"Itu juga aku yang paksa yang. "

"Oohh..."

Mereka berdua berbincang sejenak sampai suara bel cafe berbunyi tanda bahwa ada pengunjung datang.

"Eh.. itu kak Sat datang yang. "
Friska memberi tau pada Fino karena Fino memang membelakangi pintu masuk.

Fino menoleh kebelakang dan melambaikan tangannya.

"Oy! bang Sat, sini."

Dan setelah ucapan Fino itu terlontar,  Fino mendapatkan cubitan maut ditangannya.

"Aduh!!  Sakit yang. "       Lirih Fino saat itu.

"Abisnya kamu gak berubah-rubah sih, selalu begitu. "

Fino ingin membela diri tapi bukan pembelaan yang keluar dari mulutnya, tapi sebuah ringisan lagi.

"Sakit bang! "

Fino mengusap kepalanya yang terasa sakit karena mendapat  jitakan yang berasal dari Satria.

" Abisnya kamu gak berubah-rubah sih, selalu begitu. "       ucapan Satria sama persis seperti ucapan Friska.

Fino hanya memajukan bibir nya lucu tapi tetap terlihat tampan dan keren.
Dan Maura yang hanya diam dari tadi ikut tertawa melihat Fino seperti itu.

"Maura tumben gak ngejek gue juga. "
Gerutu Fino yang masih merasa kesal.

"Hahaha, enggak deh Fin. Entar lo malah langsung pulang deh. "

Fino hanya memutar bola matanya jengah.
Dan seterusnya mereka berbincang seru, orang-orang yang melihat keakraban mereka ber-empat mungkin akan berfikir kalau mereka sahabat sejati yang tidak pernah saling menyakiti.

Tapi nyatanya tidak, salah satu dari mereka hanya terpaksa tersenyum bahagia.
Ia memendam rasa iri  yang sangat dalam.

Maura. Orang nya Maura.
Dan Friska orang yang sangat di benci oleh Maura. Kenapa?

Karena Friska seolah sangat sempurna dimata Maura, orang tua yang harmonis Bersamanya dan pacar yang sangat menyayangi nya.
Itu yang membuat iri seorang Maura terhadap Friska.

Dan terutama dia juga mencintai Fino, kekasih nya Friska. tapi Fino tidak pernah ingin melihat nya.

Dan rasa bosan melanda hati Maura saat itu, dan dari semenjak itu lah Maura ingin mengambil semua kesenangan yang ada di diri Friska.

Dan niat berawal dari ingin merebut Fino, dan ingin menjadi kan Fino kekasih nya.

"Emm..  gue pulang ya udah sore nih."
Ucap Maura dan beranjak dari tempat nya.

"Eh! lo pulang bareng abang aja. "
Itu Fino yang berbicara, dia menawarkan kan Maura pulang bersama abang nya.

Satria menatap Maura sejenak, Satria Orang yang sangat cuek.

"Gak!  Gue mau ketoko buku dulu dan gue gak langsung pulang dari sana terus gue pulang nya malem. "

Satria juga langsung beranjak dari tempat nya dan pergi meninggalkan mereka bertiga.

"Udah gue naik taksi aja."      Maura kembali bersuara ketika mereka bertiga hanya menatap diam kepergian satria.

"Eh! enggak deh, lo pulang bareng kita aja, gue juga capek mau pulang."
Ucapan Friska langsung di iya kan oleh Fino.

terima kasih Friska, karena ajakan lo ini mempermudah aku merebut Fino.
Batin maura saat itu.

Dan mereka pun pergi dari Cafe itu.

"Daah yang, hati-hati ya di jalan, dan antar Maura sampai dirumah nya dengan selamat. "

Ucapan Friska hanya di tangapi sebuah senyuman sayang oleh Fino, dan senyuman terpaksa dari Maura.

Friska sudah masuk kerumah nya, tapi mobil Fino masih belum jalan juga.

"Kenapa Fin? "   tanya Maura heran.

"Berasa jadi supir deh gue kalo lo ada di belakang."

Ucapan Fino sontak membuat maura tertawa.
"Iya deh gue pindah kedepan."

Dan setelah Maura pindah ke kursi depan ketika itu lah juga mobil Fino melaju.

Hening..
Tapi itu tidak berlangsung lama.

"Fin.. Boleh aku minta sesuatu dari kamu? "
Maura membuka suaranya.

"Minta aja kali Ra gak papa, emang kamu mau minta apa? "
Fino masih santai seperti biasa, ia tetap fokus pada jalan raya yang saat ini tengah senggang.

"Aku mau kamu putus dengan Friska, dan aku mau kamu jadi pacar aku."

Tidak ada keraguan dari ucapan maura saat itu, dan setelah mendengar penuturan dari Maura sejenak Fino kaget,  lalu Fino tertawa.

"Kamu ngomong apa sih? Kamu tau kan kalau aku itu cinta banget sama dia, gak mungkin lah aku pisah sama dia, kamu mau ngelucu aja. "
Dan masih dengan tawanya Fino mengatakan itu.

"Aku gak lagi ngelucu Fino!! Aku benci sama Friska dia itu seolah dapat semua kesenangan, sedangkan aku selalu dapat kesedihan!! "

Emosi Maura mulai tersulut, tapi fino masih tidak menangapi serius.

"Pokoknya aku mau kamu putus sama dia!! Aku itu cinta sama kamu Fino!!"

Fino tersentak mendengar pengakuan dari Maura, dan itu membuat emosi Fino mulai tersulut juga.

"Cinta??! Kamu cinta aku? Gak! Kamu pasti bercanda, dan walaupun itu benar aku gak akan melepas Friska demi kamu!! "

Perkataan Fino sangat tajam menurut Maura, dia sakit hati, dia Cemburu, dan dia Iri.

"Kalau kamu gak mau putus dengan Friska, oke!  Gak apa-apa! Tapi kamu harus jaga di baik-baik karena nyawanya pasti tidak akan selamat! "

Emosi menguasai mereka bedua di dalam mobil itu. Maura terus memberontak. Ia tidak menyerah begitu saja. Walau sudah mendapatkan berbagai ancaman dari Fino.

"Oke!!  Kalau kamu gak bisa jadi milik aku, berarti orang lain juga gak bisa miliki kamu,  termasuk Friska!!. "

Dan dari situlah maura mengacaukan konsentrasi menyetir Fino, sehingga Fino tidak bisa melawan maura.

Mobil yang di bawa Fino oleng kekanan dan kekiri, tapi untung bagi Fino saat itu jalanan sepi, tapi Maura masih tidak menyerah dan terus memberontak dan menganggu Fino menyetir.

Hingga di sebuah tikungan juga terdapat mobil yang melaju berlawanan arah, mobil itu juga disetir dengan tidak baik.

Dan akhirnya tabrakan maut itu tidak terhindarkan. Fino, Maura, dan juga pengendara mobil itu mengalami kecelakaan yang parah.

Fino masih sempat dibawa kerumah sakit, tapi sayang semua terlambat. Sebelum sampai di rumah sakit Fino sudah meninggal.

.
.
.

In Memory (On Editing)Where stories live. Discover now