Part 4

893 98 10
                                    

4

Pukul 11.35pm.
     MyungSoo melangkah menuju ruangannya dengan tak sabar. Ia barusaja menyelesaikan meeting dengan perusahaan sebelah untuk membahas urusan-urusan sepele yang selalu dibuat rumit oleh orang-orang tua botak itu. MyungSoo segera melupakan kekesalannya setelah teringat sesuatu. Tiba-tiba ia jadi begitu bersemangat untuk kembali ke ruang Presdir yang pengap itu. MyungSoo berhenti tepat di depan pintu dan menarik nafas. Entah kenapa jantungnya jadi berdebar begini.

MyungSoo membuka pintu besar itu perlahan. Senyumnya benar-benar mengembang. Kedatangnya langsung disambut oleh pemandangan yang benar-benar ia harapkan selama ini. Disana. SungJong berdiri di sudut ruangannya.

"Sangat indah" MyungSoo melangkah lebih dekat. Mata elangnya menilik tiap lekuk tubuh kaku manekin cantik itu. Dari kepala hingga kaki. Rasanya MyungSoo ingin sekali melompat-lompat girang sambil berteriak seperti orang gila. Tidak. MyungSoo tertawa dengan pikiran konyol-nya sendiri. Itu tak mungkin. Ini masih di kantor dan sekretarisnya masih duduk manis di depan ruangan ini. Ingat? MyungSoo adalah seorang Presdir.

MyungSoo hanya menatap lama kedua mata bulat SungJong, seakan sedang memberitahukan seluruh isi hatinya dengan bahasa yang hanya mereka berdua mengerti. Dengan lembut MyungSoo menangkup kedua pipi SungJong dengan kedua telapak tanganya, menyalurkan semua kehangatan tubuhnya pada SungJong.

Tok tok tok

MyungSoo buyar. Padahal ia baru saja akan memeluk manekin pribadinya. Terpaksa ia meninggalkan SungJong dan langsung duduk di kursi empuknya. "Masuk"

Perintah MyungSoo membuat pintu terbuka dan seorang wanita cantik berjalan mendekat ke meja Presdir MyungSoo. "Ini berkas yang anda minta, Presdir.." Dan meletakkan beberapa map besar di depan MyungSoo.

"Kerja bagus, sekretaris Yoon. Kau pulanglah, ini sudah sangat telat" MyungSoo tersenyum pada sekretarisnya itu.

"Ne" Sekretaris Yoon membungkuk dan pergi.

Sepeninggal sekretaris Yoon, MyungSoo masih memperhatikan SungJong dari kursinya. Ia mengeluarkan ponsel, menelepon seseorang. "Asisten Min, aku butuh bantuanmu"

Setelah memutuskan sambungan telepon, MyungSoo mulai membaca berkas-berkas penting dari sekretaris Yoon. Tak lupa sesekali menatap SungJong di sudut ruangan. Biasanya ia akan mengeluh tentang pekerjaannya tapi, kali ini, untuk pertama kalinya ia merasa ruangan ini tak pengap seperti biasanya. Apa mungkin karna saat ini ia sedang tak sendirian?

Tok tok tok

MyungSoo menatap malas ke arah pintu. Benar-benar. Kenapa semua orang mencoba merusak waktu indahnya bersama SungJong?

"Masuk"

Seorang lelaki masuk dan membungkuk pada MyungSoo. "Apa yang anda butuhkan, Tuan?"

MyungSoo hampir menepuk jidat. Ia benar-benar lupa telah meminta asisten Min untuk datang. "Begini, asisten Min," MyungSoo menatap SungJong sejenak.

"Ada yang salah, Presdir?"

"Ah, ani. Aku ingin kau membawanya ke rumahku"

"Maksud anda, manekin itu?"

MyungSoo mengangguk pada asisten pribadinya itu. "Iya. Tolong bawa dia pulang ke rumahku"

"Saya mengerti" Asisten Min membungkuk lalu berjalan ke arah manekin dan mengangkatnya perlahan.

"Bawa dengan hati-hati. Jaga dia seperti kau menjaga nyawamu"

"Baik, Presdir"

Asisten Min menghilang di balik pintu bersama SungJong. Ia tersenyum untuk yang kesekian kalinya. Ia benar-benar harus segera menyelesaikan semua berkas ini.

"SungJong-a, tunggu aku di rumah.."

~>o0o<~

LemonMint~ ^^

m a n n e q u i nWhere stories live. Discover now