Aku harus benar-benar mencari tau apa yang. Akan terjadi nanti nya.
Setelah Kenina berfikir, akhirnya ia memutuskan untuk menghubungi friska. Friska mungkin berhak juga untuk tau tentang ini.
Kenina bangkit dari ranjangnya, mencari ponselnya yang masih berada didalam tasnya. Setelah mendapatkan ponsel tersebut, Kenina menarik nafas dalam dan menghembuskan nya dengan kasar.
"Hallo.. Friska bisa kita bertemu sekarang?... Ada yang ingin aku sampaikan.... Baiklah kita bertemu di Cafe Amor sekarang... Oke sampai jumpa. "
Kenina mematikan sambungan nya secara sepihak, ia segera bergegas. Tak perduli di luar cuaca sedang mendung dan kemungkinan akan segera turun hujan. Tapi bagi Kenina ia harus menyelesaikan ini semua.
*
"Hai.. Kamu udah lama? Maaf ya telat."
Orang yang ditunggu oleh Kenina sejak tadi akhirnya muncul juga.
"Gak masalah kok. Oke aku langsung aja ya.."
Kenina menceritakan semua yang pernah ia lihat tentang keanehan naura akhir-akhir ini. Dan Friska pun merasa seperti sama itu.
"Jadi? Kita harus apa sekarang?"
Tanya Friska, setelah Kenina menceritakan semua yang ia lihat dan dengar.
"Kita harus cari tau dulu siapa orang yang sering menghubungi Naura akhir-akhir ini, tapi siapa orangnya..."
Kenina berfikir sejenak, tapi pemikirannya sekarang tengah buntu. Tak menemukan jalan keluar.
"Bagaimana kalau kita ceritakan ini semua pada kak Satria, kita jelas apa yang terjadi. Kita juga bisa mengandalkan kak Satria. Dan mungkin itu adalah ide yang sangat bagus untuk mencari siapa orang yang berhubungan dengan Naura dan apa motif dari mereka."
Friska menyuarakan semua isi pemikirannya kepada Kenina, dan Friska berharap Kenina menyetujui ide nya itu.
Di lihat nya Kenina berfikir sejenak sampai ia memutuskan bahwa ia setuju dengan ide tersebut.
"Oke, kita laksanakan misi ini besok. Semoga ini tidak akan menaruh curiga terhadap siapa pun." ucap friska bersemangat. "Oh iya sekarang kita kerumah kak Satria, kita jelaskan semuanya."
"Oke baiklah, ayo kita berangkat sekarang. Kayak nya juga gak jadi nih hujan nya."
Mereka 'pun beranjak pergi dari cafe tersebut. Mereka berharap rencana mereka bisa berhasil dan tidak menaruh curiga terhadap siapa'pun.
Tapi mungkin rencana mereka akan hancur. Bahkan saat belum di mulai.
Karena...
Sedari tadi ada seseorang yang terus memperhatikan mereka dalam diam, dan mendengar kan semua pembicaraan mereka tanpa ada yang terlewati sedikit pun.
"Hallo.. Mereka sekarang sedang menuju kerumah satria... Haha iya memang mereka bodo.. Itu pasti akan mempermudah langkah anda... Oke baiklah."
Orang tersebut juga keluar dari cafe itu secara tergesah-gesah, ia pun menabrak sesorang yang hendak masuk cafe itu. Entah ia yang terlalu cepat berjalan atau orang itu yang tak memperhatikan jalannya.
"Eh maaf aku gak sengaja."
Orang yang menabrak nya'pun mengulurkan kan tangan mencoba membantu ia yang terduduk saat itu.
Ia menerima uluran tangan itu, dan tek sengaja ia mendongak kepala. Dan mereka saling menatap satu sama lain.
"Hah! Ternyata Naura?"
"Satria? " hanya itu respons Naura ketika ia melihat satria yang sangat terkejut. Ya... Mereka adalah Naura dan Satria.
"Aduh maaf ya, aku gak sengaja. Mau cepat-cepat pulang setelah dari sini."
"Oh ya gak apa-apa, ya udah aku duluan ya."
Naura mengatakan itu dengan wajah yang tertuduk malu dan juga.... Takut.
"Eh!" Satria menarik tangan Naura saat Naura sudah berjalan dua langkah. "Kamu bareng aku aja, aku cuma sebentar kok. Nanti aku antar kamu sampai rumah. Dan jangan menolak. "
Satria lalu menarik Naura masuk kedalam Cafe iu lagi.
Mereka sekarang sudah di dalam mobil Satria, Satria memang sudah lama tidak mengunakan mobil, apalagi setelah insiden yang lalu. Ia jadi malas mengunakan mobil.
Didalam mobil, tidak ada satupun yang memulai pembicaraan. Dan sampai pada akhirnya Satria lah yang memulai pembicaraan.
"Kita kerumah aku dulu ya, aku mau kasih kue ini untuk mama. Soalnya mama sudah lama ingin makan kue ini, jadi gak papa kan kita mampir dulu kerumah aku?"
Satria harap-harap cemas, takut Naura akan menolak.
"Iya gak papa. "
Hanya itu jawaban dari Naura dan tak ada lagi pembicaraan selanjutnya.
Satria bosan.
Ia tidak ingin didiamkan seperti ini, karena Satria merasa kalau Naura itu takut pada. Mengingat akan sikap nya pada Naura yang sangat tidak bersahabat.
Satria berfikir berteman juga tidak masalah, toh kelihatan naura itu berbeda. Naura baik.
"Maaf."
Satria mengucapkan kata itu dengan sangat jelas dan tegas. Tapi, bagi Naura itu adalah kata yang sangat ambigu.
Jadi Naura hanya menatap aneh Satria.
"Maaf, kamu bingung ya?" Satria tertawa sejenak lalu melanjutkan perkataannya. "aku minta maaf karena aku selalu mengangap kamu itu jahat sama seperti kembaran kamu. Tapi, aku salah. Kamu kelihatan nya orang baik. Jadi aku minta maaf karena meragukan kebaikan kamu."
Naura masih mencoba mencerna semua kalimat yang di ucapkan Satria, apa ini benar? Naura terus berfikir.
Satria angap aku baik. Apa itu benar?
Satria meminta maaf. Apa itu benar?
Kalau memang itu semua benar. Apa yang aku lakukan untuk nya itu juga benar?
Mencoba mencelakai nya. Apa itu benar?
Aarrrgghh!!!
YOU ARE READING
In Memory (On Editing)
Teen FictionKenina adalah seorang gadis cerita dan juga sedikit usil, mungkin sedikit dalam artian kenina adalah amat sangat usil. Kisah kenina dimulai saat ia di keluarkan dari sekolah lamanya karena ia tidak sengaja men-jahili guru yang termasuk guru killer...
memory*14
Start from the beginning
