24. Bumi

10.2K 757 29
                                    

Sesuai janjiku yang kemarin, aku bakal dedikasikan part ini khusus yang udah komen. Makasih banyaaak kalian fadianugrah26  lieanna85 yang komen dan udah nunggu nunggu aku yang updatenya super duper ngaret.

Berhubung aku lagi seneng, aku kasih hadiah. Ya, hadiahnya apdetan wkwkwk

Happy reading💕

***

Jingga mengantar Senja dengan mobilnya yang sudah lama tidak terpakai, karena Jingga lebih suka memakai motor modusnya itu. Bagaimana tidak modus? Jika Jingga menekan rem mendadak maka akan membuat siapapun yang di bonceng itu menubrukkan badannya ke punggung Jingga.

Ah sudahlah, omong-omong sejak pernyataan Jingga tadi, Senja tidak menemukan Gaea dimanapun. Senja sempat bertanya pada Didi dan teman Jingga yang lainnya, mereka bilang Gaea pulang lebih dulu saat tamu-tamu bersorak sorai melihat adegan romantis gratisan itu.

Senja khawatir dan memikirkan Gaea, Senja harap tidak akan terjadi apa-apa pada kakak tersayangnya itu. Setelah sampai rumah, Senja ingin menemui Gaea dan meminta maaf telah menerima Jingga. Ya benar, Senja akan meminta maaf untuk itu, bagaimanapun Gaea pasti terluka melihatnya. Sebenarnya Senja tidak ingin membuat kakaknya terluka, hanya saja kata-kata gadis itu membuat Senja menyadari bahwa dirinya juga berhak untuk bahagia dan berhak untuk kesempatan kedua.

Ah iya, tentang gadis itu, Senja sudah mengetahui semuanya. Dia adalah Gladys, sepupu Jingga. Setidaknya itu membuat Senja sedikit lega. Dan soal Jane, besok Jane akan segera meninggalkan kota ini. Sebenarnya Senja tidak ingin Jane pergi, karena ia mulai merasakan kehadiran Jane membuat semuanya membaik, dan Senja mendapatkan ini semua berkat Jane, Jane yang sudah menyadarkan Senja tentang perasaannya terhadap Jingga.

Untuk waktu yang sangat singkat dan pelajaran hidup yang sangat berharga, terimakasih, Kak Jane.

"Kamu kelihatan gelisah. Kenapa?" Tanya Jingga yang sedang memperhatikan Senja sedari tadi sambil sibuk menyetir.

"Liat jalanannya, jangan liatin aku."

"Kan kamu tau, jalanan nggak semenarik kamu." Goda Jingga yang membuat pertahanan jantung Senja runtuh. Mengapa hanya dengan kata-kata, jantung Senja bisa berdegup kencang sekali? Semoga saja tidak terdengar. "Lagi pula kan kamu yang saya tuju." Lanjut Jingga.

"Dasar pengumbar kata-kata manis!"

Jingga hanya tersenyum puas mendengarnya. Momen seperti ini yang Jingga rindukan.

Tidak terasa obrolan ringan yang terkesan menyenangkan itu harus berakhir karena mobil Jingga sudah berhenti di depan gerbang rumah Senja. Sayang sekali jika sedang bahagia maka waktu akan cepat berlalu.

Jingga menyuruh Senja tetap di dalam mobil, dan Jingga keluar dari mobilnya lalu membukakan pintu untuk Senja. Seperti yang ada di film-film romantis. Ah ingin sekali Senja menghentikan waktu untuk kali ini saja.

Senja melangkahkan kakinya keluar mobil dan berdiri dihadapan Jingga. Lucu saja tinggi mereka berbanding sangat jauh, jauh sekali.

Jingga menghabiskan jarak di antara mereka dan merunduk untuk bisa bertatapan wajah dengan Senja, kini hanya tersisa jarak sekepalan tangan antara wajah mereka, membuat Senja harus menahan napasnya. Jangan ditanya tentang degup jantung Senja, karena jantungnya sudah dibawa pergi oleh jutaan kupu-kupu yang menari diperutnya sedari tadi.

Dan di detik berikutnya, sesuatu yang kenyal dan lembut menempel di dahi Senja. Senja menutup matanya, tidak berani melihat apa yang terjadi, sungguh sekarang Senja merasakan sesuatu yang meletup-letup di dadanya hingga ia tidak mampu bergerak sedikitpun untuk menjauh.

Senja Dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang