Part 23

362 56 14
                                    

[23]

     SungJong menatap lelaki bermata sipit di hadapannya yang sedang membaca buku menu dari pelayan kafe. "Mocha" Ucapnya.

"Cappucino" Ucap lelaki yang duduk di sebelahnya.

Si pelayan kafe menulis pesanan mereka di sebuah buku kecil. Lalu menatap MyungSoo. "Milk shake strawberry, dua" Ia melirik SungJong sejenak. "Dan Tiramisu, empat"

"Baiklah. Mohon tunggu sebentar" Lalu pelayan itu berlalu.

"Kenapa tak memesan latte saja, MyungSoo-ssi? Latte disini enak"

"Ani, WooHyun-ssi. SungJong tak suka kopi dan dia belum bisa memegang cangkir dengan benar"

"Oh, begitu" WooHyun mengangguk mengerti. Ia juga pernah mengalaminya.

"SungGyu-ssi," SungJong masih terpana menatap manekin hidup di hadapannya. "Kau bisa membaca ya?"

"Ne"

"Sudah berapa lama kalian bersama?" Ucap MyungSoo menatap kedua lelaki di hadapannya bergantian.

"SungGyu sudah hidup selama setahun bersamaku" Jawab WooHyun.

"Bagaimana denganmu, SungJong-ssi?" SungGyu tersenyum pada SungJong.

"Aku?" SungJong tampak berpikir.

"Sudah hampir sebulan. Dan SungJong masih harus belajar banyak" MyungSoo yang menjawab.

"Iya. Aku masih belum bisa membaca dengan lancar"

SungGyu sedikit mendekat dan berbicara pelan. "Tak apa-apa, SungJong-ssi. MyungSoo-ssi tampaknya sangat mencintaimu"

MyungSoo tertawa kecil karena ia bisa mendengarnya, WooHyun juga. "Benar. Aku memang sangat mencintai SungJong"

"Pertahankan itu MyungSoo-ssi," Ucap WooHyun. "SungJong-ssi bisa hidup karena cintamu yang tulus dan perhatian yang kau berikan padanya. Jangan biarkan cinta dan perhatianmu berkurang sedikitpun"

"Wae?" SungJong mengalihkan perhatiannya pada WooHyun.

"Kita akan kembali menjadi manekin, SungJong-ssi" SungGyu yang menjawab.

Ekspresi SungJong langsung berubah. "Itu...mengerikan"

MyungSoo menggenggam tangan SungJong. "Aku tak akan pernah meninggalkanmu, SungJong-a.." Dan kalimat itu membuat SungJong tersenyum.

"Dimana kalian pertama kali bertemu?" SungJong kembali bertanya pada SungGyu.

"Aku yakin kita semua pertama bertemu di toko" SungGyu tertawa kecil. Diikuti ketiga orang itu juga.

"Benar" WooHyun menjawab. "Saat awal karirku sebagai pengacara, aku mendapatkan kasus bagus dan bekerja hingga larut malam. Ketika itu aku bertemu sebuah manekin indah di butik sederhana di ujung jalan, dan aku memberinya nama, Kim SungGyu" Ia berucap sambil menatap dan menggenggam tangan SungGyu di sampingnya.

SungGyu sangat tersentuh, ia bahkan terlihat akan menangis sekarang. "Gomawo, WooHyun-a.. Jika bukan karnamu, mungkin aku masih berdiri di butik dan ditempeli debu-debu"

WooHyun hanya tersenyum sambil mengusap surai hitam SungGyu. SungJong yang menyaksikan jadi ikut-ikutan tersentuh. Ia tersenyum bisa mendengar kisah seindah ini.

"Bagaimana dengan kalian? MyungSoo-ssi?" Giliran WooHyun yang bertanya.

"Aku bertemu SungJong di salah satu toko di mall milikku. Saat itu aku-"

"Tunggu, MyungSoo-ssi. Mall milikmu?" WooHyun merasakan ada sesuatu yang memukul kesadarannya. Membuatnya teringat akan sesuatu. "Jadi, anda adalah Presdir Kim?"

MyungSoo hanya mengangguk kaku. Dan itu membuat WooHyun langsung berdiri lalu membungkuk. "Maaf tidak mengenalmu sebelumnya. Aku sungguh minta maaf, Presdir"

"Astaga. WooHyun-ssi, tak perlu seperti ini" MyungSoo menyadari tengah diperhatikan orang-orang di kafe. "Duduklah kembali"

WooHyun kembali duduk. Ia langsung menjabat tangan MyungSoo. "Sungguh senang bertemu dengan anda"

"WooHyun-ssi, jangan seperti ini. Aku tak begitu suka hal-hal formal"

"Oh, baiklah. Aku mengerti, MyungSoo-ssi" WooHyun tersenyum kaku. "Tapi, ini sungguh sebuah kehormatan bagiku dapat bertemu dengan orang sukses sepertimu, MyungSoo-ssi"

MyungSoo tertawa pelan. "Baiklah, aku mengerti. Ini juga sebuah kehormatan bisa bertemu dengan pengacara sukses sepertimu, WooHyun-ssi"

Mereka tertawa bersama. Sementara kedua manekin hidup di samping mereka hanya menatap bingung, tak mengerti inti dari pembicaraan berisik yang terlihat menyenangkan ini.

Keduanya hanya terdiam dan saling menatap. Mengacuhkan dua manusia yang tampaknya sudah sangat akrab hanya dalam waktu kurang dari dua jam bertemu.

"SungGyu-ssi,"

"Mm?"

"Karna kau hidup setahun lebih dulu, apa boleh aku memanggilmu Hyung?"

SungGyu tersenyum. "Tentu saja boleh, SungJong-a.."

~>o0o<~

LemonMint~ ^^

m a n n e q u i nTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang