Come Late Again!

8.9K 308 15
                                    

Aku segera melangkahkan kedua kakiku dengan cepat ketika aku telah sampai di sebuah halte yang tidak terlalu jauh dari gedung sekolahku.
Suasana di sekolah sudah terlihat sepi dan aku yakin bahwa hari ini, aku pasti telat masuk lagi! Sial!

Sesuai dugaanku, bel masuk pasti sudah berbunyi dari tadi. Terbukti dengan gerbang sekolah yang sudah ditutup rapat-rapat. Aku menghembuskan nafasku dengan kasar. Hari ini untuk kesekian kalinya, mau tidak mau aku harus melakukan aksiku lagi dengan memanjat dinding samping sekolah.

Dengan sangat hati-hati, aku memanjat dinding sekolah ini sambil berdoa semoga aksiku kali ini tidak ketahuan oleh guru siapapun.
Melalui dinding ini, aku bisa langsung sampai di lapangan basket sekolah. Dengan begitu, aku bisa dengan cepat memasuki pintu utama gedung sekolah yang terletak di samping lapangan.

Aku menghembuskan nafas lega setelah kedua kakiku berpijak di atas lapangan basket sekolah yang cukup luas ini. Apalagi setelah tau bahwa tidak ada satu guru pun yang melihat ataupun memergoki aksiku ini.

Aku kembali melangkahkan kakiku menuju pintu utama gedung sekolah. Ketika aku hampir sampai di depan pintu utama itu, tiba-tiba seseorang memanggil namaku dengan suara lantangnya. Suara yang tidak asing lagi di telingaku.

"Im Na Yeon!!" Aku segera berbalik ketika mendengar pria paruh baya itu memanggil namaku dengan lengkap. Jujur saja, perasaanku mulai tidak enak sekarang.

"Kim-saem..." kataku pelan. Kim-saem segera menghampiriku dengan ekspresi wajah yang hampir sering kulihat ketika aku kepergok telat olehnya. Aku meringis ketika Kim-saem mulai menjewer telinga kananku dengan cukup keras.

"Sepertinya kau sangat suka dihukum seperti ini. Ayo ikut aku ke ruang konseling!" Kata Kim-saem. Aku berjalan dengan kaki yang sedikit berjinjit dan juga telinga yang masih dijewer olehnya.

Aku bersyukur karena kali ini, tidak ada satu murid pun yang melihatku di seret sambil dijewer seperti tadi. Yah.. meskipun telinga kananku memerah dan mulai terasa perih.

Aku memandang sekeliling ruangan bercat coklat muda ini sambil menunggu Kim-saem yang tengah mengambil selembar kertas di dalam laci.

"Sekarang tulis permintaan maafmu di kertas ini sampai penuh. Kau tidak boleh kembali ke kelas sampai kau menyelesaikan ini. Kalau kau sudah selesai, temui aku di ruang guru."

"Ne.. saem." Aku mulai mengeluarkan alat tulisku dan menulis permintaan maaf dengan cepat di kertas ini. Tentu saja aku melakukannya dengan cepat karena aku tidak ingin ketinggalan pelajaran lebih lama.

Sudah lima belas menit aku berada di ruang konseling. Tetapi aku baru menyelesaikan tulisanku setengah halaman. Masih ada setengah halaman lagi yang harus aku selesaikan. Ku renggangkan otot-otot tanganku yang sudah mulai terasa pegal. Namun, suara pintu yang bergeser membuatku kembali melanjutkan tulisanku. Aku berharap, semoga Kim-saem tidak kembali mengomeliku karena belum juga menyelesaikan permintaan maafku ini.

"Sudah ku duga kau pasti ada disini."

Aku menghentikan aktivitasku ketika mendengar suara itu. Suara itu bukanlah milik Kim-saem. Melainkan milik Kyungsoo. Sahabatku sejak aku masih belajar mengendarai sepeda roda tiga.

"Kyungsoo-ya!" Ucapku sambil tersenyum senang ketika melihat kyungsoo yang masih berdiri di ambang pintu dengan senyuman khasnya.

"Kau kelihatan senang sekali ketika aku datang. Aku tau, kau pasti sangat merindukan wajahku yang tampan ini kan?" Aku terkekeh mendengar ucapan Kyungsoo yang sangat percaya diri itu. Kemudian dia mengambil selembar kertas yang ada di bawah telapak tanganku. Sedetik kemudian, dia tertawa geli melihat tulisan permintaan maafku yang tertera di kertas putih itu. Hhh.. pasti dia kembali menertawakan tulisanku!

Beautiful Days [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang