"Njir,Micel" cewek yang dipanggil Micell itu tersenyum.

"Gue ga apa apa kok. Tadi refleks aja jatoh waktu lo nglaksonin gue." Ujarnya sambil menepuk nepuk celananya,ada sedikit noda disana.

Fariz mengangguk dan tersenyum. Hatinya setuju pada Micell,kalo ia mengklakson dan sekarang yang didepannya adalah orang lain. Bagaimana nasibnya? Apalgi sekarang banyak orang yang ga kenapa napa tapi minta ganti rugi.

"Lo mau kemana?" Tanya Fariz saat Micell melangkahkan kakinya.

"Ke toko buku."

"Naik apa?" Fariz tersenyum,mungkin ini yang dinamakan kode.

"Angkot paling" Fariz menggeleng mendengar jawaban Micell. Sekarang ia sudah berjalan ke arah motornya dan menaikinya.

"Naik ini aja,gue anterin" ujarnya saat ia sudah mengendarai motornya ke sebelah Micell.

Micell menggeleng "ga ah,gue naik angkot aja. Repotin ntar"

"Masa ke sahabat sendiri ngerepotin. Ya enggalah."

Micell berpikir sebentar.

"Mumpung ditawarin sama orang ganteng lho" lanjutnya. Micell tertawa mendengarnya dan mengiyakan ajakan Fariz.

Mereka akhirnya melaju ke toko buku yang ada di salah satu Mall. Setelah sampai di parkiran Mall,mereka langsung menuju ke toko buku. Karena memang tujuan awalnya ya toko buku.

"Lo suka buku yang mana?" Tanya Fariz  sambil memperlihatkan dua buah buku yang ada di hadapannya. Di tangan kanan,ada sebuah buku yang halamannya tebal dan di tangan kiri ada sebuah buku yang halamannya tipis.

Micell mendekati Fariz dan melihat judul kedua buku tersebut. Yang halamannya tebal adalah salah satu buku karangan Tere Liye dan satu lagi adalah resep masak.

Micell tersenyum "gue lebih suka yang ini" jawabnya sambil mengambil buku Tere Liye. Dan melihat lagi ke arah buku resep masak "kalo yang ini" tunjuknya pada buku itu. "Gue belom tertarik masak,jadi ntar aja" ujarnya sambil nyengir.

Micell mengalihkan pandangannya,ia fokus membaca sinopsis di buku yang ia pegang sekarang. Sedangkan Fariz melihat lihat cover buku masak yang ada ditangannya.

"Padahal gue suka cewek yang pinter masak" ujarnya cuek,tapi bisa menohok Micell. Fariz pergi ke tempat komik sedangkan Micell membuang nafasnya kasar. Dipikirannya sekarang adalah apa benar Fariz suka cewek yang pinter masak? Ia menggeleng cepat mencoba membuang pikiran anehnya itu lau berjalan ke arah kasir.

Sekarang Fariz dan Micell sudah menenteng belanjaannya masing masing,sama sama membeli dua buah buku. Bedanya,Fariz membeli komik dan Micell membeli buku karya Tere Liye.

"Lo laper ga?" Tanya Fariz sambil merapihkan rambutnya,ia peka. Peka terhadap cewek cewek yang sekarang banyak yang sedang melihatnya.

"Ehm..." belum selesai Micell menjawab,Fariz sudah berjalan ke salah satu restoran jepang.

Fariz duduk di salah satu kursi yang kosong. Tangannya menepuk nepuk kursi disampingnya,menyuruh Micell duduk. Micell mengangguk dan duduk di kursi itu.

Tak berapa lama makanan dan minuman yang mereka pesan sudah tersaji di atas meja mereka. Fariz meneguk ludahnya,tak sabar memakan sushi yang disukainya. Cacing cacing di perutnya pun sudah akan mengadakan party.

"Makan" ujarnya sambil menyuap segulung sushi ke mulutnya. Micell pun sama,memakan sushi yang ia pesan.

"Cell" panggil Fariz di sela sela makannya.

"Hmm?"

"Gue kok ngerasa aneh ya sama Fariska" ujarnya sambil meminum lemon tea. "Maksud gue,ya Fariska sedikit berubah"

MY TWINWhere stories live. Discover now