Kenina masih menagis, tapi tangisnya itu seolah langsung dipaksa berhenti oleh tawa Satria.
"Kamu kok bloon banget sih? pantas aja dari tadi kamu ngomong aneh."
"Kamu tuh yang aneh."
Kenina bersedekap, ia sudah malas memperhatikan Satria yang ada dihadapannya itu.
"Aku memang mau Ngelamar, dan wanitanya adalah kamu. Aku mau bilang udah dari lama, tapi aku takut kamu bakal nolak karena mau pasti akan memilih sekolah kamu dulu. Aku juga gak mau merusak pikiran kamu dengan kata-kata lamaran itu."
Satria terdiam sejenak, lalu ia menarik nafas dalam dan begitu pula menghembuskannya.
Satria meraih tangan Kenina mencoba untuk membantu kenina berdiri, lalu Ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan kotak beludru berwarna hitam.
"Aku gak bisa ucapin kata-kata romantis buat kamu."
Satria membuka kotak itu, yang terdapat cincin cantik permata rubby, cincin yang sangat Kenina sukai.
"Aku cuma mau bilang will you be my fiance?"
"Kok, fiance sih? Bukan nya kalo melamar itu would you merry me ya."
Satria tertawa lucu, ia segera menyematkan cincin itu ditangan Kenina, karena tanpa menunggu jawaban dari Kenina pun Satria sudah tau jawabannya.
"Kenapa fiance. karena kalau aku ajak kamu nikah, terus sekolah kamu gimana? Kamu kan baru hari ini selesai ujian nasionalnya. Kamu pasti juga harus kuliah kan."
"Iya sih. Jadi, sekarang kita tunangan?"
Kenina bertanya sambil melihat cincin yang sekarang berada di jarinya itu
"Iya kita tunangan, tapi kalau kamu terima sih. Kalau engg--"
"Aku terima kok."
Kenina langsung memeluk erat tubuh Satria, saat ini ia sungguh sangat-sangat senang.
Tapi, kesenangan itu segera terganggu karena dehaman kuat di dekatnya.
"Udah deh pelukannya."
Kennan datang mendekati kenina adiknya tercinta dan langsung memeluknya.
"Selamat ya sayang, akhirnya kalian udah tunangan."
Kenina langsung melepaskan pelukan Kennan saat mendengar suara itu.
"Tan.. Tante?"
Orang itu tersenyum dan langsung memeluk kenina erat, "Maafin tante karena dulu pernah berniat memisahkan kamu dari Satria."
Kenina masih diam, saat ini ia bingung mau berkata apa dengan orang yang sedang memeluknya ini.
"Tante tau tante salah, dan kata maaf untuk tante pasti sangat sulit, tapi-"
"Tante, aku udah maafin tante dari lama kok, jadi tante gak usah merasa bersalah lagi, wajar tante bersikap seperti itu, karena tante hanya takut akan kehilangan anak kesayangan tante."
Kenina lagi-lagi tersenyum, senyum yang sangat tulus untuk orang dihandanya itu.
"Tapi.."
"Apa kata Nina benar kok tan."
Kennan segera menyela, karena apa yang dikatakan kenina itu memang benar.
"Terima kasih karena udah maafin tante."
Mereka berpelukan lagi, dan kali ini disertai dengan tangisan dari mereka berdua.
"Udah dong nagisnya!!"
Suara dari kejauhan sontak membuat Kenina mencari keberadaan suara itu, dan rasa keingin tahuan itu langsung terbayar ketika seluruh keluarga dari kenina dan satria datang menghampiri mereka.
"Selamat ulang tahun sayang."
Sasya menghampiri Kenina dan memberikan kue yang terdapat lilin dengan angka delapan belas itu.
Ya.. Hari ini adalah hari kelahiran kenina, kenina pun hampir melupakan ulang tahunnya sendiri karena semua kejutan yang tidak terduga itu.
"Ayo tiup lilinnya."
Kenina meniup lilin itu bertepatan dengan terbenam mentari.
Kenina berharap dengan beriringnya matahari tenggelam, ia ingin semua kenangan buruk dulu juga tenggelam dan hanya akan menjadi pelajaran hidup saja.
Huffttt, Sorry kalau b. Ing nya kayak gitu, soalnya aku gak terlalu jago.
Semoga ekstra part tidak terlalu buruk bagi kalian.
Dan dengan ini, cerita kenina benar2 end. Dan mari beralih ke my girlfriend, cerita dari kakaknya kenina yaitu kennan.
Bye..
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
Extra Part
Start from the beginning
