memory*7

68 10 0
                                        

Hai.
Masih Adakah yang baca cerita aku?
Voment nya pliss, biar aku tau kekurangan dan kelebihan cerita aku, oh iya ada beberapa bab yang aku private dicerita ini.
Jadi kalau mau baca cerita nya yang ke private difollow dulu akun saya.
Bukan untuk tenar. Tapi aku sering baca cerita dari author lain. Banyak yang copy-paste, aku khawatir dengan cerita aku di copy-paste juga.
Jadi untuk jaga-jaga aku private cerita aku.

Oke trims atas perhatiannya.
Kita kembali kecerita.

Author pov

"Satria! Kamu sudah sadar."
Ucap gadis yang ada disebelah tempat satria berbaring.

Satria masih mengerjapkan matanya, menyesuaikan cahaya yang masuk dimatanya.

"Satria jangan banyak gerak, kamu masih lemah."
Cegah gadis tersebut, ketika melihat Satria ingin berangkat dari tempatnya.

"Terima kasih Naura. Kamu sudah jaga aku selama aku pingsan, tapi aku harus segera pergi."

"Kamu mau pergi kemana? Kamu masih lemah Sat."

"Aku harus menemuin seseorang, dia pasti sudah lama menunggu aku. Sekali lagi terima kasih sudah menjaga aku. Permisi aku harus pergi."

Satria keluar dari ruangan Uks tersebut, dengan naura masih berada ditempatnya.

Dia mau menemui siapa?

Satria berjalan dengan tergesah, ia menuju taman yang biasa dia tempati ketika ia merasa sedang pusing atau hanya ingin menyendiri.

Satria termasuk siswa yang famous disekolahan, ia siswa yang, pintar, tampan, dan, baik. Tapi sayang Satria termasuk anak yang suka menyendiri walaupun ia memiliki banyak teman.

"Nina!" pangil Satria pada Kenina ketika ia sudah sampai pada tempat tujuannya dan mendapati kenina yang sedang duduk dibangku taman, sambil menundukkan kepalanya.

Kenina yang mendengar namanya dipanggil sontak mendongak.
"Akhirnya kamu datang juga, aku udah lama nunggu kamu."

"Hehe maaf, aku ketiduran dikelas tadi." bohong satria.

"Ck!"

"Oh ya! Aku mau nagih cerita kamu sekarang, ayo cepat cerita."
Satria duduk disebelah Kenina, dan menatap mata ceria tetapi terlihat sendu itu.

"Kamu lagi ada masalah apa?" tanya Satria lembut.

Kenina hanya menghembuskan nafas panjang, dan memberikan surat yang dia dapat dari kepala sekolah.

Satria menerima surat itu dan membacanya sekilas.
"Ck! Ck! Anak baru sudah buat ulah rupanya." ucap satria meremehkan.

"Aku takut, aku takut nanti keluarga aku terutama Opa aku nanti akan kecewa, mereka yang udah kirim aku kesini untuk menjadi lebih baik, tapi aku malah mengecewakan mereka." jelas Kenina yang hampir menitihkan air mata.

"Emang kamu melakukan kesalahan apa sih?"

Kenina sejenak menatap Satria, dan mulai menjelaskkan bagaimana kronologi kejadian kemarin.
Dan setelah Kenina bercerita, Satria menghembuskan nafas panjang dan mengelengkan kepalanya tak percaya.

"Jadi itu masalahnya, ya ampun Ninaa. Kamu harusnya gak ber.urusan sama Angel dan Naura."

Mendengar nama Naura disebut, Kenina malah mengerutkan keningnya.

"Naura? Kenapa dengan Naura?" tanya kenina penasaran

"Hmm, itu gak penting. Yang perlu kamu tau, aku itu kenal dengan Naura walaupun aku gak pernah melirik dia. Aku tau dia selalu mengintip aku dibalik pohon itu."
Jelas Satria sambil menunjuk pohon yang sering dijadikan persembunyian naura.

"Jadi kamu tau kalau Naura itu suka ngintip kamu dipohon itu?"
Lagi-lagi Kenina dibuat tak percaya oleh kerkataan Satria.

"Iya aku tau."

"Emang ada apa sih dengan Naura? Tadi Friska juga bilang jangan terlalu dekat dengan Naura."

"Hehe" satria tertawa sambil mengacak rambut Kenina. "Sudah aku bilangkan tadi, kamu gak perlu tau." lanjut Satria.

"Ih kamu! Rambut aku kusut deh jadinya!" kenina mengerucutkan bibirnya sambil merapikan rambutnya.

"Hahaha, udah ah aku mau pulang dulu." satria baru saja berdiri tapi tangannya ditarik oleh Kenina, dan otomatis satria kembali duduk.

"Apa?!" tanya satria cuek

"Aku harus bagaimana? Aku takut kasih surat ini sama opa aku."

"Kamu gak usah takut, kamu harus jujur sama Opa kamu, bilang secara rinci."

"Tapi kalau Opa aku gak percaya gimana? Opa pasti kecewa sama aku." ucap Kenina pasrah

"Kamu mau janji sama aku?"
Satria menatap mata Kenina.

"Janji? Janji untuk apa?"

"Janji sama aku kamu harus jujur sama opa kamu, janji kamu harus jadi anak yang diimpikan oleh orang tua dan keluarga kamu, janji kejadian kemarin adalah kejadian terakhir yang kamu lakukan, janji kamu harus jadi teman aku selamanya, dan janji harus menjadi orang yang baik."

Satria mengacungkan jari kelingkingnya, dan menatap tajam mata kenina.

"Promise!" ucap Satria yang masih tetap mengacungkan jari kelingkingnya.

"oke. Promise!" Kenina membalas dan menautkan jari kelingkingnya di jari Satria.

"Yaudah, aku pulang dulu ya."
Satria pergi melangkah menigalkan Kenina yang msaih duduk di bangku taman.

Oke! Sekarang aku harus berubah menjadi lebih baik dari sekarang.
Kenina yang dulu harus berubah menjadi kenina yang lebih baik lagi.

Satria tersenyum ketika melihat kenina tersenyum, Satria memang masih mengamati kenina dari kejauhan.

Kenapa? Kenapa aku merasa gadis sudah dekat dengan aku, aku merasa nyaman berada disampingnya.
Dan dia juga bisa langsung akrab dengan aku tadi.

"Woi! Liatin apaan kamu?"
Seseorang menepuk pundak satria dan membuat satria tekejut.

"Apaan sih! Bikin orang kaget aja!"

Orang tersebut tak menghiraukan Satria yang mengerutu.
Orang itu terus mengamati Kenina, yang sudah beranjak dari tempatnya.

"Oih jadi kamu lagi dekat sama Kenina yaa?" selidik orang tersebut.

"Bukan urusan kamu!"

"Ciee yang lagi pedekate."

"Dieem!!"

Mereka terus berjalan melewati koridor dengan godaan-godaan yang diberikan oleh orang yang menepuk pundak Satria.

"Oh iya kak sat, sih Naura sama Kenina itu lagi ada sesuatu deh sepertinya, soalnya Kenina dapat surat dari kepala sekolah. Tapi sayangnya dia gak mau cerita sama aku."

"Iya aku udah tau." ucap Satria merespon cerita orang tersebut.

"Aku takut kak sat, aku takut kejadian dulu terjadi lagi." ucap lirih orang tersebut, hingga hampir menitihkan air matanya.

Friska, ia memang baru mengenal Kenina. Tapi entah mengapa hati nya berkata ia sangat dekat dengan Kenina, ia ingin selalu melindungi Kenina

"Kamu tenang aja Friska, aku akan jaga Kenina. Aku sudah berjanji kejadian dulu gak akan terulang lagi."  Satria memegang kedua pundak Friska dan menatap lekat mata Friska, lalu membawa Friska kedalam dekapannya.

Hayoo ada apa sebenarnya?
voment ya. Biar aku tau adakah diantara kalian yang penasaran.

Tbc.
L(*OεV*)E
Doughnut_y

In Memory (On Editing)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora