Pencarian Naga

677 46 0
                                    

Lantai bawah tanah tak seterang lantai-lantai di atasnya. Susah sekali mendapatkan cahaya alami di tempat ini, sehingga cahaya lampu gantung yang tak banyak rasanya sudah cukup. Dan lagi, lantai ini pun hanya dipakai sebagai penyimpanan barang para siswa atau guru.

Lorong itu memanjang dengan pintu-pintu menyebar di kanan-kiri. Ada yang bertuliskan 'Penyimpanan Koper', 'Barang-Barang Hilang', maupun 'Gudang Gandum'. Namun tak ada sesuatu yang menyinggung naga. Setidaknya belum, karena mereka baru berjalan sekitar 15 meter dari tangga.

"Bagaimana jika ternyata naga itu tidak ada?", tanya Felix sambil mencari-cari di papan nama ruangan-ruangan.

Joey dengan yakin menjawab, "Pasti ada! Kalau tidak ada, apa yang kita dengar kemarin? Aku yakin pasti Kepala Amaris meletakkannya di deretan belakang, sehingga naga itu akan susah naik ke lantai satu."

Kemudian hening kembali. Setiap orang memeriksa papan-papan nama yang ada di setiap ruangan, memastikan bahwa mereka tidak salah baca karena lantai ini.. ya, tidak terlalu terang.

Joey dan Felix mencari di kiri. Sam dan Dana di kanan. Dan Hester, ia bagian memegangi senter.

Hester mulai gelisah, namun tak berhenti mencari. Ia berjalan tak terlalu cepat agar setiap tulisan yang ada di papan nama di kanan-kirinya tak terlewati satupun.

Namun sampai ujung lorong pun, tak ada satupun yang menunjukkan adanya seekor naga di tempat itu.

"Tidak ada naga di sini. Lebih baik kita kembali saja. Mungkin Kepala Amaris sudah memindahkannya agar sekolah aman.", kata Felix untuk menenangkan teman-temannya.

Joey mendengus. Ia memang tak mudah menyerah, sama seperti Hester.

"Teriakan naga itu tadi siang dan malam ini naga itu sudah dipindahkan? Rasanya kok aneh sekali ya?", tanya Joey menyinggung.

Hester langsung menyaut, "Kita harus mencari sekali lagi."

Dan ia pun langsung berjalan menyusuri lorong itu sekali lagi, sementara teman-temannya masih berdiri tegak di belakang sana.

Lalu Sam mengikuti Hester, masih sangat bersemangat untuk melihat naga. Felix menghela nafas panjang dan mengikuti Hester juga dari belakang.

"Bagaimana jika suara tadi bukan suara naga?", tanya Dana di balik keheningannya sedari tadi.

Joey yang berjalan sejajar dengannya langsung menoleh terkejut, "Apa maksudmu?".

Dana dengan santai menjelaskan bahwa bisa saja Kepala Amaris memanipulasi para siswa untuk berpikir bahwa sumber suara yang berada di bawah tanah ini adalah naga, sehingga tak akan ada satu siswa pun yang berani turun ke tempat ini.

"Tapi Kepala Amaris tidak akan berbohong kepada siswa, kan?", tanya Joey meyakinkan dirinya sendiri.

Dana hanya mengangkat kedua pundaknya sambil menggeleng, lalu berjalan mengikuti ketiga temannya di depan sana.

Unisels AcademyOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz