Friska terus menagis setelah ia menceritakan semuanya dengan Kenina, kejadian kelam itu terniang lagi di fikiran Friska saat ini.
"Aku tau semua itu dari kak Sat, kak Satria mendengar semua pembicara antara Fino dengan Maura, karena dimobil Fino dan kak Satria saat itu terdapat penghubung suara. Dan penghubung suara mereka sama-sama menyala saat itu."
Kenina tidak mampu berbicara banyak, ia hanya bisa menenangkan Friska yang masih menagis walau tangisnya sudah mulai mereda.
Kenina mengusap lembut punggung Friska.
"Fino pasti bahagia banget waktu itu karena dia bisa mengenal kamu, tapi mungkin Fino sakarang akan benci sama kamu, karena kamu terus menagis begini."
"Haha, hiks.. Tenang aja kok, nih aku gak nangis lagi. "
Friska menunjukan senyum lembutnya pada Kenina, agar Kenina tidak merasa canggung lagi.
"Eh.. Aku kekamar kak Satria dulu ya, kamu mau ikut? "
Friska sudah berdiri dan meletakkan kembali frame yang sempat di pengang oleh Kenina, meletakkan kembali ditempatnya.
Kenina mengeleng. "Enggak, aku di sini aja ya. "
"Oke. "
Dan setelah Friska keluar dari kamar itu, kenina kembali berdiri dan melihat foto di frame yang sama.
Ia meneliti foto dua orang anak laki-laki, yang satu berseragam Smp dan satu lagi berseragam Sma.
Mereka kok enggak mirip ya??
Sejenak Kenina berfikir sampai ia mengingat akan sesuatu, ia mencari tas nya yang ternyata ada di atas nakas kamar itu.
Setelah mengambil tas-nya, Kenina langsung di sibukkan mencari benda didalam tas itu dan tak lama kemudian ia menemukan yang ia cari.
Kenina terus mengamati foto anak Sma itu dan membandingkan nya dengan foto anak kecil yang ada ditangannya.
Ya.. Yang dicari kenina tadi adalah sebuah foto. Foto yang ia ambil dari album nya sendiri waktu itu.
Kenina terus menerus mengamati sampai sebuah pemikiran terlitas di otak nya.
Pas! Ini mirip.
Kenina masih berkutak dengan pemikiran nya, sampai ia di kagetkan oleh seseorang. Dan sontak kenina terkejut dan menjatuhkan foto anak kecil yang ia pegang.
"Ah.. Maaf tante mengejutkan kamu ya? "
Ternyata itu ada mama Satria.
"Hehe.. Enggak apa-apa kok tante."
Kenina tersenyum hangat, sekilas ia juga merindukan Mama nya yang berada di jakarta.
"Eh.. itu foto apa?" Mama-nya satria melihat foto yang terjatuh itu, dan ia segera mengambil nya.
Tapi, sebelum Mama-nya Satria memberikan foto itu ke Kenina, ia sempat melihat foto anak kecil itu.
Dan bertapa terkejutnya Mama-nya Satria saat itu, tapi keterkejutan-nya itu segera ia hilangkan. Agar tidak menaruh kecurigaan terhadap Kenina.
"Ini foto siapa? "
"Oh-anu tan it-itu foto teman nya Nina waktu kecil dulu. " Kenina terlihat amat gugup dimata mama-nya Satria dan itu cukup membuat mama-nya Satria curiga terhadap Kenina.
"Hmm gitu ya.. Oh iya ayo kita kebawah, kita makan bareng, Satria dan Friska mungkin sudah dibawah."
Mama' Satria mengandeng tangan Kenina dan mengajak turun bersama nya.
.
.
.
Waktu seolah berlalu dengan cepat, dan sekarang kini Kenina dan Satria tengah berdua di dalam mobil setelah mereka mengantarkan friska pulang.
"Maaf. "
Kata itu terlontar oleh Satria setelah setengah jalan mereka lalui dengan hanya berdiam diri.
"Untuk? "
Tanya Kenina bingung, yang selama Kenina ingat tentang Satria, Satria tak pernah berbuat jahat padanya malahan Kenina yang sering mengganggu dan menjahili Satria. Dan kenapa malah Satria yang meminta maaf.
"Maaf, untuk yang tadi pagi karena aku gak tau kalu sebenarnya kamu Phobia dengan pantai. "
Ya.. Satria sudah tau kalau Kenina itu Phobia dengan pantai, tadi di perjalanan ketika mengatar Friska, Kenina sudah menjelaskan kenapa dia pingsan tadi dan jawabannya adalah karena di Phobia dengan pantai.
"Oh soal itu.. Ya tidak masalah kok Sat."
Kenina tersenyum kearah Satria dan Satria membalas senyuman nya.
Senyumannya masih sama seperti dulu..
"Hmm, nanti di persimpangan belok kanan Sat. "
Kenina memberikan instruksi pada Satria kemana arah rumahnya atau lebih tepatnya rumah Opa-nya.
"Nah itu rumah yang warna abu-abu, itu rumah Opa."
Dan mereka berhenti tepat di gerbang rumah itu.
"Terima kasih Satya, oh iya Satya gak masuk dulu? " tawar Kenina sebelum keluar dari mobil Satria.
Satria hanya diam tak menangapi tawaran dari Kenina.
Kenina berfikir sejenak ketika melihat satria hanya diam seperti itu.
Bodoh kamu Nina! Kenapa kamu panggil dia dengan nama Satya harusnya Satria. Huffttt oke clam down.
"Eh Satria kok melamun sih!"
Kenina menjentikkan jari nya dan Satria pun kembali ke dunia sadar nya.
"Hmm.. Eh sorry melamun, apa kamu bilang tadi? Mampir dulu ya? Emm sorry deh aku langsung pulang aja. "
"Oh oke. "
Kenina turun dari mobil Satria, menunggu sejenak Satria sampai melajukan mobilnya.
Dan Kenina masuk kedalaman rumah dengan perasaan serba salah.
"Dari mana kamu?? "
Baru saja Kenina masuk kedalam rumah, tapi dia sudah dikejutkan oleh pertanyaan mengintimidasi dari Rama.
"Eh opa, hehe. " bukannya menjawab pertanyaan Rama, kenina hanya cengar-cengir tak jelas dan itu membuat Rama merasa jengkel.
"Kata wali kelas kamu tadi, kamu gak masuk sekolah padahal hari ini adalah hari pertama kamu masuk setelah masa skorsing."
Kenina gelagapan, ia bingung harus menjelaskan bagaimana dengan Opa-nya.
"Kenina tadi lagi gak mood untuk sekolah opa, jadinya Kenina bolos deh.. Selama Kenina bolos tadi kenina gak kemana-mana, Nina cuma diajak oleh teman Nina ke pantai aja kok."
Jelas Kenina agar opa-nya bisa mengerti.
"Apa?! Pantai? "
Ulang rama sekali lagi, tatapan tajam penuh intimidasi dari Rama kini berubah menjadi tatapan khawatir.
"Iya.. "
"Kamu enggak apa-apa kan? "
Jelas Rama terlihat sangat khawatir saat ini.
Dan sebagai jawaban Kenina hanya menganguk lemah.
"Beneran?! " ternyata Rama masih tidak puas dengan hanya anggukan dari Kenina.
Ia menghampiri kenina dan memeriksa suhu tubuh kenina.
Dan Rama bisa merasa lega setelah itu.
"Kamu gak pinsan tadi? "
"Pingsan sih opa, tapi.. "
"Hah!! Duh tadi bilang enggak apa-apa, ya udah sekarang kamu istirahat dikamar ya. "
"Iya opa. "
"kamu sudah makan? Kalau belum biar nanti opa yang siapkan soalnya oma kamu lagi pergi arisan."
Rama mendengus setelah mengatakan bahwa istrinya itu ikut arisan, dan Kenina hanya tertawa geli.
"Nina udah makan kok tadi, Nina cuma butuh istirahat aja. "
"Yaudah istirahat ya sayang. "
Rama tersenyum lembut dengan penuh kasih sayang, dan kenina membalas dengan senyuman yang sama.
Kenina menaiki tangga dan setelah sampai dikamar ia langsung membaringkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamarnya.
Aku Harus segera membuktikan semuanya.
.
.
.
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
