Heartbeat

1.6K 158 4
                                    

Aku terdiam. Entah kenapa rasanya sangat sulit dipercaya jika Jieun pelakunya. Tiba-tiba sebuah mobil berwarna putih berhenti tepat di samping kami. Kulihat seorang wanita paruh baya yang wajahnya tidak asing lagi bagiku, keluar dari pintu kemudi.

Aku sedikit terkejut melihat Nam-saem yang keluar dari pintu kemudi. Dalam hati, aku bertanya-tanya. Kenapa Nam-saem repot-repot memberhentikan mobilnya tepat di samping kami? Aku pun segera membungkukkan badanku. Namun anehnya, Chanyeol hanya diam menatap Nam-saem datar. Entah kenapa, aku mulai merasakan aura yang tidak baik diantara keduanya.

"Tadi aku hanya kebetulan lewat. Tapi karena tidak sengaja melihat kalian, jadi aku berhenti. Kalian ingin pulang, kan? Ayo naik mobilku saja." Aku tercengang mendengar perkataan Nam-saem.

Apa aku tidak salah dengar? Nam-saem, memberikan tumpangan untukku? Ah, tidak. Maksudku.. memberikan tumpangan untuk--kami--. Aku dan Chanyeol.

Oh! Tunggu! Chanyeol?

Aku baru menyadari maksud dan alasan Nam-saem menghampiri kami. Apa karena pria ini Nam-saem ingin memberikan tumpangan untuk kami? Jadi, apa jangan-jangan rumor yang selama ini beredar adalah benar? Rumor tentang Nam-saem yang menyukai Chanyeol?!

Segera kutepis pikiran-pikiran aneh yang sempat singgah di otakku. Aku menyikut lengan pria jangkung yang ada di sampingku ini hingga membuatnya menoleh ke arahku. Aku menatapnya dengan tatapan seolah sedang meminta persetujuan.

"Kau saja yang pulang dengannya. Aku bisa jalan kaki." Kata Chanyeol sambil memberikan tatapan yang tidak pantas diberikan oleh seorang murid kepada gurunya. Aku tidak mengerti kenapa Chanyeol bersikap seperti itu kepada Nam-saem. Apa mungkin, Chanyeol marah karena Nam-saem menyukainya? Oh, tidak-tidak! Kenapa pikiran aneh itu datang kembali?

Aku masih terdiam di tempatku. Aku bimbang, haruskah aku pulang bersama Nam-saem, atau bersama Chanyeol? Jujur saja, aku tidak ingin pulang jalan kaki, karena itu akan memakan waktu yang lama. Sementara udara malam ini bisa dibilang cukup dingin.

Saat aku sudah memutuskan untuk pulang bersama Chanyeol dan hendak melangkahkan kakiku, tiba-tiba pemandangan mengejutkan hadir dihadapanku.

Aku melihat Nam-saem yang berlari kecil menyusul Chanyeol yang tidak terlalu jauh dari tempatku berdiri saat ini. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Nam-saem memegang lengan Chanyeol seraya menatapnya sendu.

"Chanyeol-ah, maafkan aku. Aku... aku tahu kau sangat membenciku. Aku benar-benar menyesal. Tolong maafkan aku, eoh?" Kata Nam-saem dengan nada memohon. Aku masih diam termangu menatap mereka. Beberapa pertanyaan mulai bermunculan di otakku. Kenapa Nam-saem minta maaf kepada Chanyeol? Memangnya apa yang telah Nam-saem lakukan?

Aku terkejut melihat Chanyeol yang menepis tangan Nam-saem dengan kasarnya. Sungguh, ini tidak seperti Chanyeol yang kukenal beberapa menit yang lalu.

"Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang kau minta maaf dan menyesal? Apa karena ayah sekarang sudah kaya? Maka dari itu kau minta maaf? Cih. Sampai kapan pun aku tidak akan memaafkanmu."

"Yeol-ah, maafkan eomma. Eomma tahu, kesalahan yang eomma lakukan sangat besar. Tapi eomma sangat menyesal. Sungguh." Kata Nam-saem sambil terisak. Isakannya semakin kencang dan terdengar menyakitkan. Untung saja, jalanan disini cukup sepi. Sehingga tidak banyak orang yang melihat kejadian ini.

Untuk kesekian kalinya aku terkejut. Entah sudah berapa kali aku terkejut seharian ini. Mataku melebar seketika saat mendengar Nam-saem menyebutkan dirinya dengan sebutan 'eomma'.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang