"Kok didukung bu? Biasanya ni yahh kaya cerita di wattpad yang sering saya baca pasti guru nasehatin muridnya biar gak pacaran sama cowok nakal." jelas Indah membuat Bu Mita terkekeh.

"Kebanyakan baca wattpad kamu. Itukan fiksi ini dunia nyata nak. Kamu tanya kenapa? Ya karena mungkin dari kamu Riko bisa berubah sedikit demi sedikit jadi murid baik gak kaya sekarang." jelas Bu Mita membuat Indah tertegun.

Bu Mita dan Indah masuk ke kantor guru dan mulai berjalan menuju meja bu Mita.

"Berhubung kelas kamu lagi gak ada gurunya. Saya minta tolong kamu ya masukin nilai ulangan harian anak kelas XI ips 4. Saya mau ngajar dulu." kata Bu Mita yang bersiap-siap pergi.

"Tapi bu kalo saya ada gurunya gimana?" Tanya Indah.

"Bu Rima gak masuk kan? Lagian masukin nilai gak bakal lama kok. Kalo kamu kesepian panggil aja Riko kesini." jawab Bu Mita yang membuat Indah menggeleng.

"Ada dia ntar malah gak selesai-selesai Bu."

"Yasudah kalo begitu ibu tinggal dulu. Tolong ya Ndah." kata Bu Mita yang dijawab Indah dengan anggukan dan tersenyum.

Indah mulai duduk dikursi bu Mita lalu mengambil setumpuk kertas-kertas ulangan anak kelas XI ips 4. Dia mulai memasukkan satu per satu nilai-nilai tersebut dan aktivitasnya terhenti saat hendak memasukkan nilai orang bernama Rasya. Dia memperhatikan kertas ulangan milik Rasya yang mendapat nilai 98. Nilai tertinggi diantara nilai lain yang tlah dimasukkan Indah. Refleks Indah tersenyum tipis. Sepertinya mantannya itu selain semakin tampan juga semakin pintar. Terlintas dibenaknya jika dia berpacaran kembali bersama Rasya. Mereka pasti sangat dipuja karena sama-sama pintar serta cocok. Tapi saat tersadar Indah langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia membuang jauh-jauh pikiran tersebut.

"Lagian berasa jilat ludah sendiri kalo gitu." kata Indah berbicara sendiri sambil terus memasukkan nilai-nilai ujian tersebut. Tak sadar jika dihadapannya tlah ada orang yang baru saja dipikirkannya.

"Ehemmm." dehem seseorang yang berdiri dihadapan Indah berbatas meja bu Mita. Indah mendongak dan kaget melihat Rasya tengah memperhatikannya.

"Lo.. lo sejak kapan disitu?" Tanya Indah.

"Sejak lo megang kertas ulangan gua terus senyam-senyum. Lo kenapa? Mau balikan?" Tanya Rasya yang langsung membuat Indah mendelik.

"Never. Lagian berarti lo juga denger kan tadi gua ngomong. Berasa jilat ludah sendiri. Buanglah mantan pada tempatnya." sindir Indah membuat Rasya tersenyum miris tapi tak beranjak dari hadapan Indah.

"Lo ngapain sih disini?" Tanya Indah yang risih.

"Gua disuruh bu Mita ambil kertas ulangan anak-anak. Disuruh bagiin ke anak-anak." jawab Rasya membuat Indah mengangguk lalu terburu-buru memasukkan nilai kelasnya Rasya.

"Santai yank, gapapa kok gua tungguin lo selesai." kata Rasya dengan menekankan kata yank membuat Indah menatapnya jengkel.

"Lo gak berhak manggil gua gitu." tegur Indah

"Terus si Riko berhak?" Tanya Rasya membuat Indah membanting pulpennya.

"Gak ada urusannya sama lo. Gak usah bawa-bawa Riko." kata Indah sambil berdiri.

"Jelas ada lah. Gua masih pengen balikan sama lo tapi dia datang dan jadi pho." kata Rasya.

"Kalo ngomong dijaga. Kita gak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi dia bukan pho." kata Indah.

"Tuh udah beres." kata Indah lagi sambil menunjuk setumpuk kertas ulangan tadi.

"I love you." kata Rasya membuat Indah membuang muka lalu cepat-cepat keluar kantor guru dan menuju kelasnya.

Bendahara Kelas [Completed]Where stories live. Discover now