Malam yang Panjang

15K 588 8
                                    

Malam ini terasa sangat panjang karena Iqbal tak mampu memejamkan matanya yang menerawang jauh entah kemana diluar ruangan tempat ibunya dirawat. Bulu-bulu halus sudah mulai lebat dirahang kerasnya dan sedikit memutih karena usianya tak lagi semuda dulu. Siapa yang bisa menyadari sekarang dia sudah berumur 45 tahun dengan wajah yang tampan seperti itu?

Setelah 15 tahun lebih dia menjauhkan diri ke Jerman dan hidup disana dengan salah satu anak yang diserahkan kepadanya. Kembali kesini hanya mengingatkan Iqbal kepada semua yang ingin ia tinggalkan karena orang yang dicintainya. Berada disini hanya mengingatkan kegagalannya sebagai seorang suami.

Dia masih mengenang masa-masa terindah mereka saat berada di Raja Ampat, tepat setelah konferensi pers itu dilaksanakan. Dia dan Nina, hanya mereka berdua sedang memandangi laut ditengah malam tanpa berniat untuk kembali kekamar dan istirahat. Seolah-olah esok harinya mereka tak akan merasakan momen seperti ini lagi. Dan benar saja, setelah malam yang panjang itu mereka menghadapi banyak masalah. Saraswati, dialah penyebab semua ini, dan kesalahan Iqbal hanya satu, tidak ada disisi istrinya yang membutuhkan kehadirannya. Tak ada yang perlu disesali karena nasi sudah menjadi bubur.

***

16 tahun yang lalu, dihari Iqbal mengantarkan Nina memeriksa kandungannya ke rumah sakit lah awal dari masalah itu dimulai. Saraswati yang menaruh dendam pada mereka karena akibat konferensi pers itu dia memiliki imej yang buruk dimata media, kehilangan kontrak iklan, dan banyak kontrak lainnya mengalami depresi hingga harus berkonsultasi ke psikolog dirumah sakit yang sama dengan Nina dan Iqbal kunjungi.

Tak sengaja, Saraswati memergoki mereka keluar dari ruangan dokter spesialis kandungan. Karena penasaran, Saras meminta informasi pada dokter yang sudah dikenal keluarganya sudah belasan tahun itu tentang kandungan Nina. Karena merasa tidak ada yang mencurigakan dengan segala pertanyaan Saras, dokter itu setuju untuk menjawab dan melupakan aturan kalau informasi pasien bersifat rahasia dan tidak bisa dipublikasikan tanoa izin.

Saras terkejut saat tahu bahwa kandungan Nina sudah berumur lebih dari sebulan, padahal seingat Saras mereka baru menikah kurang dari dua minggu. Disitulah Saras berniat untuk balas dendam pada mereka berdua.

Tak perlu menunggu lama, Saras sudah melakukan aksinya. Keesokan harinya sudah tersebar berita tentang kehamilan Nina di koran, internet dan televisi hingga membuat seluruh keluarga mereka shock dan malu karena aib yang mereka tutupi sudah diketahui orang lain.

Nina seharian mengurung diri dikamar dan tidak mau makan, atau menonton tv karena berita itu. Iqbal berencana ingin menyangkal berita itu tapi Saras sudah lebih dulu memberikan bukti catatan medis kandungan Nina yang sudah dicapturenya ke wartawan. Tak ada lagi yang bisa dilakukan Iqbal selain mengakui sebenarnya dan menuntut pihak rumah sakit yang tidak menghargai privasi para pasiennya.

Berita itu tetap menjadi hot news selama 3 pekan, dan Nina menjadi bulan-bulanan netter yang menghinanya meski ada juga sebagian yang memberikan dukungan kepadanya. Nina selalu berusaha mencegah dirinya untuk tidak terbebani dengan hal itu karena dia sedang hamil. Tapi keingintahuannya sangat besar, hingga dia selalu tak tahan untuk membaca komentar-komentar yang merendahkan dirinya di internet dengan hati yang menciut.

Sebulan setelah berita itu disebarkan, tanpa didampingi Iqbal atau mertuanya dia mencoba keluar untuk belanja kebutuhan rumah. Tak lebih 10 meter dari rumahnya, Nina sudah tak mampu menahan tatapan para tetangga yang seakan menyudutkannya. Alhasil Nina berlari kembali kerumahnya lalu mengunci pintu rapat-rapat dan menangis sejadi-jadinya.

***

Usia kandungan Nina sudah menginjak 5 bulan, dan kondisinya semakin buruk. Berat badannya turun drastis karena tidak mau makan hingga terkadang Iqbal tanpa sengaja memarahinya yang mengatakannya terlalu kekanak-kanakan dan tidak peduli dengan kondisi bayi mereka yang belum lahir.

Puncak dari permasalahan mereka adalah saat Iqbal melakukan perjalanan bisnis ke Jepang selama sebulan. Saat Fauzi dan Aisyah berkunjung kerumah Nina, mereka mendapati Nina sedang terbaring tak sadarkan diri didekat pintu kamar mandi dengan bibir yang memucat. Fauzi sangat histeris saat itu karena dia mengira Nina sudah tiada.

Mereka segera melarikan Nina kerumah sakit terdekat. Kata dokter Nina mengalami mal nutrisi hingga badannya lemah dan pingsan. Saat itu Fauzi menyalahkan Iqbal atas ketidakpeduliannya pada Nina dan lebih mementingkan bisnis persetannya itu.

Saat Iqbal kembali, dia tidak mendapati Nina berada dirumah mereka. Lemari pakaian Nina juga sudah kosong. Iqbal langsung menelepon ibunya, tapi ibunya malah menjawab kalau dia tidak tahu apa-apa. Bagaimana dia bisa tahu? Dia tidaj pernah mengunjungi Nina sekalipun. Ebtah mengapa mertuanya itu seakan tidak peduli pada Nina.

Iqbal langsung memutuskan untuk pergi ke rumah Fauzi dan sesampainya disana Fauzi tidak menyambut Iqbal dengan baik. Dia sama sekali tidak mengizinkan Iqbal masuk kedalam hingga Iqbal tidak memiliki pilihan lain selain mendorong Fauzi dan berlari kekamar Nina. Dia menemukan Nina sedang tertidur dan segera memeluknya hingga Nina terbangun. Dengan lemah, Nina menepis tangan Iqbal dan bergeser menjauhinya. Hatinya sangat terluka, dia tidak ingin bertemu dengan Iqbal saat ini meski sebenarnya dia sangat merindukan laki-laki yang ada didepannya itu.

"Sudah kubilang, KELUAR!!" Teriak Fauzi lalu menarik kerah baju Iqbal.

"Kau tidak berhak melarangku!" Ujar Iqbal.

"Aku berhak! Karna aku adalah abangnya, dan dia.."

"Aku suaminya, dan aku berhak atas istriku!" sela Iqbal.

"Memalukan! Istri? Wanita yang kau sebut istri itu sudah mengajukan gugatan cerai. Jadi kuharap kau lebih tau diri jika bicara tentang hak mu!!

Darah Iqbal berdesir saat mendengar ucapan dari Fauzi. Nina menggugat cerai dirinya? Kenapa? Iqbal segera menatap Nina yang memalingkan wajahnya sambil menangis.

"Kau lihat? Apa adikku terlihat bahagia sekarang? Menyedihkan sekali."

"Apa benar itu, Nina? Tapi kenapa? Kenapa kita harus bercerai? Apa kita tidak bisa bicarakan ini lagi? Mengapa kau tidak memberikanku kesempatan?" Iqbal bertanya dengan nada yang lirih. Airmatanya mendesak untuk keluar hingga dia tidak bisa menahannya lagi.

"Pergilah!" ini kedua kalinya dia mengusir Iqbal.

Iqbal berusaha untuk mendekati Nina akan tetapi Fauzi segera menarik Iqbal keluar lalu mengunci pintu kamar Nina.

"Blaammmm!!" suara hempasan pintu membuyarkan lamunan Iqbal yang kian larut senada dengan larutnya malam ini.

"Maaf pak!" ujar seorang pasien padanya karena tak sengaja menghempaskan pintu. Dia berjalan menuju lift sambil membawa selang infusnya. Iqbal segera bangkit dari tempat duduknya. Dia heran, kemana pasien itu mau pergi? Bukankah sekarang sudah dini hari?"

"Anda mau kemana? Mengapa keluar malam-malam begini?" tegur Iqbal.

"Saya ingin kelantai bawah untuk mengambil minuman." jawabnya.

"Kenapa tidak minta tolong pada perawat disini?"

"Gak usah, mereka mungkin sibuk mengurus pasien yang lain. Lagian, saya bisa sendiri kok pak!" Iqbal tertegun dengan ketidakegoisan pasien itu.

***
Iqbal memilih untuk duduk kembali dan menenangkan dirinya namun gagal. Karena bayangan Nina terus menghampirinya. Sepertinya keputusannya untuk kembali ke Indonesia tidak tepat. Namun kondisi ibunya tidak memungkinkannya untuj segera kembali ke Jerman.

Iqbal merogoh saku celananya dan mengeluarkan kalung liontin. Dia membuka liontin itu, dan memandangi foto yang tertempel didalamnya. Itu foto Nina.

"Sudah 16 tahun, tapi kau tetap menguasaiku. Bagaimana kabarmu sekarang? Mungkin saja kau sudah bersuami dan memiliki banyak anak sekarang. Apa kau bahagia? Apa laki-laki itu memperhatikanmu lebih dariku? Apapun itu, aku rasa sekarang lah saat yang tepat untuk menyerah. Jadi, jangan menghantui fikiranku lagi."

Iqbal menuju tong sampah didekatnya dan berniat untuk membuang liontin itu. Saat tong sampah itu terbuka, Iqbal mengurungkan niatnya. Dia menatap liontin itu dengan perasaan kesal dan terluka.

"Sudah selama ini, tapi kenapa aku tetap mencintaimu??"

#tbc

*maaf, lama updatenya.. Need votes and comments.. Trims ya smuanya..

My Bride (Finished)Where stories live. Discover now