VINGT ET UN : mengalah

Start from the beginning
                                    

"Maksud om?" tanya kaysa.

"Kamu gak tau ya kay? Amor kan tunangannya ragil. Seminggu lalu mereka tunangan" jawab andre santai merangkul amora yang sedang menatap takut kearah kaysa.

Kaysa tekejut, badannya memanas, matanya pun memanas.

"Oh kaysa gatau ya? Oh iya om lupa acaranya tertutup" ucap andre.

Ragil melihat kearah kaysa dengan tatapan sendu, ia merasa bersalah.

Semua sahabat kaysa pun nyaris tak percaya.

"SUMPAH DEMI APA MOR?!" ucap xiena seperti membentak.

"Sumpah mor, otak lo dimana?" ucap bibah sinis.

Revan hanya berdecak dan menatap sinis amora. Revan sudah tau semua itu.

Reno langsung merangkul kaysa menenangkan gadis yang hampir menangis itu, sementara raka yang tak tau apa apa lebih memilih diam.

Reno membawa kaysa pergi dari sana, ia tau gadis yang sedang ia rangkul ini akan segera menangis.

Sementara adam, rianti dan andre bingung tak tauu apa apa.

"Penghianat lo mor" ucap xiena lalu menyenggol keras bahu amora dan pergi meninggalkan amora yang mematung.
"Jahat lo mor" tambah bibah.

Mereka menyusul kaysa.

"Sepandai pandainya lo nyimpan bangkai. Busuk nya bakal kecium mor. Selamat!" ucap revan menepuk nepuk bahu amora -- "dan lo, selamat udah buat kaysa nangis lagi" revan lalu berlalu.

Ragil merengkuh amora "gue salahh" ucap amora melepaskan tangan ragil lalu berlari keluar gedung.

"Ini sebenarnya kenapa gil?" tanya rianti.

Ragil hanya diam dan memilih menyusul kaysa.

***

"Kenapa sahabat yang gue percaya bisa tega teganya khianatin gue?" ucap kaysa yang sudah menangis dipelukan reno -- "kenapa gue gatau sama sekali no. Kenapa gue bego" ucapnya lagi.

"Sstttt, lo gak pantes nangisin mereka ca, gak pantes" ucap reno -- "tapi gue kecewa no"

Reno mengelus pucuk kepala kaysa "udah jangan nangis lagi. Gue selalu ada buat lo" ucap reno.

"Acaa!!!" pekik bibah lalu berhambur kepelukan kaysa -- sumpah gue gak nyangka sama sekali amora setega itu caaa" ucap bibah. Kaysa masih menangis. Tubuhnya bergetar.

"Gue juga kesel sumpah, gue permaluin juga tu anak" ucap xiena.

"Ck, harus berapa kali sih gue larang lo buat ga jatuh cinta sama dia? Udah gue bilang ca ragil gak baik buat lo" ucap revan berlutut memegang tangan kaysa.

"Dan gue juga pernah kan bilang? Hati hati dengan orang terdekat lo" kaysa mengingat perkataan revan dirumah sakit saat itu.

Kaysa masih menangis, "please jangan nangis" ucap revan menyeka air mata kaysa "gue gak kuat" ucapnya lagi.

Kaysa menghapus air matanya.

"Ca, maaf-- maafin gue" ucap ragil yang langsung menghampiri kaysa.

Bahkan amorapun tak meminta maaf ataupun memberikan kan penjelasan pada kaysa

"Jangan deket deket gue" ucap kaysa "pergi" gumamnya lagi.

"Please maafin gue" pinta ragil -- "pergi" ucap kaysa datar

"Lo denger kan kaysa bilang apa?" ucap raka.

Lalu ragil pun terpaksa pergi.

---

Stuck on youWhere stories live. Discover now