan tidak peduli walaupun saat itu dia telah mempunyai kekasih. sampai-sampai berulang kali aku menjadi target pembullyan di sekolah. Yah, kebetulan sekali kekasihnya Lay-sunbae saat itu adalah gadis populer yang terkenal sombong luar biasa.

"Bagaimana sekolahmu?" Tanya Lay-sunbae sekedar basa-basi.

"Menyenangkan sekaligus menyebalkan." Jawabku seadanya.

"Menyenangkan, karena ada pria itu 'kan? Kalau tidak salah namanya... Park--Chanyeol?"

Aku menghentikan langkahku. Dan segera menatap seniorku dengan wajah bingung----atau mungkin lebih tepatnya, terkejut.

"Sunbae, bagaimana kau bisa tahu?"

"Memangnya, apa yang aku tidak tahu tentang dirimu? Meskipun kita sudah tidak pernah bertemu lagi, aku tahu semua tentangmu. Termasuk, pria yang sedang dekat denganmu."

Aku memicingkan mataku dan kembali melangkahkan kaki. "Kedengarannya kau seperti stalker."

"Aku bukan stalker. Aku selalu aktif di sosial media. Aku bahkan masih berhubungan baik dengan teman-teman seangkatanku saat SMP. Kita saling berbagi informasi dan membahas kejadian-kejadian saat SMP."

"Ah, begitu." Aku menstandarkan sepedaku di tepi jalan ketika menyadari tali sepatuku yang terlepas. "Oh ya, kemarin aku tidak sengaja bertemu----

Ucapanku terhenti sesaat ketika Lay-sunbae tiba-tiba saja berjongkok di hadapanku dan mengikat tali sepatuku yang terlepas. Oh god, aku merasa seperti pemeran utama dalam drama sekarang.

"Kau bertemu dengan siapa?"

"Eh," Aku terkesiap begitu mendengar pertanyaan dari Lay-sunbae. "itu..aku bertemu dengan Minseok-sunbae, dan juga Jongdae-sunbae."

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang