Extra Part

93 7 0
                                    

Senang.

Saat ini kesenangan itu lah yang dirasakan oleh dua pasang kekasih ini, di saat sudah tidak ada beban lagi di bahu mereka untuk sekarang ini.

Mereka tau, bahwa kisah mereka masih panjang dan masih ada rintangan lagi bagi mereka. Tapi, untuk saat ini mereka hanyalah ingin untuk merasakan senang saat ini.

"Jadi, gimana? Sudah mulai menyukai ini lagi?"

Satria menatap Kenina dengan senyum yang tidak pernah hilang dari bibirnya.

"Seperti yang kamu lihat sekarang, aku sudah mulai menikmatinya."

Kenina pun membalas tatapan mata itu dengan senyum yang sama. "Terima kasih, sudah selalu ada untuk mendukung aku."

"Aku akan selalu dukung kamu kok, jadi kamu tenang aja."

Setelah itu tidak ada lagi pembicaraan diantara mereka untuk beberapa saat.

Mereka asik dengan pikiran masing-masing, sambil duduk menikmati indahnya jingga di pantai itu, sebentar lagi matahari akan meninggalkan tempatnya.

"Nina...?"

"hmm?"

Satria diam, mulutnya yang setengah terbuka langsung ia tutup kembali, Satria bingung harus mengatakan dari mana dulu.

Satria takut disaat ia mengatakan itu, Kenina tidak menerima perkataannya.

"Kok diam? Kamu mau bilang apa?"
Kenina mencoba meredakan kerisauan di pikiran Satria, seperti ada yang disembunyikan olehnya.

Tapi, Kenina tidak mau mengambil pikiran negatif terlebih dahulu.

"Aku bingung harus bilang dari mana."

Mendengar itu, Sontak membuat Kenina tertawa geli karena tiba-tiba Satria terlihat gugup dan gemetaran.

"Kamu kok demam panggung gitu sih? kayak mau Ngelamar anak gadis orang aja."

Kenina masih saja tertawa, tapi tawa-nya itu langsung terhenti saat kata-kata itu keluar dari mulut Satria.

"Aku memang mau Ngelamar anak orang."
Satria berkata dengan mantap, gugup yang ia rasakan tadi seolah hilang tak tersisa.

"Maksudnya? Kamu mau nikah? Kamu mau nikah sama siapa? Terus aku gimana? Kamu gak cinta lagi sama aku?  Kamu--"

"Banyak banget pertanyaannya."

Satria langsung memotong semua pertanyaan yang keluar dari Kenina.

Air mata Kenina kini sudah mengenang di matanya. Ia menatap sendu lelaki yang dari dulu ia sayangi itu. Kenapa ia bisa berfikiran akan meninggalkan dirinya.

"Aku sebenarnya bingung gara-gara itu, aku bingung mau bilang gimana, takutnya kam--"

"Iya!! aku pasti akan marah lah sama kamu."

Satria terkejut mendengar nada tinggi dari kenina.

"kayaknya benar nina bakalan nolak lamaran aku." bantin satria merasa gelisah.

"Kamu kok mau tinggalin aku sih? Aku sayang sama kamu, tapi kenapa kamu mau tinggalin aku dengan cara Ngelamar cewek lain secara tiba-tiba sih?"

Air mata yang ditahan Kenina dari tadi langsung keluar dengan derasnya.

"Kamu ngomong apa sih? Aku jadi bingung."
Sekarang Satria yang dibuat bingung oleh kata-kata Kenina yang ambigu.

"Kamu mau Ngelamar cewek lain kan? Kamu mau tinggalin aku kan?"

In Memory (On Editing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang