memory*2

130 13 0
                                        

Author pov

"Kenina!! Ayo cepat bangun!"
Ucap seseorang lelaki paru baya lantang pada balik pintu yang tertutup itu. Mencoba membangunkan seseorang yang ia duga masih didalam kamarnya, tapi tanpa di ketahui olehnya orang yang terus ia panggil tadi sudah berdiri dibelakang sedang menahan tawa.

"Hei opa? Opa kok gedor-gedor pintu kamar aku sih?"
Tanya kenina dari arah belakang orang tersebut, mendengar suara itu sontak orang yang dipangilnya Opa itu berbalik kehadapan Kenina.

"Kamu sudah bangun??"
Tanya sang opa dengan expresi yang menurut kenina lucu itu.

Setelah keterkejutannya menghilang, lalu tatapan sang Opa nya itu memandang dirinya  dengan sangat teliti dari atas sampai kebawah yang membuat Kenina memutar bola mata jengah. Memang cucu yang tidak sopan bukan?

"Iyalah aku sudah bangun, Opa pikir aku seburuk itu apa?"

Jelas Kenina membangakan diri.

"Oke baiklah, Opa tau kok ini mungkin diawal saja kamu akan bangun pagi seperti ini, tapi itu awal yang bagus."

Rama -opa nya- mengangguk puas dengan hari pertama cucu perempuannya. Sedangkan Kenina hanya menatap jengah Opa nya tersebut.

Tapi kelakuannya tadi tidak pernah luput dari perhatian Rama.

"Hei, Kenapa kau memandang Opa kamu seperti itu?!"

Seolah ketauan akan tingkahnya, Kenina langsung mengaruk hidungnya yang terasa  tidak gatal itu dan menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Maaf Opa." lirih Kenina

"Oke Opa maafkan, lain kali jangan pernah memandang orang seperti itu."

"Iya Opa."

"Ya udah, ayo kita turun."

Rama merangkul pundak cucu perempuannya yang sangat dia sayangi itu, Rama memang sayang Terhadap Kenina. Itu juga sebab nya dia mau menerima penawaran dari Zain anak nya untuk mendidik Kenina menjadi yang lebih baik.

Setelah Rama dan Kenina sampai di meja makan, disana sudah ada Sinta sang Oma yang sudah menanti mereka dengan senyum manisnya itu

"Pagi girl, ayo kita sarapan sekarang."

Kenina hanya menganguk dan memulai sarapan paginya dengan tenang,
Kenina sudah terbiasa dengan ketenangan dimeja makan Opa dan Oma nya ini, karena sang Opa memang tidak ingin ada suara sedikit 'pun saat makan.

Awalnya Kenina tidak tebiasa, tapi lama-lama dia pun terbiasa.

"Kamu disekolah yang bener ya, jangan suka jahil sama orang dan kamu harus rajin belajar."
Ucap Sinta pada Kenina yang hendak memasuki pintu mobil Opa nya.

"Oke Oma, aku akan lakuin apa yang Oma bilang."

"Hmm Oma pegang janji kamu ya."

"Oke."

Kenina 'pun memasuki mobil, dan dengan satu kali klakson mobil tesebut pun melesat membelah jalanan kota bandung yang masih terlihat asri.

Tak lama kemudian kenina sudah sampai ditempat tujuannya, sekolah barunya.

"Inget!! Jadi siswi yang berguna disekolah." ingat sang Opa sebelum kenina keluar dari mobil.

"Oke Opa, aku masuk dulu ya."
Kenina langsung memasuki sekolah barunya itu, setelah ia menyalami punggung tangan Opa nya

Saat ini dia sungguh bingung, dia sama sekali bulum tau dimana kelasnya berada, dan sekarang dia harus mencari kantor guru yang sama sekali Kenina tidak tau.

In Memory (On Editing)Where stories live. Discover now