Why Don't You Love Me?

Start from the beginning
                                    

"APA??" Arum dan Arumi berteriak serentak.

"Terima kasih Om!" Jeremy menyalami tangan Iqbal dengan sangat senang. Wajah Iqbal juga tampak berbinar-binar, karena sebelumnya Iqbal juga ingin menjodohkan Arumi dengan Jeremy karena Iqbal merasa Arumi terlalu penyendiri dan lebih suka sibuk dengan buku-buku ekonominya dibanding bergaul dengan teman-teman sebayanya. Sangat berbeda dengan Arum yang mulai ceria sejak kedua orang tuanya bersatu.

Semua orang bertepuk tangan untuk menyelamati keberhasilan Jeremy mendapatkan restu Papa Arumi. Nina turun karena sebentar lagi acara tunangannya akan dimulai.

Saat Iqbal tak memperhatikan mereka berdua lagi, Arumi langsung mendelik kepada Jeremy yang mengedipkan sebelah matanya kepada Arumi sambil tersenyum menyeringai.

"Oh Tuhan, selamatkan aku dari dia." Batin Arumi.

Tak lama setelah Nina turun, Azhari dan Gary menyusulnya. Bola mata Arumi kembali terpaku pada sosok Azhari. Penampilan Azhari jadi berbeda karena dia melepas jasnya dan hanya mengenakan kemeja. Semua lekukan otot lengan Azhari terpampang dengan sempurna dimatanya dan itu sangat menarik bagi Arumi. Dan rambut Azhari yang tidak serapi tadi membuat kesan Azhari terlihat lebih maskulin. Arumi jadi cemas sendiri, apa sekarang dia terobsesi dengan pria yang tua? Jangan sampai.

***
Acara tunangan sudah selesai dan semua tamu undangan kecuali Jeremy dan Azhari yang masih disini. Jeremy sedang berbicara dengan Arumi diluar sebelum dia pergi, sepertinya mereka sedang perang dingin.

"Selamat yah, kau mendapatkan apa yang kau inginkan dengan mengancamku." Sindir Arumi.

"Berterimakasih lah padaku sayang! Kalau bukan karenaku, orang yang kau tabrak lari waktu itu akan lumpuh. Apa kau tidak merasa bersalah pada anak itu?"

Sesaat Arumi merasa sangat berdosa, 2 hari yang lalu karena tidak fokus saat mengendarai sepeda motornya,tak sengaja Arumi menyerempet seorang anak tunawisma yang sedang mengamen didekat kampus mereka. Arumi sangat ketakutan saat itu dan panik hingga dia memutuskan untuk lari sebelum ada yang melihatnya.

Tetapi, dia kurang beruntung karena Jeremy menjadi saksi hidup atas kecelakaan itu.

"Anggap saja, kau sedang menerima hukuman dengan menikahiku nanti."

"Dasar licik!" Umpat Arumi.

Dengan kasar Jeremy menarik tangan Arumi untuk memperdekat jarak mereka lalu tanpa aba-aba Jeremy mencium pipi kanan Arumi dengan lembut. "Walaupun aku licik, tapi aku jujur mencintaimu!" Bisik Jeremy.

Pipi Arumi memerah, karena ini pertama kalinya seseorang mencium pipinya.

"Hm, sepertinya aku orang pertama. Melihat ekspresimu seperti itu, aku jadi semakin menyukaimu. Karena, aku masih mencium pipimu kau sudah malu, bagaimana jika aku melakukan yang lain?" Goda Jeremy.

Wajah Arumi merah padam saat digoda seperti itu. Arumi melepaskan tangannya dari Jeremy kemudian melarikan diri kedalam kamarnya.

Jeremy tersenyum puas sebelum melangkahkan kaki dari rumah itu karena dia berhasil membuat Arumi kacau seperti itu. Yah, dibanding menjadi pendiam dan dingin, Arumi terlihat lebih hidup jika merasakan hal-hal seperti ini.

Azhari masih berbincang-bincang dengan Nina dan Iqbal diruang tamu seakan-akan tidak ada lagi waktu yang tersisa besok untuk mereka padahal ini sudah hampir jam 11 malam.

"Jadi, kapan kau akan menikah Azhari?" Tanya Nina.

Azhari termenung saat ditanyakan itu, bagaimana bisa dia menikah jika dia masih punya perasaan pada Nina?

Sebenarnya, sejak awal Nina dan Azhari bertemu, Azhari sudah jatuh Cinta pada pandangan pertama kepada Nina. Meskipun itu tergolong Cinta monyet karena saat itu umur mereka masih 11 tahun.

SMP dan SMA mereka tetap satu sekolah dan satu kelas hingga keduanya gak bisa dipisahin lagi. Dan pada saat itu Azhari mencari-cari kesempatan untuk menembak Nina, tapi selalu saja tidak jadi karena dia tidak punya keberanian. Bagaimana jika Nina menolak? Persahabatan mereka bisa saja hancur.

Yang dilakukan Azhari setiap harinya adalah mengambil gambar Nina diam-diam dan melukisnya hingga ada hampir seratus lukisan yang dia buat distudio seninya dirumah. Tapi dia menyimpan semua lukisan itu. Nanti saat tiba waktunya, Azhari akan menunjukkan semua lukisan itu kepada Nina kemudian menembaknya.

Namun sebelum Azhari melakukan itu, seorang siswa bernama Rama telah mendahuluinya. Jujur, waktu itu Azhari sangat patah hati saat melihat Nina bersama dengan Rama. Perasaannya sedikit terobati, karena walaupun Rama adalah pacar Nina, tapi Nina sendiri lebih banyak menghabiskan waktu dengan Azhari kemanapun dia pergi. Dibanding menjadi pacar, Azhari lebih beruntung menjadi sahabat orang yang dicintainya.

Saat mereka berdua tamat SMA, Azhari dikejutkan dengan berita kalau Nina dan Rama sudah putus. Itu yang mendorong Azhari untuk tidak jadi kuliah ke Surabaya dan memilih untuk menganggur selama setahun agar bisa bersama-sama dengan Nina dan ketika kesempatan itu muncul, Azhari akan melancarkan aksinya. Tapi apa daya Azhari, lagi-lagi dia harus memakan pahitnya rasa sakit hati karena Iqbal telah menghamili Nina dan bertanggung jawab dengan menikahinya. Azhari tertawa miris mendengar hal itu, harusnya dari awak Azhari menjauhkan Iqbal dari Nina.

Karena itu, tahun depannya Azhari memutuskan untuk menetap di Jepang dan melanjutkan bakat melukisnya disana, melupakan semua hal yang terjadi disini termasuk Nina. Tapi usahanya sia-sia, semakin ia jauh, semakin dirinya merindukan Nina. Hingga kesibukannya sendiri yang membuatnya mulai melupakan Nina sedikit demi sedikit.

"Hey Azhari, ditanya kok melamun?" Tegur Nina.

"Kau tau mengapa aku tidak menikah?"

Nina menggeleng.

Azhari menarik nafas sebentar, lalu menjawab "Itu karena kau tidak mencintaiku?"

Mimik wajah Iqbal berubah menjadi tegang saat mendengar ucapan Azhari itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Iqbal berang.

"Iya, karena dia tidak mencintaiku!"

#tbc

Koment dan votenya jangan lupa ya say... apresiasi dari kalian sangat dibutuhkan disini..

My Bride (Finished)Where stories live. Discover now