Find

1.6K 155 5
                                    

Rasa kantuk mulai menyerangku sejak pertama Kim-saem memulai penjelasannya, sampai sekarang---sudah dua jam pelajaran terlewati---.

Berulang kali kucoba memfokuskan fikiranku pada pelajaran. Tapi hanya bertahan sebentar. Lalu rasa kantuk itu menyerang kembali.

Akhirnya bel pulang berbunyi. Kulihat jam dinding di kelasku. Waktu sudah menunjukkan pukul 22:10 KST. Yah.. aku dan murid-murid SMA Sengnam lainnya, baru saja selesai mengikuti kelas malam atau kelas tambahan.

Aku berjalan keluar kelas bersama Hyerin dan Kyungsoo. Seperti biasa, kami akan pulang bersama. Hyerin tak henti-hentinya menguap dan mengerjap-ngerjapkan matanya,mencoba melawan rasa kantuk yang menyerang. Bahkan beberapa kali Hyerin hampir terjungkal karena tersandung kakinya sendiri yang membuatku dan Kyungsoo harus memapah dirinya.

"Ya!! Bisakah kau menahan rasa kantukmu itu? Kau benar-benar menyusahkan kami!" Kata Kyungsoo sedikit kesal. Matanya menatap sinis ke arah Hyerin.

"Arraseo..arraseo!! Tidak usah menatapku seperti itu! Menyebalkan sekali!" Hyerin mendengus sebal. Sedetik kemudian terdengar ringisan Kyungsoo karena kakinya baru saja diinjak oleh Hyerin. Kulihat Hyerin yang berjalan mendahului kami sambil menghentak-hentakkan kakinya. Aku terkekeh melihat Kyungsoo yang sedang meringis kesakitan sambil memegang kaki kirinya. Kupastikan kini Hyerin telah melupakan rasa kantuknya.

Saat sedang asik mengejek dan menertawakan Kyungsoo, tiba-tiba sebuah tangan menarik lembut pergelangan tanganku. Aku terkejut saat melihat seseorang yang menarik tanganku.

Park Chanyeol. Lelaki itu yang menarik tanganku. Aku mencoba melepaskan tanganku dari genggamannya. Namun apa daya, tenagaku tidak sebesar tenaganya. Dia menarikku sambil berjalan tergesa-gesa. Kulihat Kyungsoo yang berada di belakangku sedang termangu melihat aku yang tiba-tiba saja ditarik oleh Chanyeol.

"Ya!! Apa yang kau lakukan? Kau mau membawaku kemana?"

"Sudahlah tidak usah banyak tanya. Nanti juga kau tau."

Aku hanya diam dan mengikuti kemana langkahnya pergi. Sampai akhirnya langkah kami terhenti di ruang kamera pengawas sekolah. Aku bertanya-tanya dalam hati. Kenapa Chanyeol membawaku kesini? Apa ada sesuatu yang ingin dia cari?

Chanyeol membuka pintu itu secara perlahan dan menggerakkan tangannya sebagai kode agar aku ikut masuk ke dalam ruangan itu. Aku sempat menggeleng, karena aku takut ketahuan oleh ahjussi yang  bertugas menjaga monitor pengawas. Tapi Chanyeol menarik tanganku. Hingga akhirnya aku juga masuk ke dalam ruangan itu.

Ruangannya tampak sepi. Tidak ada seorang pun yang berada disini. Keadaan monitor masih menyala dan lampu yang berada di ruangan ini pun masih menyala. Sepertinya ahjussi itu sedang pergi entah kemana. Dan yang membuatku bingung, kenapa Chanyeol bisa mengatur waktu yang tepat untuk datang ke ruang kamera pengawas saat ahjussi itu pergi?

Kulihat Chanyeol yang kini sedang duduk di depan monitor. Dia tampak sangat serius. Entahlah apa yang sedang dicarinya sekarang. Aku tidak tau. Sedari tadi jantungku berdegup kencang karena takut kalau-kalau ahjussi itu datang dan memarahi kami yang sudah lancang masuk ke dalam ruangan ini tanpa izin.

"Lebih baik sekarang kita keluar saja. Aku takut ahjussi itu datang dan memarahi kita." Kataku sambil mengawasi pintu berwarna coklat tua itu.

"Kau tidak usah khawatir. Dia sedang pergi ke minimarket yang berada di ujung sana. Kemungkinan dia kembali sekitar dua puluh menit lagi." Aku terkejut mendengar perkataan Chanyeol barusan. Bagaimana Chanyeol bisa tau kalau ahjussi itu sedang pergi ke minimarket?

"Jinjja? Bagaimana kau bisa tau kalau ahjussi itu ke minimarket?" Tanyaku heran.

"Aku sudah mengawasi gerak-geriknya sejak tadi." Jawab Chanyeol. Matanya masih terfokus pada layar monitor.

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang