Dilarang copy-paste, cerita ini juga dilindungi uu.
Kenina menjalani masa skorsing nya, dengan malas tentunya.
"opa.. Udah dong nina capek nih lari terus dari tadi, istirahat sebentar ya.. "
Kenina merengek pada opanya itu, rama memang kasihan pada cucu perempuannya itu. Tapi, harus bagaimana lagi? Kenina tetap harus menjalani hukumnya.
"kamu baru lari dua keliling, jadi sisanya delapan keliling lagi, ayo cepat lari sana! "
Titah rama tak terbantahkan.
"ck!! opa benar-benar menyiksa aku. "
Kenina mulai berlari lagi, tapi lagi-lagi ia berhenti karena merasa letih.
"nih minum, kamu minum aja dulu. Kasihan banget sih cucu opa ini. "
Rama memberikan minuman dingin isotonik kepada kenina, dan selanjutnya ia mengacak gemas rambut kenina.
Kenina hanya memanyunkan bibir nya, sambil meminum minuman yang di beri oleh rama.
"udah kamu sekarang istirahat aja, lari nya udahan aja. Kamu kayaknya capek banget. "
Rama mengatakan itu dengan senyuman sayang pada cucunya.
Dan mendengar itu kenina langsung menatap rama, seolah berkata yes-akhirnya-merdeka.
"beneran nih opa?? " pertanyaan kenina terlalu antusias bagi rama.
Rama hanya mengangguk kecil dan tersenyum.
"yuk masuk sekarang, kamu istirahat sebentar terus setelah itu cuci mobilnya. Oke!! "
"Huffttt,.. Oke opa. "
Kenina pun mulai menjalankan hari itu dengan berbagai hukuman yang di beri oleh opanya.
Sedangkan ditempat lain, satria masih terus berkutak dengan pikirannya.
Kenapa nama kenina itu sama dengan nama gadis kecil yang selalu di pikirkan gue ya??
Hari ini ditempat biasanya, satria bermimpi lagi tenang gadis kecil itu. Otaknya terus memaksa nya untuk mengingat sesuatu, tapi ketika satria berfikir keras. Dia langsung merasakan sakit dikepalanya.
Satria sekarang berada di tempat biasa yang sering ditempatinya.
Taman belakang sekolah, itu tempat favorit nya untuk tidur dan menenangkan pikiran.
"woi !! Tiduran mulu lo kak, padahal lo ini udah kelas tiga Sma tapi masih aja nyantai kayak gini, gak takut apa gak lulus? "
"gue gak pernah takut gak lulu, secara kan gue ini pinter. Lagi pula gue lagi males ada di kelas. "
Satria masih santai pada posisi nya yang sedang berbaring di taman belakang sekolah itu. Tanpa ada rasa risih sedikit pun pada lawan bicaranya.
"eh, lo kok gak kekelas sih? Bukannya ini jam pelajaran berlangsung ya? "
Tanya satria heran, dengan orang yang sedang duduk di dekatnya itu.
Orang itu hanya mengaruk tekuknya canggung.
"hehe, aku sama lagi males ada di kelas. "
Ucap orang itu kemudian.
"friska! Lo masuk kelas sekarang. Lo gak perlu ikuti gue, gue seh gak apa-apa gak masuk kelas. Secara kan gue pinter, nah elo?? "
"eh kak! Gue tau gue gak pinter. Tapi jangan di ungkit-ungkit dong! Ya udah gue kekelas dulu. "
Friska hanya mengerutu tidak jelas sambil menghentakkan kakinya kesal.
Haha lucu banget sih adik ipar gue.
Seandainya nya lo masih ada disini, lo pasti makin cinta dan gemes liat dia sekarang.
Satria masih senyum sendiri melihat friska yang sudah tidak terlihat lagi.
Dan dia juga mulai beranjak dari tempatnya, tapi. Ekor matanya sempat melihat pohon yang tidak jauh dari tempat nya sekarang.
Ck! Penguntit. Gak capek apa ngeliat orang dari balik pohon mulu.
Satria mulai geram dengan tingkah Penguntit nya itu. Akhirnya dengan berat hati, satria menghampirinya.
"eh! Mau kemana? "
Satria menahan lengan orang itu agak tidak pergi.
"eh.. Em maaf kak. "
"naura? Kenapa sih lo selalu ngeliat gue terus? Kan gue udah bilang sama lo! Gak usah ngeliat gue lagi."
Orang itu adalah naura, naura hanya menatap sedih satria yang ada di hadapan nya itu.
"kenapa? Kenapa kakak terus melarang aku? Kakak tau kalau aku cinta sama kakak, tapi kakak gak pernah mau melihat aku sedikit pun, kakak malah terus menghindar bahkan mamarahi aku. Emang apa salah aku?! "
Naura sudadh kehilangan kesabaran menghadapi satria yang terlalu dingin untuknya.
"salah kamu itu adalah karena kamu mirip dengan dia. "
Setelah mengucapkan itu satria langsung pergi meninggalkan naura yang berusaha menahan air matanya yang ingin jatuh.
.
.
"opa! Nih semua hukuman yang opa beri udah selesai semua, sekarang nina boleh istirahat ya? "
Kenina kini tengah berada di halaman belakang rumah opanya, dan mendapati rama yang lagi santai membaca koran nya.
"hmm.. Iya udah sana istirahat. "
Akhir nya, sekarang aku bisa istirahat juga. Badan aku udah mau remuk semua
Kenina berjalan lesu kekamar nya yang sementara ia tempati.
"tolong!! Tolong! Aku takut, aku takut.! Aku gak mau disini. Toloooongg!!!
Siapa'pun yang ada di sini tolong aku, aku takut, aku gak mau disini.
Kenina kecil terus menangis tanpa henti. tapi, ketika ada seseorang yang memeluk nya erat dari belakang dan membuat kenina terlonjak kaget.
"nina!! Akhirnya kamu ketemu. Ya ampun kakak khawatir sama kamu. "
Kennan masih memeluk erat kenina.
Sampai ia sadar akan sesuatu dan melepaskan pelukan nya dari kenina.
"nina, satya dimana? "
Kennan terlihat sangat khawatir.
Ketika ia melihat kenina yang hanya menggeleng takut.
"nina gak tau satria dimana, tadi tangan kami terlepas."
Kenina mulai menagis lagi.
"kak, temui satya. Nina gak mau kehilangan dia, nina sayang sama dia. "
"tenang, kakak pasti akan temui satya. "
Wajah kenina terlihat pucat, dan kening nya terus berkeringat.
Hah! Mimpi satya lagi.
Kenina beranjak dari kasur nya, dan berjalan keluar kamar itu.
"opa? Nina boleh minta bukain pintu kamar nina gak, ada yang mau nina ambil. "
Kenina mengahampiri rama yang sekarang juga berada di dapur.
"kamu mau ambil apa? dan kenapa wajah kamu pucat? Kamu sakit sayang? "
Rama memegang kening kenina yang terasa agak dingin.
Kenina mengeleng "nina gak sakit kok opa, nina cuma mau ambil album kenina waktu kecil aja kok, boleh ya opa.. Tolong bukain pintu kamar nina. "
"oke baik lah. "
...
Kenina terus menatap foto anak laki-laki kecil itu. Tanpa ada niatan sedikit pun untuk beralih melihat yang lain.
Kok satya agak mirip ya dengan satria.
Apa cuma firasat aku aja.
Tapi aku merasa aku udah kenal lama dengan satria, seolah-olah dia itu temanan aku udah dari lama.
Hmm... Ada yang gak beres.
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
