"Kak Gimana? Masih belum ada info sedikit pun?, padahal si Naura gerak-gerik nya itu kelihatan banget, tapi entah kenapa kalau sedang bersama kita dia itu tertutup rapi banget."
Friska sejak dari tadi berceloteh akan belum ketemu nya apa yang di sembunyikan oleh Naura, Satria dan Kenina-pun pusing akan hal itu, dan pusing mereka malah bertambah karena perkataan yang terus keluar dari mulut Friska.
Friska terus mengeluarkan kata-kata mengejek, menghina, mengancam, bahkan ada perkataan memuji untuk Naura.
Heran bukan? Pasti bagi yang mendengarnya akan merasa pusing seketika.
"Stop deh, Ka! Dari pada kamu berceloteh gak jelas terus kayak gitu, lebih baik kamu juga ikut mikir."
Akhirnya Satria menyuarakan isi hatinya yang tidak suka akan Friska yang seperti ini, Friska jadi lebih sensitif akan yang berhubungan dengan Naura.
Friska hanya mengerucutkan bibirnya, dan itu sukses membuat kenina tersenyum tipis. Dan juga senyuman itu membuat Satria yang melihatnya merasakannya debaran jantung yang tiba-tiba berdetak dua kali lipat dan perasaan aneh menyelimuti hati Satria.
Akan kan Satria benar merasakan yang namanya cinta?
Ah! Tapi itu segera ditepis langsung dari pemikiran Satria, yang terpenting saat ini adalah perbuatan apa yang akan dilakukan naura terhadap mereka.
"Ka? Apa benar kamu merasa kalau Naura itu punya niat jahat ke kita, terutama ke Kenina?."
Sungguh pertanyaan itu sudah lama dikepala Satria, ia merasa bingung luar biasa.
"Kalau memang Naura berniat jahat, kenapa dia gak melakukan nya segera, sudah dua minggu kita menyelidiki dia, tapi apa hasilnya? Nihil."
Satria tidak habis pikir dengan pemikiran Friska, bisa-bisanya dia berfikir jahat terhadap orang lain.
"Friska yakin kak kalau Naura itu punya niat jahat, perasaan aku selalu gak enak ketika melihat dia selalu memperhatikan ponselnya, dan yang seperti kita tau dia itu jarang bahkan tidak pernah memperhatikan yang lain selain buku dan kakak. Perasaan aku selalu benar kak, sama seperti kejadian dulu."
Friska mengatakan itu dengan yakin seyakinnya, perasaannya ini sering memang terjadi. Friska berfikir kalau dia benar.
"Ka? " tepukan di pundak Friska membuat Friska yang menunduk sedari tadi langsung mendongak menatap seseorang yang menepuk pundaknya.
"Aku ngerti perasaan kamu, tapi berfikir yang tidak pasti terhadap orang lain itu gak pantas. Jangan jadikan masa lalu itu membuat kamu membenci Naura, Naura itu hanya kembaran. Belum tentu mereka sama."
Friska menatap nanar ke arah kenina, ya... Kenina lah yang menepuk pundak Friska tadi.
Kenina tersenyum lembut kearah Friska.
Kenina mungkin orang yang sangat jahil dan tidak perduli akan semua kelakuan nya yang buruk. Tapi jika berhubungan dengan orang yang ia sayang, Kenina pasti akan sangat berfikir dewasa. Seperti saat ini.
"Yang di bilang Kenina benar, tapi tidak ada salahnya juga. Bagaimana kalau kamu salah? Dan masalah ponsel, orang lain juga kalau udah mengang ponsel pasti akan lupa diri, sama seperti kamu."
Satria-pun mendukung semua perkataan dari Kenina, dan Friska ia hanya menunduk dan mengerucutkan bibirnya lagi.
Hening...
Itu jarang terjadi diantara mereka bertiga, mereka sibuk dengan urusan masing-masing, sampai lima menit kemudian. Friska angkat bicara.
"Oke!, mungkin aku salah sudah berfikir seperti itu, aku gak akan lagi berfikir macam-macam. Tapi aku mau melakukan sesuatu dulu hari ini dan aku harap kalian setuju tentunya."
Friska mengatakan dengan semangat, seolah-olah dia sedang melakukan hal yang sangat ia sukai.
Satria dan Kenina pun dibuat bingung dengan perubahan drastis dari Friska.
Tapi,, mereka tidak mau merusak semangat dari Friska, dan akhirnya mereka setuju untuk melakukan sesuatu terhadap Naura yang terakhir kalinya.
*
"Ck!! Friska kamu benar kalau Naura akan keluar, kita sudah menunggu selama satu jam disini."
Satria sudah kesal menunggu.
saat ini, mereka sedang berada didalam mobil Satria.
Seperti yang direncanakan oleh Friska.
Setelah sepulang sekolah, mereka akan menguntit atau bahasa kerennya Stalker.
Mereka akan menguntit Naura hari ini, mengikuti naura kemana saja. Tapi sejak se-jam berlalu Naura masih tidak menunjukkan batang hidungnya.
Dan akhirnya membuat mereka kesal dan uring-uringan didalam mobil.
"Kakak yang sabar dong! Aku tau hari ini pasti Naura akan keluar untuk beli buku, mungkin entah saja setelah beli buku dia ketempat lain juga."
Mendengar keyakinan dari friska hanya membuat Satria memutar matanya jengah dan membuat Kenina terkekeh kecil.
Sungguh pribadi yang sangat percaya diri.
"Kalau begitu, kita tunggu satu jam lagi, kalau misalnya Naura gak keluar rumah juga, terpaksa kita gagalin rencana kamu."
Satria sudah mulai capek dengan permainan yang mereka bukan sendiri, mengikut campuri urusan orang lain bukanlah tipe dari diri satria.
"Oke baiklah." Friska mengucapkan dengan lirih sekaligus kecewa.
Mereka akhirnya menunggu lagi, tapi belum sampai sepuluh menit, orang yang mereka tunggu sedari tadi akhirnya keluar dari rumah nya.
Setelah memastikan aman satria pun mengikuti Naura.
Naura keluar rumah mengunakan mobil yang cukup mewah, sungguh bukan dirinya yang ada disekolah, Naura yang disekolah terlihat seperti anak yang biasa bahkan sampai dicap sebagai orang miskin.
Tapi yang dilihat mereka hari ini adalah kebalikannya.
"Tuh kan kak! apa yang Friska bilang benar, Naura itu bukan anak biasa."
Baik Satria maupun Kenina tidak mengubris perkataan Friska, mereka sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Lama mereka mengikuti Naura sampai pada akhirnya, mobil Naura memasuki hutan yang tidak terlalu lebat disini.
Dan itu sukses membuat mereka percaya akan adanya yang disembunyikan oleh Naura.
Memasuki hutan cukup dalam dan akhirnya mobil Naura berhenti, berhenti tepat di sebelah mobil yang cukup familiar dimata mereka.
Mereka yang berhenti lumayan jauh dari mobil Naura masih bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi.
Tiba-tiba saja Satria mengepalkan tangannya dengan kuat saat itu, dan hampir saja melepaskan emosi yang tidak bisa dia tahan, kalau saja Friska dan Kenina tidak menahannya.
"Kita tunggu saja kak, apa yang di lakukan Naura sama mama...."
.
Tbc.
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
