memory*18

58 8 3
                                        

"Kita tunggu saja kak, apa yang di lakukan Naura sama mama...."

Mama..

Ya orang itu adalah Lili, yang tidak lain tidak bukan adalah mama Satria.
Entah apa yang akan Naura perbuat terhadap Lili, mereka tau bahwa Lili lebih tua dari Naura. Tapi itu tidak cukup melindungi diri dari orang gila itu.

Tangan Satria terus mengepal di samping tubuhnya, ia bersumpah jika orang tuanya itu terluka sedikit-pun, dapat dipastikan orang yang membuat luka itu akan membusuk dipenjara selamanya.

Tidak terjadi apa-apa diantara Naura dan Lili. Itu yang dapat dilihat didalam mobil Satria, tapi memang tidak dipungkiri mereka ber-adu mulut yang sangat tegang dan penuh emosi.
Itu dapat dilihat ketika Lili menunjuk wajah Naura, dan Naura yang terus memberontak walau dia tidak dipengangi.

Cukup lama keadaan masih seperti itu sampai satu tindakan yang diperbuat oleh salah satu dari mereka. Dan itu sukses membuat Satria, Friska, dan Kenina menatap terkejut akan kejadian itu.

Tanpa pikir panjang lagi Satria langsung keluar dari mobilnya dan menghentikan aksi itu.

"Stop Ma!!"

Suara lantang Satria sukses membuat Lili yang sedang menarik paksa Naura ketepi jurang yang ada di hutan ini berhenti seketika.

"Sat-Satria?"     suara ketakutan itu jelas dapat terdengar di telinga mereka yang mendengar, Naura terlihat sangat ketakutan saat ini.

Apa yang sudah terjadi?

"Mama?!  Mama mau apa sama Naura? Kenapa Mama mau menjatuhkan Naura kejurang?"        tanya Satria.

Satria sungguh sangat tidak percaya dengan yang dia lihat saat ini, selama ini mama-nya tidak pernah berbuat kasar terhadap siapa'pun. Dan yang dilihat Satria ini sungguh tidak masuk diakalnya.

"Satria! Lebih baik kamu pergi sekarang bawa Kenina jauh dari sini."

Suara Naura yang sarat akan kesedihan itu sukses membuat hati mereka bertiga meringis menyesal.

"Apa yang kamu katakan Naura? Apa yang terjadi disini?"
Friska mencoba menyuarakan pertanyaan yang sudah sedari tadi di kepalanya.

"Friska.. Friska bawa Kenina lari, orang gila ini mencoba mencelakai dia, aku mohon cepat bawa dia pergi."

Naura berbicara sangat cepat, dan perkataan itu membuat semua yang berada sana terkejut.

"Kamu bicara apa?! Gak mungkin Mama aku mau mencelakai orang."

Satria sungguh tidak setuju Naura berkata seperti itu, Lili adalah orang tua yang sangat ia sayangi. Dan bayangkan saja jika orang yang kalian sayangi di bilang seperti itu. Bagi yang mendengarnya pasti juga akan marah.

"Mama!? Dia bukan ibu kandung kamu Satria!!"    
Naura berteriak kencang dihadapan Lili, Lili langsung menatap Naura dengan mata yang sukses membulat. Mengisaratkan untuk diam kepada Naura, tapi kali ini Naura tidak takut sekalipun, walaupun nyawanya juga terancam saat ini.

"Apa benar itu Ma? Naura kamu jangan asal ngomong, aku bisa menuntut kamu."
Satria tetap membela ibunya, walau didalam hatinya pun ia ragu akan kebenaran itu.

"Aku gak asal ngomong, kamu boleh tanya sama orang gila ini. Kamu memang  bukan anak kandung dia, kamu itu di temu-."

"Tutup mulut kamu Naura!!"
Akhirnya Lili mengeluarkan suaranya, dia memang sejak tadi hanya diam.
"Satria jangan pernah dengar apa perkataan dia. Mama ini ibu kandung kamu, dan kamu Naura!  memang harus diberikan pelajaran."

Setelah itu, Lili langsung menjambak rambut panjang Naura, dan terdengar ringisan kuat dari Naura, Naura berusaha melepaskan diri dari Lili yang saat ini sedang menariknya lebih mendekat kearah tebing juga.

Naura sungguh takut. Sehingga untuk meminta tolong pun dia tidak sanggup.

"Stop tante!! Kalau tante maju selangkangan lagi, aku gak akan tinggal diam."

Itu suara dari Kenina, amarahnya kini sudah berada di tingkat paling tinggi, ia maju mengahampiri Lili dan berdiri dihadapannya.
Lalu kenina menampar keras pipi Lili dan menarik paksa Naura dari genggaman Lili.

Naura segera mengambil kesempatan itu, ia langsung berlari menjauh, Friska yang merasa sedih melihat naur yang bergetar ketakutan pun menurunkan Ego kebenciannya terhadap Naura.
Friska segera memeluk Naura, mencoba menenangkan.

"Satria! Apa yang dibilang Naura benar. Kamu bukan anak dari wanita gila ini."
Kenina menujuk dengan kasar kearah Lili.

"Aku sudah tau semuanya, itu sebabnya dia mau mencoba mencelakai aku lewat Naura,  sebenarnya aku gak tau dalang dari semua ini, tapi setelah kejadian tadi aku bisa menyimpulkan bahwa itu memang benar."

Kenina menjelaskan apa yang di dalam pikirannya, wanita yang di dekatnya ini sungguh wanita gila.

"Apa benar itu ma?"
Suara Satria terasa berat untuk keluar, walau hanya sekedar bertanya seperti itu.

Dan merasa sudah terpojokkan oleh semua kebenaran yang dia tutupi selama ini, dengan segala kebencian ia mencengkam kuat tangan kenina memperlakukan sama seperti Naura sebelumnya.

"AWW!!"     ringisan itu sukses keluar dari mulut Kenina.

"Benar!!  Benar kamu bukan anak kandung mama, dan anak kecil ini tau tentang itu. Dia ingin mencoba mengembalikan ingatan kamu yang hilang, dia terus panggil nama kamu satya. Dia ingin mengembalikan kamu."

Mendengar kenyataan itu membuat Satria meringis, memegangi kepalanya yang sekarang terasa Berat dan pusing.

"Mama gak mau kehilangan kamu, cukup bagi mama kehilangan adik kamu, anak kandung mama. Mama juga gak mau merasa kehilangan lagi. Itu sebabnya mama merencanakan untuk mencelakai Kenina melalui Naura."

Lili mengatakan itu sambil terus menagis. tapi, sesekali ketika ia merasa kesal ia menarik kuat rambut Kenina.

Satria hanya diam, sungguh kepalanya sangat pusing saat ini. Ia hanya sanggup menundukkan kepala mencoba menahan rasa pusing yang terus menyakitkan kepala.

Untuk menatap kedepan pun ia tidak sanggup.

Sampai pada akhirnya, Satria mendengar suara teriakan yang cukup kencang yang
Menyebutkan nama Kenina, dan suara Kenina yang bergetar ketakutan.

Suara itu cukup membuat Satria mendongkan kepala dan pemandangan yang langsung tertangkap di matanya.

Lili, mama-nya itu sedang mendorong Kenina kejurang, dan Friska mencoba menyelamatkan tapi Friska juga takut, takut karena lili yang menodongkan pisau kearah mereka.

Satria bangkit.
Ia mendekatkan dan mencoba menyelamatkan Friska dan Kenina.

"Ma, Mama jangan lakukan ini Ma, aku mohon. Walaupun Mama bukan ibu kandung aku tapi aku akan tetap mengangap Mama itu ibu kandung aku. Jadi Satria mohon mama lepaskan Kenina."

Lili tidak bergeming sedikit pun, setelah ia mendengar itu memang ia melepaskan Kenina, tapi dalam sekejap dia mendorong satria dengan sekuat tenaga, sampai pada akhirnya Satria terjatuh kedalam jurang itu.

Maafin mama, mama gak bisa lihat kamu kembali ke orang tua kandung kamu, jadi lebih baik mama bunuh kamu sekalian agar gak ada yang bisa mempunyai anak seperti kamu.

Lili menteskan air matanya dan berlari menuju mobilnya, menjalankan dengan kecepatan yang tinggi.

Mereka yang ada disana menagis, Satria jatuh kejurang yang tidak terlalu tinggi tapi dibawa terdapat sungai berbatu dengan aliran yang cukup deras.

Kenina dapat melihat darah yang keluar dari kepala dan tangan Satria, yang sudah mengalir bersama dengan air sungai itu.
Darah yang ada ditangan Satria, itu akibat luka gores dari pisau yang di bawa Lili, Lili mengoreskan itu pada Satria.

dan tanpa disadari Naura yang juga melihat itu langsung menghubungi polisi.


















.
Tbc.

In Memory (On Editing)Where stories live. Discover now