Jangan lupa voment dulu. ≧∇≦
Author pov
"Keninaaa!! Ayo cepat bangun dan buka puntunya!!"
Dari sejak tadi subuh Shasha terus mengedor-gedor pintu kamar anak perempuan-nya itu, tapi hasilnya nihil. Kenina yang memang seperti kebo itu tak kunjung juga bangun.
"Hufft, punya anak perempuan kok kayak punya anak laki-laki aja!" gerutu Shasha yang putus asa.
"Bunda masih betah gedor-gedor pintu Nina? Atau bunda mau coba cara lain?" Tanya Keenan yang tiba-tiba bersuara di belakang Shasa dan sontak membuatnya terkejut.
"Kamu ini! Buat bunda kaget aja!"
Gerutu Shasha kesal.
"Hehe maaf Bunda."
"Oh iya, apa kata kamu tadi? Emang ada cara lain buat bangunin si Nina bobo itu?"
"Cara nya gak ada bunda, tapi aku ada sesuatu untuk membuka puntu itu." ucap Keenan sambil menaik-turunkan alisnya dan tersenyum jahil pada Bunda nya itu.
"Emang caranya apa??" tanya Shasa penasaran.
"Caranya dengan ini??"
Keenan mengeluarkan sebuah kunci dari saku celananya sambil tersenyum manis pada bundanya itu
Shasa yang melihat itu pun hanya mengagakan mulut nya tak percaya.
"Kok kamu gak bilang sih Ken kalau ada kunci cadangan-nya!"
Dengan cepat shasa langsung mengabil kunci tersebut dari tangan keenan.
"Ck! Bunda gak tanya ke aku sih."
Gerutu Keenan "Lagi pula dari dulu kan aku yang selalu bagunin si Nina bobo itu, ya jelas pasti aku punya kunci nya." Lanjut keenan merasa tidak ingin disalahkan.
Mereka pun langsung membuka pintu kamar kenina, memasukinya, dan mendapatkan kenina yang masih bergelung di tempat tidur.
"Ck! dasar kebo pemalas!!"
"Ya ampun kenina! Ayo bangun kamu udah hampir telat stasiun."
Teriak shasha pada anak perempuan-nya itu, tapi sang putri tidur itu tetap bergeming ditempatnya, malah yang ada gendang telinga Keenan terasa mau pecah karena ocehan dari sang bunda yang memekakkan.
"Kalau hampir telat yaudah ma, gak usah berangkat." cicit kenina yang sudah bangun dari tidurnya tapi masih tetap duduk manis di ranjangnya itu.
"Aku tau kamu sengaja bangun lebih siang dari sebelumnya karena kamu gak mau pergi kan?"
tebakan Keenan tepat sasaran, dan Kenina pun hanya senyum-senyum akan tingkah nya itu.
"Gak ada alasan lagi! Cepat bersiap-siap kamu akan segera pergi dan besok kamu sudah mulai sekolah di sekolah baru kamu."
"tap Maa, Nina gak mau pindah sekolah, Nina mau nya disini sama mama dan papa."
Ucap lirih Kenina dan hampir mengeluarkan air matanya.
"Gak usah ekting deh. Bunda, gak usah dengerin kata-kata Nina dia itu cuma ekting sedih biar dia batal pergi."
Keenan sudah cukup tau dengan sifat dari adik satu-satunya itu, kenina pasti akan berpura-pura sedih supaya orang tua mereka merasa iba.
"Ih apaan sih kak! Ganggu orang aja!" gerutu Kenina.
Dan keenan hanya tersenyum manis akan itu.
"Gak usah sok manis! Lama-lama adikmu yang cantik ini bisa diabetes."
"Ih sok kecantikan."
Keenan melempar bantal pada Kenina saat mendengar penuturan Kenina tadi.
"Emang aku cantik kok!"
Kenina pun tak mau kalah, ia langsung membalas perbuatan kakaknya itu dengan melempar bantal juga.
ВЫ ЧИТАЕТЕ
In Memory (On Editing)
Подростковая литератураKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
