Author pov
"Oh iya jangan lupa kasih tau aku orangnya yaa!!" teriak Kenina pada Naura yang mulai memasuki kelas nya.
"Oke! Saatnya beraksi, maaf papa mama untuk sementara aku belum bisa beralih propesiku saat ini.
Karena kejahilanku sedang dibutuhkan oleh teman baru ku."
Batin Kenina.
Setelah berdiri sebentar diambang pintu, perlahan Kenina memasuki ruangan kelas barunya.
Matanya terus mengelilingi isi kelas guna untuk mencari tempat dimana dia akan duduk, siswa dan siswi didalam kelas tersebut hanya menatap bingung pada Kenina.
"Ck! Bukannya menawari aku duduk, tapi cuma ngolongo aja!"
Kenina terus meneliti kelas, sampai matanya tertuju pada kursi pojok paling belakang, merasa tak berpenghuni dia duduk dibangku tersebut.
Sama seperti tadi, semua siswa dan siswi menatap kenina tanpa berpaling sedikitpun, dan merekapun masih sama menatap kenina saat duduk.
"Kenapa?! Heran!"
Tanya Kenina pada semua murid dikelas itu, dengan nada sinisnya.
Dan tak lama kemudian seorang guru memasuki ruangan kelas Kenina.
"Selamat pagi anak-anak, ibu ada kabar gembira. Sekarang kalian memiliki teman baru di kelas."
Ucap guru tersebut setelah dia meletakkan tas-nya dimeja.
"Ayo yang merasa murid baru silakan kedepan." Titah guru itu.
Kenina pun beranjak dari tempatnya dan berjalan kedepan kelas.
"Sekarang perkenalkan nama kamu."
"Hai! Nama saya kenina aqila maharani, saya siswa pindahan dari kota jakarta, kalau nama sekolah nya menurut saya kalian gak perlu tau soalnya gak terlalu penting kan!." Jelas kenina kemudian. Murid baru yang menyebalkan memang.
Kenina menatap semua murid dikelas itu ada yang berbisik, menatap jengah dan ada yang hanya diam saja.
"Oke terima kasih Kenina, sekarang kamu mulai duduk." ucap guru tersebut.
Kenina'pun kembali pada tempat duduknya semula, sama seperti pertama masuk kelas. Kenina masih saja ditatap oleh para murid kelas itu.
Guru yang ada dikelas itu langsung memulai pelajarannya, tapi sebelum guru itu memulai tiba-tiba ada seorang murid masuk kedalam kelas.
"Maaf buk, saya terlambat."
Ucap murid tersebut.
"Hmm itu memang sudah menjadi kebiasaan kamu Dimas, cepat duduk!" Titah sang guru.
Anak yang dipangil Dimas itu langsung melangkah kearah tempat duduknya.
kenina menatap anak laki-laki itu. Kulit yang putih, badan yang tinggi, dan hidung mancung.
"anak yang tampan." batin Kenina.
Dimas duduk disebelah kenina, yups! Dimas adalah teman yang duduk di bangku kosong sebelah kenina.
"Kamu beruntung bisa duduk satu meja sama aku, karena selama ini aku gak mau siapa pun duduk disamping aku." kata Dimas kepada Kenina,
Mereka sekarang sedang mencatat tulisan yang ada dipapan tulis.
"Idiih! Kalau ada tempat duduk lain. Aku bersedia duduk ditempat lain, bukannya di kursi paling pojok begini! Aku juga ogah mau duduk satu meja dengan kamu." balas Kenina ketus.
Dimas hanya menatap Kenina sekilas, bahkan sejak pertama duduk disebelah Kenina.
Tidak ada cara saling sapa antara teman baru yang seperti biasa orang lihat.
Merekah hanya saling cuek.
Waktu terus berlalu, sampai suara bel berbunyi tanda bahwa jam istirahat telah dimulai.
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
