"Lo serius ke aca?" -- "hm" ucap reno, "kalau gitu buat dia cinta ke lo, jangan nyakitin dia kaya gue nyakitin dia" kata ragil "gue percayain kaysa ke lo" sambung ragil menepuk pundak reno dan pergi keluar dari ruangan.

-----

"Lo kapan bangun nya sih?" ucap reno frustasi, "udah malam tidur siang lo kelamaan, ayo bangun" katanya menoel noel pipi kaysa.

"Belum sadar juga ya?" ucap devan yang baru saja datang, reno hanya mengangguk.

Tak lama kemudian, jari jari tangan kaysa bergerak.

Ia membuka kelopak matanya perlahan, membuat reno dan devan mendekat kearahnya, kaysa menerjap nerjapkan matanya.

"Reno" ucap kaysa pelan "devan" sambungnya lagi.

"Iya ini kita, tunggu sebentar lo jangan banyak ngomong dulu gue panggilin dokter" ucap devan lalu memanggil dokter.

Setelah diperiksa oleh dokter, kaysa juga dinyatakan sudah stabil kembali, dan ia masih heran mengapa ia ada disini.

"Gue kenapa?" tanya kaysa.

"YaAllah lo gak tau ya, lo itu kecelakaan buat khawatir tau gak" kata devan.

Kaysa seperti mengingat ingat kembali, "oh iya gue inget, gue lari trus ada mobil nabrak gue dan gue gatau apa apa lagi" ucapnya.

"Lain kali jangan lari larian alay lo" ucap revan yang sudah ada dibalik pintu.

Kaysa mengerucutkan bibirnya "marah marah mulu" ucapnya pelan.

"Kakek kakek" bisik reno pada kaysa, lalu kaysa tertawa.

Revan mendekat memberikan kaysa sebuah boneka tiger "nah" ucap revan menyodorkan boneka itu.

Biasanya mata kaysa akan selalu berbinar melihat boneka tiger, tapi mata kaysa fokus pada wajah revan.

"Lo berantem lagi ya?!"

"Engga"

"Lo bohong, ini apa?!" ucapnya menyentuh luka diwajah revan.

Revan menyeringis "sakit, gue jatuh dari motor" jawabnya, "gue bukan anak kecil yang bisa dibegoin tau" kata kaysa.
"Lo juga bukan orang tua yang beranak empat tau" kata revan lalu mencubit hidung kaysa.

Semuanya tertawa, lalu pintu kembali terbuka. Menampakkan ragil yang sedang menenteng roti dengan mentega.

"Lo udah sadar?" kata ragil lalu berjalan kearah kaysa.

Kaysa terdiam melihat ragil, ayoo ca biasa aja, jangan kebawa perasaan ucap kaysa pada dirinya sendiri.

Kaysa hanya mengangguk kan kepalanya.

"Nih buat lo" ucap ragil lalu memberikan roti itu kepada kaysa.

"Eh eh, tunggu dulu. Muka revan ada luka luka, bang ragil juga. Kok samaan?" kata devan.

Lalu ragil memalingkan wajahnya "revan jawab gue dengan jujur" kata kaysa menatap tajam kearah revan.

"Jangan bilang lo yang mukulin bg ragil?" kata kaysa.
"Dan lo bang, lo berantem ya sama revan?!"

Mereka yang ditanya hanya diam

"Gue bener ternyata" ucap kaysa sinis.

"Ca, gue minta maaf soal tadi" ucap ragil "harusnya kita gak berantem siang itu" tampak raut wajah penyesalan dari ragil.

"Udahlah lupain aja, gue juga minta maaf" balas kaysa.

Tiba tiba pintu kamar terbuka, dan tampakla sosok adam dengan wajah cemasnya.

"Ca, kamu gak kenapa napa kan nak?" ucap adam yang langsung menyentuh kedua pipi kaysa "mana yang sakit? Anak daddy gak kenapa napa kan nak?" tanya adam berkali kali.

"Kaysa gak kenapa napa daddy" jawab kaysa, lalu adam memeluk kaysa sesekali mencium pucuk kepala anaknya itu "daddy takut kehilangan kamu, kamu jangan kaya gini lagi" ucap adam yang membuat kaysa tersenyum.

"Bukannya om datangnya besok ya?" tanya devan -- "iya aturannya gitu, tapi kaysa lebih penting" jawab adam.

"Daddy?" panggil kaysa.

"Iya nak, daddy disini.." jawab adam-- "maafin kaysa"

"Gak papa, yang penting kamu sembuh dulu" ucap adam lalu kembali memeluk kaysa.

-------

Kay POV

Silaunya cahaya matahari pagi menyentuh kulit wajahku, aku terbangun pagi ini dengan sedikit nyeri dikepalaku.

Ku lihat daddy yang tidur disamping ranjang rumah sakit, iya tertidur dengan duduk dan meletakkan kepalanya didekat samping ranjang, wajah daddy kelihatan lelah aku sedikit sedih melihatnya.

Mataku meyapu seluruh ruangan rumah sakit ini, aku terkejut melihat seseorang yang sedang tertidur disofa diujung ruanganku.

"Reno" ucapku.

"Kamu udah bangun?" ucap daddy -- "daddy, kok?" ucap kaysa pada daddynya sambil melihat kearah reno.

Adam mengangkat bahunya "ngotot dia nya, udah daddy suruh pulang gamau" ucap adam.

"Oh" aku hanya ber-oh ria.

"Yaudah daddy cari sarapan dulu ya" ucap adam mengelus pucuk kepalaku lembut, aku hanya menanggukkan kepalanya.

Mataku masih menatap reno yang sedang tertidur pulas, tah kenapa senyum terkulum dari bibirku.

*
Reno menggerakkan badannya, ia membuka matanya. Kaysa yang menyadari itu kembali berpura pura tertidur.

Drtt...
Drtt...

Suara telpon reno.

"Iya kenapa pa?" ucap reno pada seseorang disebrang sana.

"......"

"Iya reno pulang" jawaban reno.

Kaysa membuka matanya mengintip reno, tampak wajah panik dari reno.

Reno berjalan kearah kaysa.

"Lo masih tidur juga ya, banyak banyak istirahat. Gue mau ngurus masalah gue dulu. Lo baik baik ya, gue sayang lo" ucap reno mengelus lembut kepala kaysa tanpa sadar kalau kaysa hanya pura pura tertidur.

Dengan segera reno keluar dari ruangan, kaysa membuka matanya dan melihat reno yang keluar.

"Semoga lo baik baik aja no"

Oke aku tau ini gaje, pendek ndak asli gajeeeee.

But vote yaaa
22:16







Stuck on youWhere stories live. Discover now